Merci

DIBALIK ULANG TAHUN

Ada satu kata selain putus cinta yang membuat rasa sakit yang begitu dalam, yaitu. Kecewa.

~ Four ~

...🖤🖤🖤...

Air mata Cassea seolah tidak bisa berhenti saat melihat ayah yang dia sayangi diam-diam, lebih memilih anak tirinya dari pada dirinya.

Zach yang kini sudah membawa kotak kue milik Cassea, dia melihat wajah Cassea yang terlihat kesakitan dalam dan luar. Kini Cassea sudah dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans, sementara Zach juga segera mengikutinya dari belakang menggunakan mobil miliknya.

.

.

.

"Ayah.." Lirih Cassea di sela-sela tangisnya, tubuhnya gemetar begitupun dengan hatinya. Bukankah cinta pertama seorang anak perempuan adalah ayahnya?!

Sedangkan Khey menuju rumah sakit dengan menggunakan mobil sendiri bersama sang ayah dan ibunya yang ada di sampingnya saat ini.

Hingga beberapa jam perjalanan, Cassea sudah sampai lebih dulu. Perawat yang ada disana segera membawanya ke ruangan untuk diperiksa. Sementara Khey dan yang lain baru saja sampai.

Di dalam ruangan yang penuh dengan alat-alat medis, Cassea tengah berbaring sembari menutupi kedua matanya yang basa dengan menaruh lengan tangan kanan di wajahnya, dan menahan rasa sakit. Dari arah pintu, seorang dokter masuk untuk memeriksa kaki kanan Cassea. Dokter merasa bahwa pasiennya tengah menahan rasa sakit karena kakinya, padahal tidak.

"Jangan khawatir, ini hanya patah tulang biasa. Mungkin satu minggu sampai dua mingguan kau bisa berjalan normal lagi!!" jelas dokter itu kepada Cassea.

Cassea hanya diam saja, dia memilih menerima semua yang disarankan dokter dan perawat itu. Selesai memeriksa dan memberi perban pada kaki Cassea, dokter serta perawat tadi pamit keluar untuk memeriksa pasien yang lainnya.

Kini di ruangan hanya ada seorang wanita yang duduk meratapi nasibnya. Cassea melihat perban yang ada di kaki kananya, perlahan dia mencoba menggerakkan dengan sangat pelan.

Zach yang sudah sampai di depan pintu ruangan Cassea, lagi-lagi dia melihat Lowray baru saja keluar dari ruangan Khey. Melihat itu, Zach berniat mengikutinya dan memberikan kotak kue Cassea kepada salah satu perawat yang ada disana untuk memberikannya kepada Cassea lebih dulu.

Perawat itu masuk dan memberikan kotaknya kepada Cassea, sementara Zach masih diam-diam mengikuti ayah Cassea. Wajah Lowray yang sudah tercantum di foto dan sasaran tugasnya.

Perlahan Cassea membuka kotak itu, dia melihat kue yang awalnya sangat indah dengan tulisan THANK YOU DAD. Kini sudah hancur sampai ke hatinya. Cassea menancapkan satu lilin kecil untuk merayakannya sendiri, meski kue itu sudah hancur, namun cinta kepada ayahnya masih utuh. Dengan senyuman tipis yang saat ini menemaninya sendiri.

"Happy birthday to me! Happy birthday to me! Happy birthday for Cassea...! Wish you happiness!" Cassea menyanyikan lagu ulang tahun nya sendiri dengan senyuman air matanya. Perlahan dia mulai meniup lilin-lilin tersebut hingga padam, lalu Cassea memotong satu potong untuk dimakannya.

"Selamat ulang tahun Cassea, ini untuk mu!" Ucap Cassea lalu menggigit kecil potongan tadi. Dengan bercampur senyum dan kesedihan serta air mata yang tak mau berhenti menemaninya, wanita itu melakukannya.

"Dan ini untuk ibu!" sekali lagi dia menggigit kue untuk ibunya.

"Ini untuk- Ayah!" ucapnya lagi.

...🍂🍂🍂...

Paris 29 Maret 1998.

Seorang anak baru saja bangun dari tidurnya. Dia adalah, Cassea! Kini Cassea beserta ayah dan keluarga barunya, resmi tinggal di kota Paris. Dengan bergegas gadis kecil itu meraih sebuah kalender kecil, membuat dirinya tersenyum lebar seraya melonjat penuh girang.

Tanpa mandi, Cassea langsung turun menuju ruang kerja ayahnya. Dia sudah menebak bahwa ayahnya mungkin berada di ruang kerjanya.

