Nala dan Zayn, dua remaja yang saling jatuh cinta. Nala merupakan gadis yatim piatu yang di rawat oleh tantenya. Namun karena sebuah kebencian Zayn terhadap Tante dari Nala yang merupakan selingkuhan papanya, membuat Zayn salah langkah hingga menyakiti gadisnya. Apalagi perselingkuhan itu terjadi di saat sang mama koma.
Dan di saat yang sama, Zayn mengetahui kenyataan bahwa dirinya bukanlah anak kandung mama papanya.
Lalu siapakah orang tua kandung Zayn??
Bagaimana pula dengan hubungan antara Zayn dan Nala???
Apakah Nala tak berhak bahagia???
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🤭. Semoga berkenan ya bestiiii...
Silahkan mampir, tapi please...kalo emang ngga minar, tolong skip aja dan tapi jangan kasih bintang 1 ya 🙏🙏🙏☺️
Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 20
Nala mengajak Zayn untuk pulang ke kostnya. Gadis itu tak tahu di mana Zayn tinggal sejak papanya mengusirnya.
"Langsung pulang?", tanya Zayn pada Nala. Nala mengangguk pelan.
"Ngga mau mampir dulu, ke mana gitu?"
"Ngga usah! Kamu istirahat aja!"
Zayn meraih tangan Nala dan melingkarkannya ke perut.
"Aku ngga apa-apa!", bisik Zayn. Nala melipat bibirnya dalam.
Zayn bisa berkata demikian padahal ia bisa melihat sendiri seperti apa kekasihnya itu kecewa dengan ucapan mamanya.
"Kalau mau nangis, nangis aja! Ngga usah di tahan! Kamu...ngga sendiri Zayn!", kata Nala yang menyandarkan kepalanya di punggung Zayn.
Motor Zayn melaju pelan. Ucapan Nala membuat sisi melankolisnya muncul.
Ya, dia garang! Dia hebat, tapi di depan teman-temannya. Tapi sekarang!!!!???
Dirinya sedang rapuh! Bahkan untuk berpura-pura tidak menangis saja ia tak mampu!
Sepasang kekasih itu melewati jalanan dengan sendu. Tak ada obrolan, hanya hati dan pikiran yang ramai saling bersahutan.
💫💫💫💫💫💫💫💫
Sudah hampir satu jam Nindi menunggu Nala di depan kostnya. Ponsel Nala memang jadul, di telepon tidak bisa. Di SMS pun tidak di balas.
Bagaimana bisa Nindi menghubunginya???
Sambil memainkan game ular tangga di ponselnya, Nindi duduk di depan kost. Dan beberapa saat kemudian, sosok yang di tunggu pun tiba.
Namun nyalinya seketika menciut saat melihat Nala yang ternyata tak sendirian melainkan bersama Zayn.
"Nindi, udah lama?", tanya Nala tak enak hati pada sahabatnya.
"Huum, udah!", jawab Nindi singkat.
"La, aku ke dalam bentar!", kata Zayn yang meminta ijin masuk ke kamar Nala. Nala hanya mengangguk tipis.
Nindi menautkan kedua alisnya lalu menoleh pada Zayn yang terlihat punggungnya memasuki kamar Nala.
"Kalian tinggal bareng?", tanya Nindi dengan wajah herannya.
"Sembarangan! Ngga lah!", jawab Nala. Nindi hanya membulatkan mulutnya.
"Terus kalian dari mana pulang jam segini?", tanya Nindi.
"Dari rumah sakit, jenguk mamanya Zayn."
"Oh....gitu!", Nindi manggut-manggut.
"Tumben cariin aku ke sini, ada apa Nin?"
"Oh iya sampe lupa kan jadinya ...ini lho La! Aku ada info kalo ada pembukaan casis Bintara gratis buat siswa/i berprestasi."
Nala menaikkan salah satu alisnya.
"Kamu kan pernah bilang pengen jadi polwan kan? Ayok di coba dulu! Fisik kamu oke kok, nilai kamu juga memenuhi standar. Aku temenin deh, gratis kok!", bujuk Nindi.
"Gratis?", tanya Nala. Nindi mengangguk cepat.
Apa iya aku mendaftar aja, biar...pernikahan ini tidak buru-buru terjadi? Dan juga ...aku tidak mau Zayn bertengkar dengan mamanya hanya gara-gara aku! Batin Nala.
"Coba yuk!", ajak Nindi. Ternyata Zayn keluar dari kamar Nala dan mendengar obrolan dua sahabat itu.
