Nayra, sigadis bar-bar yang hidup sebatang kara, orang tua nya telah meninggal akibat kecelakaan yang menimpa nya yang meninggalkan dia seorang diri di dunia ini. Namun disaat keterpurukan nya ada kekasih yang sangat dia cintai yang selalu menemani nya. Namun sayang kekasih nya itu berselingkuh dengan teman kerja nya, Dan pada saat itu juga Nayra dipertemukan dengan seorang pria tampan yang akan membawa nya dalam sebuah hubungan yang dilandasi dengan kontrak namun sayangnya pria itu adalah seorang Casanova yang selalu bermain dengan wanita.
Lantas bagaimana hubungan Nayra dengan sang Casanova itu? Apakah hubungan yang pura-pura akan menjadi cinta sungguhan atau sang Casanova itu menjadi berubah demi Nayra atau pria itu akan menjadi sang Casanova selama nya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TDSC 36
Sedangkan di dalam lift Nayra dan Reza.
"Ma-maaf pak, tadi kaki saya keram. Jadi saya tidak sengaja merangkul tangan bapak untuk berpegangan," ucap Nayra.
"Tidak apa-apa Nay, apa masih keram,??" tanya nya.
"Uda gak lagi kok pak, maaf yah pak, Uda ngerepotin," ucap Nayra merasa tidak enak.
"Gak ngerepotin kok, malah saya senang," saut Reza keceplosan.
"Apa tadi bapak bilang barusan? Saya tidak dengar," ucap Nayra.
"I-itu... Saya bilang gak ngerepotin," saut Reza ulang.
Ting.....
Pintu lift terbuka, Nayra dan Reza keluar dari lift. Saat Nayra keluar dari lift banyak pasang mata tajam yang menatap sinis ke arah Nayra. Nayra berjalan Santai tanpa memperdulikan tatapan sinis dari orang-orang yang melihat nya.
Reza tidak menyadari itu, dia hanya sedang fokus melihat ke arah Nayra, dengan melangkahkan kaki nya beriringan dengan langkah kaki Nayra.
Sedangkan diruangan kerja Arsen, dia Tampak murung akibat melihat Nayra merangkul pria lain dengan cara sengaja di hadapan nya.
"Apa aku cemburu,?" gumam Arsen pada diri nya.
"Ah tidak, itu tidak mungkin," sambung nya lagi. Selagi Arsen delima dan bingung apa yang dia rasa kan, Tiba-tiba.
Tok... Tok... Tok...
Terdengar suara ketukan pintu dari dalam, Ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan nya yg sempat mengejutkan diri nya.
"Masuk." ucap Arsen dari dalam.
Ceklek...
Masuk lah seorang wanita cantik dan anggun memasuki ruangan Arsen dan wanita itu berjalan menuju meja kerja Arsen.
"Ada apa," tanya Arsen.
Ternyata yang mengetuk pintu nya sang sekretaris.
"Ini tuan, ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani langsung, berkas ini tidak bisa di wakilkan oleh asisten anda Tuan," ucap nya, sambil meletakan beberapa berkas yang harus ditanda tangani langsung oleh Arsen.
Arsen meraih berkas itu, lalu ia membaca nya terlebih dahulu, sebelum menanda tangani berkas itu. Setelah semua ia tanda tangani, sang sekretaris pergi sambil membawa berkas itu kembali.
"Saya permisi tuan," ucap nya. Arsen hanya menganggukkan kepala nya.
Setelah sang sekretaris pergi. Arsen pun menyibukkan diri nya kembali untuk berkerja, sudah beberapa hari ia tidak masuk, banyak E-mail dan berkas-berkas yang harus ia buka.
🌷🌷🌷
Jam istirahat Telah tiba. Arsen menghubungi no ponsel Nayra.
Drrt.... Drrt... Drrt...
Suara deringan ponsel Nayra, Nayra yg melihat nomor pria gila yang menghubungi nya. Iya langsung bergegas menuju toilet agar orang lain tidak mendengarkan perbincangan nya dengan Arsen.
"Halo Tuan, ada apa,??" tanya Nayra sedikit berbisik.
"Ke ruangan saya segera," sahut Arsen dari seberang sana.
"Ta-tapi tu.....!!"
Tut.... Tut.... Tut...
Ucapan Nayra terputus, di saat Arsen mematikan panggilan nya.
"Hallo.... Hallo! Nayra melihat layar ponsel nya, ternyata panggilan nya sudah terputus.
"Dasar pria gila," umpat nya.