CKKLEK. Pintu terbuka, Cassea melihat ayahnya yang tengah berdiri sambil mengenakan jas kerjanya berwarna hitam. Dengan penuh senyuman, gadis itu berjalan mendekati ayahnya, yaitu Lowray Chadwick! Melihat akan keberadaan sang putri, Lowray mulai bertanya, "Ada apa Cassea?"

"Ayah! Hari ini ulang tahunku, apa bisa kita merayakannya di taman bermain? Bersama teman-teman ku!" tanya polos Cassea yang berharap besar ke ayahnya dengan senyuman lebar.

"Ayah tidak bisa, ayah sibuk! Lain kali saja." Jawab Lowray mengusap pucuk rambut Cassea, seraya berjalan pergi meninggalkan Cassea yang masih merasa sedih akan jawaban ayahnya.

29 Maret 1999.

Cassea mendatangi ayahnya yang berada di kamarnya. Setelah selesai bersiap pergi ke sekolah, gadis itu langsung mendatangi sang ayah.

Di dalam kamar, Cassea melihat ayahnya berdiri bersama ibu tirinya. Kedua orang itu awalnya tenga berbincang, namun Emma melihat kedatangan Cassea, membuat dua orang dewasa itu berhenti berbincang.

"Ayah, apa kita akan mengadakan pesta ulang tahunku?" tanya Cassea.

"Tidak bisa, pekerjaan Ayah masih banyak." Sama seperti tahun kemarin, jawaban Lowray tetap sibuk bekerja.

Cassea berjalan keluar dengan sedih, sementara Emma hanya diam saja tanpa berkutik.

29 Maret 2000.

"Ayah, apa ayah masih sibuk? Hari ini ulang tahunku! Ayo kita merayakannya bersama-sama Ayah!" ajak Cassea.

"Pekerjaan Ayah sangat banyak. Kau bisa mengajak Khey! Mengerti." Jawab Lowray berjalan pergi begitu saja.

29 Maret 2003.

"Ayah-" Belum selesai bicara, Lowray sudah mengerti perkataan Cassea.

"Ayah tidak bisa. Lebih baik kau fokus belajar. Jangan pikirkan tentang ulang tahun lagi! Karena Ayah tidak bisa." Tegas Lowray membuat Cassea sakit hati, dan memilih diam.

8 Agustus 2005.

Di sebuah rumah yang megah milik keluarga Chadwick. Sebuah hiasan yang sangat indah menyelimuti ruangan tersebut. Bahkan orang-orang disana jugalah banyak, sehingga begitu ricuh.

"Happy Birthday to you! Happy birthday to you! Happy birthday for Kheysa! Happy birthday to you!" sorak dari teman-teman serta Emma yang sangat bahagia.

Ya! Hari ini adalah hari ulang tahun Khey, dimana hari bahagia itu di lakukan dengan sangat besar-besaran. Dari arah atas, Cassea hanya melihat dengan air mata bercucuran keluar. Ia melihat kue yang begitu besar dan indah, teman-teman yang ramai serta hadiah yang begitu banyak dan hiasan cantik melekat. Cassea melihat senyuman tipis terukir di wajah ayahnya. Selama ini Cassea meminta hal yang sama seperti Khey, namun ayahnya selalu beralasan sibuk.

Apalagi yang bisa Cassea lakukan selain menarik napas panjang dan pasrah.

Wanita itu hanya bisa melihat dari kejauhan, sambil menangis. Dia juga berusaha untuk tidak membenci ayahnya ataupun keluarganya.

29 Maret 2006 - 2009.

Setiap tahun di hari ulang tahunnya. Cassea berhenti meminta ataupun bicara soal hari ulang tahunnya kepada ayahnya. Dan setiap tahunnya, ia memilih merayakannya sendiri dengan membeli sebuah kue kecil, bahkan tidak bisa disebut kue ulang tahun. Cassea tahu, bahwa ayahnya tidak suka merayakan hari ulang tahunnya karena, hari itu bertepatan dengan hari dimana perceraian yang selalu mengingatkan akan penghianatan yang dilakukan oleh ibu kandung Cassea.

...🍂🍂🍂...

Air mata mulai menetes kembali, Cassea menaruh kue yang tadinya dia pegang dan tidak berselera lagi. Kini tangisan itu menjadi-jadi, Cassea tidak menyadari bahwa Zach melihatnya dari arah pintu yang terbuka sedikit.

Zach mendengar nyanyian Cassea yang merayakan ulang tahun dengan seorang diri, dia juga melihat wanita ceria itu, kini meneteskan air matanya untuk pertama kalinya.

Mendengar suara langkah kaki, Cassea segera mengusap air matanya dan berhenti menangis. Matanya membulat saat melihat Zach datang menjenguk dirinya. Zach duduk di sebuah kursi yang ada di samping Cassea, dia terdiam melihat kue yang sudah hancur dan terpotong separuh.