"Emang apa syaratnya Nin?", tanya Nala yang sepertinya tertarik. Itu memang cita-cita Nala sejak kecil.
"Ya syarat umum aja sih La. Cuma denger-denger sih ada tes keperawanan juga! Ih....geli! Malu kali ya?!", Nindi bergidik ngeri.
"Maksudnya?", tanya Nala bingung.
"Ya gitu, ada yang bilang katanya ada tesnya masih perawan apa gak. Ya walaupun kita masih perawan juga, malu kali ya heheheh!", kata Nindi polos.
Deg!
Ada perasaan yang tak bisa Nala deskripsikan di sini! Keperawanan???
"Tapi itu katanya aja sih, ngga tahu bener apa nggaknya. Yang penting coba dulu La, gratis lho!", bujuk Nindi.
Nala tersenyum kecut, hal itu bisa Zayn lihat dengan jelas.
"Heum, pikir-pikir dulu deh Nin!", kata Nala.
"Oke deh, tapi aku harap sih iya aja! Bareng sama aku. Secara ya, tinggian kamu dikit di banding aku!", kata Nindi.
Nala hanya tersenyum tipis mendengar ocehan Nindi.
"Ya udah deh aku balik, udah malam! Jangan bolehin Zayn nginep lho ya! Hati-hati kalo berduaan, yang ketiga setan hihihihi....!", canda Nindi. Dan setelah itu sahabat Nala pun pulang.
Nala menoleh ke samping di mana Zayn sedang berdiri menatapnya. Gadis itu memutuskan pandangannya lalu berjalan menuju ke kamar kostnya.
Setelah dekat pintu, Zayn menarik Nala pelan agar masuk ke dalam kamarnya. Dan menyandarkan Nala di pintu.
Sudah tak ada rasa takut di wajah Nala saat Zayn memperlakukan seperti itu.
Pemuda itu mengunci Nala dengan tangannya di kedua sisi.
"Ada apa?", tanya Nala datar.
"Kamu mau mencobanya dengan Nindi?", tanya Zayn tepat di depan wajah Nala. Nala tersenyum kecut.
"Untuk apa mencoba hal yang hasilnya sudah bisa di pastikan, sia-sia kan?", sarkas Nala.
Zayn mengusap salah satu pipi Nala.
"Aku minta maaf! Maaf! Maaf!", kata Zayn pelan nyaris hanya desahan. Lalu ia menyatukan keningnya dengan Nala.
Nala pun memejamkan matanya. Meresapi setiap kata penyesalan yang keluar dari bibir kekasihnya tersebut.
"Penyesalan tak akan merubah apa yang sudah terjadi!", kata Nala.
Zayn masih setia dengan posisinya hingga Nala menurunkan telapak tangan Zayn dari pipinya dan mengurai adegan tersebut.
Zayn pun membuka matanya yang sudah memerah. Ada rasa sedih dan penyesalan di mata pemuda tampan itu.
"Pulang ya, aku mau istirahat!", kata Nala. Zayn mendesis pelan dan mendongakkan kepalanya.
"Kenapa aku sebodoh ini, La?!Kenapa!", Zayn meraup wajahnya dengan kasar.
"Kita bisa bicara lagi besok, pulang ya?! Besok sebelum ke sekolah temui mama kamu!"
"Kamu ikut kan?Aku jemput!", tanya Zayn. Nala menggeleng.
"Tidak untuk saat ini. Mungkin mama kamu hanya ingin bicara dari hati ke hati dengan putranya!", kata Nala. Zayn menunduk dalam.
Faktanya ,ia hanya bayi yang di buang di tempat sampah!
Nala mengurai rambut Zayn dan mengusapnya pelan.
Aku tidak ingin jadi perusak hubungan antara ibu dan anak, Zayn!
Zayn meninggalkan kecupan lembut di kening Nala. Tak ada penolakan dari Nala, percuma!
"Hati-hati?!", kata Nala. Zayn memaksakan diri untuk tersenyum.
"Iya!", jawab Zayn. Dan setelah Zayn keluar, Nala kembali menyandarkan tubuhnya ke pintu.
Apa yang akan terjadi dengan kehidupan kami ya Rabb??
Dan setelah itu, Nala mengistirahatkan dirinya di kasur yang cukup empuk itu.
Nb : mohon maaf untuk tes keperawanan Mak othor ngga tahu di lapangan ya, cuma pendukung di bab ini. Mohon maaf sekali 🙏🙏🙏
💫💫💫💫💫💫
Terimakasih