"Tapi kenapa dia memanggil ku ke ruangan nya ya, ah udah lah mending aku kesana saja sebelum macam tutul itu mengamuk. " gumaman Nayra.
Nayra langsung bergegas menuju ruangan Arsen. Nayra begitu kesal melihat tingkah Arsen yang sesuka hati nya menyuruh dia datang keruangan nya, tanpa memikirkan akan banyak kecurigaan dari orang lain melihat dia mendatangi ruangan CEO.
Nayra berjalan mengendap-ngendap, ia sudah seperti maling yang takut ketahuan. Merasa sudah cukup aman, Dia segera memasuki lift khusus untuk sampai ke ruangan sang CEO.
Sesampai nya didepan ruangan yang bertuliskan CEO. ia tidak melihat siapa-siapa termasuk tidak melihat sekretaris Arsen dimeja nya. Nayra langsung saja masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Tuan...!!" ucap Nayra begitu ia masuk.
"Kau tidak mengetuk pintu,? kau lupa sedang berhadapan dengan siapa,?" tanya Arsen tegas.
"Tidak, saya tidak lupa saya berhadapan dengan siapa. Saya sedang berhadapan dengan orang yg Terhormat." ketus Nayra.
"Tapi Itu tidaklah penting untuk sekarang, karena saya takut banyak pertanyaan dari karyawan lain termasuk sekretaris anda melihat saya mau menemui anda. Kebetulan sekali tidak ada siapa-siapa di Depan ruangan anda, maka nya saya buru-buru masuk sebelum ada yang melihat." sahut Nayra ceplas-ceplos.
"Sekarang katakan tuan yang Terhormat, ada perlu apa anda menyuruh saya datang kemari, bukankah Anda juga yang bilang, jangan sampai ada yang tahu tentang status kita, apa lagi mencurigai kedekatan kita,?" tanya dengan Nayra yang ngos-ngosan.
Tadi saat Nayra menuju ruangan Arsen, Nayra berlari sebisa mungkin untuk sampai di ruangan Arsen, tidak lah mudah bagi nya untuk menuju ruangan CEO tanpa harus ada yang melihat.
"Duduklah..!!" pinta Arsen saat melihat nafas Nayra yg tidak beraturan.
Nayra mendudukkan bokong nya di atas sofa,Sedangkan Arsen, dia beranjak dari bangku kebesaran nya, lalu mendekati tempat Nayra duduk.
Nayra yang melihat Arsen berjalan mendekati diri nya, ia merasa Gugup. Bugh... Arsen mendaratkan bokong nya tepat di sebelah Nayra.
"Kenapa anda duduk disini,??" tanya nya sedikit gugup.
"Terserah saya, ini adalah ruangan saya," ucap Arsen santai.
Nyata nya Arsen tidak pernah bisa menghindari Nayra, ia begitu canda mengganggu Nayra apa lagi melihat Nayra begitu kesal pada nya.
Nayra menggeser sedikit duduk nya, agar berjarak dari Arsen. Ternyata Arsen mengikuti Nayra, Arsen juga menggeser dudu knya untuk mendekati Nayra lagi.
"Kau harus dihukum,!!" bisik Arsen di depan wajah Nayra. Nayra yang sudah terpojok di pinggiran sofa, ia tidak bisa lagi menghindari Arsen.
"Selalu hukuman, emang nya saya buat salah apa lagi pada Tuan,??" tanya Arsen dengan sedikit kesal.
"Coba kau ingat-ingat, apa yang telah kau lakukan,??" tanya Arsen balik.
"Kalau saya tahu, saya tidak akan bertanya,!!" ketus Nayra.
"Bagaimana yang di dalam lift,? apa kau mengingat nya,?" tanyanya lagi.
"Jangan berbelit-belit Tuan, langsung saja inti nya," ucap Nayra.
"Kau yang sedang berbelit-belit, pura-pura tidak tahu kesalahan mu.!!" tanya Arsen.Namun Nayra terlihat kebingungan
"Kau merangkul pria lain dengan sengaja di hadapan saya,!!" ucap Arsen akhir nya.
“Sa-saya tidak sengaja itu Tu-tuan,” ucap Nayra gugup. Sekarang Nayra tahu dimana letak kesalahan nya.
"Tidak sengaja katamu,? lalu kenapa kau Tersenyum,?? Hemm??" tanya Arsen menginterogasi Nayra.