Tanpa disuruh, Zach langsung mengambil potongan yang masih tersisa. Tanpa rasa ragu dan jijik Zach memakan kue bekas gigitan Cassea dengan lahap. Cassea tersenyum tipis saat melihat pria yang masih sibuk dengan urusan makannya. Tapi dia sangat senang karena masih ada seseorang yang peduli dengannya.

"Kau menangis?" tanya Zach yang pura-pura tidak tahu.

"Tentu saja tidak! Sudah aku bilang, aku tidak pernah menangis, karena aku adalah Cassea, si gadis periang!!" Jawab Cassea tersenyum lebar kembali namun menunduk untuk menghindari kontak mata. Zach hanya melihat wajah Cassea dengan tatapan seperti biasanya.

Di Dalam Ruangan Khey.

Dahi Khey juga sudah diobati, Emma yang sedari tadi merasa khawatir, hingga dirinya tidak mau pergi kemana-mana. Sedangkan Lowray juga duduk disebelah Khey dengan wajah tegasnya.

"Bagaimana kalian berdua bisa tertabrak bersamaan?" tanya ayahnya dengan suara tegas dan besar.

Sebelum menjawab Khey sempat menoleh ke arah ibunya dengan sebuah anggukan dari keduanya.

"Sebenarnya, Cassea sengaja berjalan ketengah-tengah jalanan, supaya dia tertabrak. Tapi aku tidak bisa melihat itu, jadi kami sempat bertengkar di jalan, sampai Cassea mendorongku ke tepi." Jelas Khey perlahan.

"Kenapa Cassea ingin menabrakkan diri sendiri?" tanya Lowray lagi.

"Karena dia merasa cemburu padaku, dan juga merasa kalau ayah hanya ayahnya saja, bukan ayahku. Mungkin karena ayah memberinya selamat untuk kali pertamanya pada Cassea." Jelas Khey Lagi.

Khey terus berbohong dan terus menyalahkan Cassea atas semua yang dia perbuat. Sebenarnya Lowray tidak percaya, karena dia sangat mengenal putrinya itu, namun Lowray terus di desak oleh Khey dan juga Emma yang selalu mengingatkannya dengan mantan istrinya yang sudah berkhianat itu, membuat amarah Lowray kembali lagi.

"Kau tidak ingin menjenguk Cassea?" tanya Emma, istrinya.

"Tidak perlu, biarkan dia merasakan kesalahannya." Jawab Lowray yang pergi pamit kembali ke kantor sendirian.

...***...

Di ruangan Cassea. zach sudah meyakinkan Cassea hingga Cassea sudah mau bercerita kepada Zach.

"Setelah ayahku menikah dan memiliki keluarga baru. Aku sebagai anak kandung merasa terasingkan di rumah ayahku sendiri." Jelas Cassea sambil menahan air matanya.

"Semua yang aku lakukan, meski itu benar tetap saja salah dimata ayahku. Dan kesalahan yang adikku perbuat, seolah aku yang menanggungnya." Lanjut Cassea.

Tidak lama Cassea dan Zach yang awalnya serius, kini Cassea kembali tersenyum, sementara Zach masih dengan wajah sedihnya. Melihat Zach terus menatapnya dengan serius, senyum Cassea menghilang, kini kedua orang itu saling menatap satu sama lain tanpa ekspresi.

Cassea menunduk berusaha menutupi matanya yang mulai terlihat berkaca-kaca seraya menggigit bibir bawahnya, hingga menyadarkan Zach kembali.

"Apa kakimu sudah lebih baik?" tanya Zach beralih ke cerita lain, karena tidak ingin melihat wanita menangis.

"Iya. Tapi... Aku akan menginap saja disini, sampai Satu Minggu." Jawab Cassea.

Tanpa bertanya lagi Zach sudah tahu alasan Cassea tidak mau pulang dan lebih memilih nginap di rumah sakit dengan alasan kesembuhan kakinya.

...📖📖📖...

("Saat itu, aku baru tahu separuh dari ceritamu. Tapi kenapa harus menutupi kesedihan dan menahan tangisan yang membuatmu merasa sesak seorang diri.....")

...📖📖📖...

Paris - Kediaman Keluarga Chadwick.

Hari yang sudah menjelang sore, dengan awan hitam yang menandakan hujan akan turun dengan deras di Paris.

Lowray yang baru saja pulang ke rumah, salah satu penjaga disana memberikan sebuah surat lagi kepada nya. Lowray dikejutkan lagi saat melihat nama dari orang yang mengirimnya untuk Cassea. Dan orang itu tidak lain adalah ibu kandung Cassea yang masih ingat dengan ulang tahun putri tercintanya.