Seyra Adlina, wanita muda 23 tahun sosok cantik dan elegan, menjalani kehidupan ganda yang menarik. Di siang hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kecil dan di malam hari bertransformasi menjadi pelayan di sebuah club malam. Hubungannya dengan sang pacar harus berakhir karena pengkhianatan yang ia saksikan sendiri. Perasaan patah hati dan marah, membuatnya melakukan tindakan tidak masuk akal dalam keadaan mabuk
Takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang CEO yang mengetahui identitas dan latar belakangnya yang selama ini disembunyikan. Situasi tak terduga memaksa mereka untuk menikah kontrak dengan tujuan masing-masing.
Mampukah benih-benih asmara tumbuh diantara mereka setelah melewati berbagai tantangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maisaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
Virsha mulai membuka matanya. Ia melihat selembar kertas di atas meja, bertuliskan :
"Pak Virsha Andra, gue udah masak nasi goreng di dapur buat lo sarapan. Thank you ya!"
Virsha yang membaca itu, beranjak dan lari ke kamar mencari Seyra yang ternyata sudah pergi dari apartemennya setelah menyiapkan sarapan untuknya. Setelah melihat tidak ada Seyra disana, ia langsung memeriksa meja makannya. Disana memang sudah tersedia sepiring nasi goreng yang dihiasi bentuk love dengan saus sambal.
"Seyra unik" gumam Virsha terkekeh pelan melihat kelakuan Seyra yang menggambar love di atas nasi goreng menggunakan saos
...***...
Seyra balik ke kafe dengan taksi. Di depan kafe, Joya terlihat sedang menunggunya datang.
" Pagi Jo" sapa Seyra keluar dari taksi
"Heh Sey, lo dari mana aja?" tanya Joya lansung menghampiri Seyra
"Tadi malem gue nginep di rumah Tera, temen kerja di club" bohong Seyra. Dia takut membuat Joya khawatir, makanya dia terpaksa berbohong
"Kirain lo kenapa-kenapa, soalnya tadi pas mau masuk kafe, pintunya gak kekunci terus lo gue cari-cari gak ada" jelas Joya dan membawa Seyra masuk ke dalam
Dengan tangan Joya yang mengajaknya masuk, Seyra melihat ke arah sudut atas kafe disana sudah terlihat CCTV terpasang, begitu juga disetiap sudut atas kafe dengan jumlah 2 buah CCTV terpasang.
"Lo udah liat benda yang terpasang di atas pojok dinding?" tanya Seyra ke Joya, melirik CCTV
"Iya gue udah liat tadi, kapan mereka dateng ke sini?" tanya Joya
"Tadi malem" jawab Seyra langsung masuk ke dapur bersiap untuk membuat pesanan
Seyra tidak mandi di kafe, karena tadi dia diam-diam numpang mandi di kamar mandi milik Virsha.
...***...
Selesai makan, Virsha mengambil ponselnya di meja sofa. Ia mengirimkan pesan ke Seyra :
"Nanti siang, datang ke kantor saya. Kita bahas rencana untuk menangkap penguntit itu"
Setelah pesan itu terkirim, kini Virsha bersiap untuk mandi. Lalu setelah itu, ia akan pergi ke kantor.
...***...
Setelah jam istirahat di kafe, Seyra mengecek ponselnya. Disana terlihat ada pesan masuk, ya pesan itu dari nomor tak dikenal milik Virsha. Seyra berniat untuk mengajak Joya bersamanya nanti. Setelah selesai mengantar pesanan, Joya ke dapur untuk mengambil pesanan lagi.
"Jo, nanti siang mau ikut gak?" tanya Seyra ke Joya yang baru saja meletakkan nampan kosong di atas meja dekat Seyra membuat pesanan
"Kemana?" tanya Joya sambil menaruh pesanan di nampan
"Pokoknya ikut aja dah, untuk hari kafe buka sampai jam 10 aja" tegas Seyra, melepaskan apron yang dia pakai dan langsung pergi siap-siap ke kamarnya. Sebelum itu, ia tak lupa untuk mengganti papan open-close kafe, membuat para pelanggan disana memperhatikan Seyra, namun para pelanggan tetap disuruh untuk melanjutkan makan mereka.
Setelah selesai bersiap-siap, Seyra turun ke bawah. Disana Joya sudah menunggunya, dan para pelanggan kini telah pada pergi.
"Sudah Jo? Ayok!" ajak Seyra menarik tangan Joya ke mobil putih milik Joya
"Jo, biar gue yang nyetir, mana kunci lo?" tanya Seyra menawarkan diri untuk mengemudi mobil Joya
Kini mereka sampai di kantor Andra Group, Seyra dan Joya turun dari mobil. Di depan kantor, terlihat ada Agung yang disuruh untuk menunggu mereka, supaya nanti mereka dengan cepat bisa masuk dan tidak ada perdebatan dengan resepsionis.