"Emang benar saya tidak sengaja, lagian bukan nya tuan katakan kalau kita sudah membatalkan perjanjian itu. Saya tidak akan menyentuh pria lain, jika Anda tidak berhubungan dengan wanita manapun saat pernikahan kontrak berlanjut. Tapi tuan sudah membatalkan nya. Jadi terserah saya mau merangkul atau berkencan dengan pria mana pun," ujar Nayra membenarkan.
"Saya memang membatalkan nya, tapi hanya berlaku untuk saya, tidak untukmu," sahut Arsen dengan keegoisan nya.
"Hahahahah..!!Anda terlalu egois tuan, lagian kita hanya sebatas rekan kerja tidak lebih." ucap Nayra yang memandang sinis pada Arsen.
"Yah.... Tapi saya yang menentukan, dan kau tidak bisa melanggar itu, kalau tidak..!!" ucap Arsen menjeda ucapan nya.
"Tidak apa,?? tanya Nayra santai sambil melipat kedua tangannya didada.
Cup....
Arsen langsung melumat bibir Nayra, ia sudah menahan diri agar tidak mengecup bibir Nayra lagi. Nyata nya Arsen tidak bisa mengendalikan diri nya.
"Le-lepas Tuan," pinta Nayra, dengan suara tertahan akibat ciuman buas yang dilakukan oleh Arsen.
Nayra memukul-mukul dada bidang Arsen, Arsen menekan tengkuk leher Nayra, agar Nayra tidak menghindari ciuman yang ia lakukan. Nayra tidak kehabisan akal, ia menggigit bibir Arsen kuat.
"Auhhhh....!!" keluh Arsen. Arsen merasakan sakit pada bibir nya akibat gigitan dari Nayra.
"Kenapa kau menggigit nya,??" tanya Arsen kesal, sambil memegangi bibir nya untuk menahan sakit.
"Anda duluan yang mencium saya, sudah saya katakan, jangan pernah mencium saya lagi, setelah Anda mencium bibir wanita lain." ucap Nayra ketus sambil membuang muka nya.
"Siapa yang mencium bibir wanita lain,?" tanya Arsen. Seingat nya ia belum ada mencium wanita lain.
"Tidak usah pura-pura lupa ingatan deh, bahkan di pesawat anda berciuman sambil memangku pramugari itu, dan Tuan juga berciuman diruangan kerja anda bersama seorang pelayan bernama Risa," cetus Nayra to the point.
"Saya merasa tidak ada melakukan itu," elak Arsen.
Arsen memang tidak ada melakukan itu. Bahkan disaat pramugari itu mau mencium bibir nya, ia malahan mengusir pramugari itu, dan Risa disaat ingin menggoda nya, ia juga menolak nya.
"Inti nya saya tidak ada melakukan itu. Dan sebagai hukumanmu, telah melukai bibir saya, kau harus menyiapkan air hangat untuk saya mandi, kau juga menyiapkan pakaian, makanan dan juga kopi. Dan kau tidak boleh pulang terlambat. Kau harus sudah sampai di mansion sebelum saya." Pinta Arsen.
"Mana bisa begitu Tuan," ucap Nayra ketus."
"Jika kau tidak mau tidak apa-apa, besok kau tidak perlu datang lagi ke perusahaan saya," ujar Arsen santai.
"Baiklah pria Gila....!! ucap Nayra sambil berlari meninggalkan Arsen. Namun langkah nya terhenti, ketika Arsen dengan sigap menarik pergelangan tangan Nayra, dan menarik nya kuat, hingga Nayra terjatuh diatas pangkuan nya.
"Kau sangat berani mengatai ku gila, hmmm,??" tanya nya sambil menyeringai.
Nayra merasa gugup, jika begini ia tidak akan bisa menghindari Arsen lagi.
"Apa saya harus unboxing dirimu sekarang, sebagai hukuman nya, hmmm,??" tanya nya dengan seringaian.
Nayra melihat seringaian Arsen sangat mengerikan. Nayra menjadi khawatir, jantungnya juga sudah dag Dig Dig Dug kan gak jelas.
Arsen menggendong tubuh Nayra ala bridal style, lalu ia berjalan mendekati rak buku. Ketika sudah didepan rak buku itu,Arsen menekan tombol kecil disisi rak buka tersebut. Hingga rak itu terbuka menampakkan sebuah ruangan dan itu dapat dikatakan sebagai kamar pribadi milik Arsen saat dikantor. Disaat itu jantung Nayra semakin berdetak tidak aman.
Deg........
Deg........
\*
Bersambung................
sukses selalu untuk mu 😘😘😘