perkenalkan namaku Amalia Ayunda Damanik biasa di panggil Ayunda aku mengalami kecelakaan yng sangat hebat hingga menyebabkan ke butaaan dia saat keadaan ku sedang tidak baik baik saja ternyata aku orang orang terdekat ku berusaha menyingkirkan aku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arieella Siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
karma
Waktu berlalu begitu cepat kini waktu yang di tunggu tunggu oleh Fika pun datang juga saat ini di hadapan awak ,media fika sangat bahagia
“bagiamana nyonya Magdalena apa semua sudah siap” tanya fika
“sudah”jawab Magdalena
“baguslah sebentar lagi kita akan memulai nya"
“iya”
dua jam berlalu kini fika sudah duduk di hadapan semua para awak media dan di dampingi oleh pihak kepolisian dan Magdalena selaku pengacara dari Fika sebelum Fika melakukan jumpa pers pihak kepolisian yang terlebih dahulu untuk melakukan jumpa pers satu jam berlalu akhirnya Fika di berikan kesempatan untuk memberikan tanggapan Nya
“selamat pagi semuanya perkenalkan nama saya fika damanik di sini saya ingin meluruskan atas berita yang berada di luaran sana disini saya bukan merebut suami kakak saya yang seperti beredar di luaran dan saya juga tidak ikut campur dalam rencana pembunuhan kakak saya amelia ayunda damanik mana mungkin saya melakukan hal itu semua di sini juga saya merupakan seorang korban saya berani berjanji tidak tahu apa apa ini semua rencana papa Luis damanik disini kami berdua saya dan Edwin hanyalah alat untuk melakukan semua rencananya saya benar benar minta maaf atas sikap saya kepada kakak saya ayunda saya melakukan hal itu dengan terpaksa” ucap fika sambil menundukkan kepala
Salah satu wartawan pun mengajukan beberapa pertanyaan yang menurut mereka itu tidak masuk akal
“nona fika jika memang ini semua karena rencana tuan luis apa motif beliau ingin menghabisi putrinya kandung nya sendiri bukan kah alasan anda sangat tidak logis" ucap salah satu wartawan di situ
“ya memang terdengar tidak logis tetapi ini kenyataan karena dia ingin menikah lagi karena kakak saya tidak memberikan izin jika papa luis menikah lagi”
“apa nona fika bisa membuktikan perkataan nona fika”
Di situ fika hanya diam karena dia bingung harus memberikan bukti apa kepada semua orang karena Fika tidak ada bukti apapun yang membenarkan pernyataan dirinya
saat fika kebingungan ayunda pun datang bersama dengan alvian dan luis tidak lupa beberpa anak buah alvian pun ikut mengawal mereka bertiga
“kamu pasti bingung kan jika di suruh memberikan bukti apa kepada pihak wartawan karena memang apa yang kamu katakan itu semuanya tidak benar fika kenapa kamu tidak berubah setelah mendekam di dalam tetapi perbuatan mu semakin menjadi jadi kamu itu masih saja mau di jadikan alat oleh edwin dan keluarga nya pasti kamu tidak tahu kan jika semua perhiasan mu yang ada di kamar milik mu telah di ambil oleh ibu edwin “ ucap ayunda
Mendengarkan pernyataan dari ayunda Fika mematung dan dia berusaha tidak percaya
“tidak mungkin jangan mengada ngada kamu"
“apa kamu perlu bukti “ ucap Ayunda sambil tersenyum remeh kepada fika
“pak ini silakan di putar “ ucap ayunda sambil memberikan sebuah flashdisk kepada pihak kepolisian
Pihak kepolisian pun segera memutar rekaman video yang telah di berikan oleh ayunda di sana
Semua wartawan pun mengambil video dan memfoto semuanya di sana hanya melihatkan proses dimana ibu edwin mengambil semua perhiasan milik fika
Setelah melihat hal itu fika pun teriak penuh dengan emosi
“tidak tidak mungkin itu semua bohong Edwin kamu kurang ajar aku sudah menuruti semua kemauan mu Edwin " teriak Fika penuh dengan histeris
Saat kondisi sudah tidak stabil fika pun di bawah masuk ke dalam penjara dan di sana pihak wartawan pun bubar atas perintah anak buah alvian setelah menunggu satu jam kini luis dan Ayunda berada di dalam ruangan kepolisan
“tuan luis ada yang ingin saya sampaikan”
“ada apa “
“sebentar biar saya panggilkan orang yang lebih ahli hal ini"
“silakan”
Tak lama terdengar suara ketukan dari luar
“masuk”
“permisi pak “
"duduklah"
"terimakasih pak"
“ya bagiamana”tanya kepala lapas
“setelah kami melakukan pengecekan sepertinya nona Fika mengalami depresi dan dia harus di pindah kan ke rumah sakit jiwa jika tidak takutnya dia kan melukai napi yang lain” ucap dokter yang berada id lapas tersebut
“bagaiman tuan luis”
“apa itu benar “
“benar tuan kami berani bertanggung jawab”
Alvian yang semula diam akhirnya ikut angkat bicara dia tidak ingin cinta pertamanya terluka kembali
“apa dokter bisa menjamin jika sampai ini hanya sebuah permainan maka kalian semua berhadapan dengan saya kalian kenal saya kan saya bisa meratakan lapas ini dan saya juga bisa dengan mudah mencabut izin praktik dokter bahkan nyawamu dan nyawa keluarga mu aku juga bisa mencabut nya dengan muda”
“ya tuan alvian kami berani jamin”
“gimana om”
“ya sudah aku setuju bagaimna pun dia pernah tumbuh besar bersama dengan kami”ucap luis
"baiklah aku akan tetap mengawasi dan menyelidiki ini semuanya"
Hingga akhirnya luis pun menandatangani semua surat persetujuan atas pemindahan fika ke rumah sakit
sedangkan di lapas sebelah saat ini excel pun menyodorkan beberapa surat kepada edwin untuk di tanda tangani saat memberikan surat tersebut edwin di alihkan oleh excel hingga akhirnya mereka pun selesai
“baik lah tuan Edwin sampai jumpa minggu depan untuk melakukan persidangan”ucap edwin
“baik tuan”
Excel pun berpamitan dan segera pergi meninggalkan edwin sendirian selama perjalanan excel pun merasa bahagia karena dia sudah mendapatkan tanda tangan edwin
"dasar bodoh dan ceroboh " ucap Excel
Keesokan pagi nya akhirnya Ayunda Bersama teman teman nya bertemu kembali untuk membahas masalah Edwin
"Excel bagaimana dengan Edwin"
"beres tinggal aku aku serahkan ke pengadilan agama saja dan aku yakin gak sampai satu Minggu kamu akan menerima surat putusan"
"memangnya kamu bikin apa " tanya Magdalena yang begitu Sangat penasaran
"ada deh"
"jangan bercanda kamu Excel awas saja kalau kamu bohong"
"jangan menuduh yang tidak tidak" ucap Excel Kemudian di bergegas menuju ke pengadilan agama
tanpa menggubris mereka semua yang ada di situ