"Siang Gung, dimana dia?" tanya Seyra menanyakan keberadaan Virsha
"Di dalam" jawab Agung
"Eh, ini Joya?" tanya Agung lagi
"Iya Gung, pemilik Kafe Joy sekaligus sahabat gue" jawab Seyra mengenalkan Joya. Joya hanya tersenyum ke Agung, dan Agung pun ikut membalas senyumannya
"Baiklah, kalau begitu silahkan" ajak Agung mempersilahkan Seyra dan Joya masuk ke dalam untuk ke ruangan Virsha
Di ruangan, Virsha sudah bersama Riven. Hacker yang dulu pernah meretas identitas Seyra. Virsha dan Agung sengaja mengajak Riven untuk membantunya dalam rencana penangkapan orang misterius itu.
"Sey, sudah datang?" sapa Virsha langsung berdiri melihat kedatangan mereka
Seyra melihat ke arah Virsha, namun setelah itu dia melihat Riven yang kini sedang duduk di sofa. Sehra menatap tajam ke Virsha, dengan kode mata melirik Riven, seolah-olah bertanya 'itu siapa?'.
Virsha yang melihat kode mata itu, langsung mengerti maksud Seyra.
"Oh kenalin, dia Riven. Temannya Agung yang kemarin memberikan informasi mengenai identitasmu" jawab Virsha
"Identitas?" tanya Joya melotot ke Seyra, mengerutkan dahinya kebingungan
"Gak kok, bukan apa-apa" tegas cepat Seyra. Ia belum siap untuk memberi tahu Joya akan dirinya dan siapa ayahnya
"Ayo duduk" ajak Seyra ke Joya ke sofa
Kini, mereka berempat duduk di sofa. Joya yang tidak tahu apa-apa, tiba-tiba disuruh untuk mengikuti sebuah pertemuan semacam rapat rahasia itu.
"Gini Jo, jadi gue sama yang lain mau buat rencana nangkep orang misterius itu" jelas Seyra, melihat Joya yang sedang kebingungan
"Orang misterius? Yang dateng ke kafe itu?" tanya Joya
"Iya benar. Kami ingin membantu Seyra untuk menangkap pria itu" sambung Agung
"Oke, sekarang kita kesini mau ngapain" tanya Joya lagi
"Kita mau membicarakan rencana untuk menangkap orang itu. Dan Riven juga akan ikut serta membantu kita" sambung Virsha, melihat ke arah Riven
Mereka mulai mendiskusikan rencana yang matang untuk melaksakan misi menangkap orang itu. Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya mereka sepakat melaksanakan rencana yang sudah ditentukan. Sebelum Seyra dan Joya keluar pergi dari ruangan itu, Riven memberikan tracker chip untuk Seyra, supaya nanti lokasinya bisa di temukan.
"Bawa alat ini, nanti dia yang bisa mendeteksi lokasi kamu" jelas Virsha memberikan alat berbentuk chip kecil itu
"Baik, terima kasih Ven" ucap Seyra, memasukkan benda kecil itu ke tasnya
"Kalo gitu, gue permisi dulu, mau lanjut kerja di kafe. Takut nanti gue dimarahin sama bos Joya" ujar Seyra menatap Joya dengan ekspresi ngeledek
"Ih apasi lo Sey, gak jelas" jawab Joya, menahan tawanya
"Perlu saya antar?" tawar Virsha
Seyra menatap Virsha yang kini telah berdiri dari tempat duduknya, seperti bersiap untuk beranjak mengantarnya sampai depan.
"Boleh" Seyra menyetujui tawaran Virsha
Mereka pergi keluar meninggalkan Agung dan Riven. Sesampainya di luar kantor, Joya pergi mengambil mobilnya ke parkiran. Sedangkan Seyra dan Virsha, kini berdua saja di luar.
"Boleh pinjem ponselmu?" tanya Virsha, menadahkan tangannya
"Ngapain?" tanya Seyra curiga mengangkat alisnya
"Sini aja" Virsha mengambil paksa tas Seyra untuk mencari ponselnya
"Eh lu apa-apaan dah" ketus Seyra melihat Virsha mengobrak-abrik tasnya. Tapi dia diam saja, karena berpikir tidak mungkin Virsha mau mencuri barang miliknya. Dia berpikir, kalau mungkin saja Virsha ingin menyimpan kontaknya di ponsel Seyra. Karena, kemarin ia belum sempat untuk menyimpannya.