NovelToon NovelToon
YOU'RE MINE BRIANNA

YOU'RE MINE BRIANNA

Status: tamat
Genre:Tamat / Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:403.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Arashka

Selamat datang di novel kedua author!!
Terimakasih sudah mampir dan baca di sini❤
Seperti biasa author bikin novel dengan minim konflik karena novel author adalah hasil kehaluan author yang direalisasikan dalam bentuk kisah sempurna tanpa cela sedikitpun😆

Happy reading love!


BRIANNA STANFORD, wanita cantik pemilik mata heterochromia dijadikan jaminan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya. Kakaknya meminta suntikan dana kepada pengusaha muda multinasional ALLARD LEONARDO SMIRNOV dengan alasan untuk membangun kembali perusahaannya yang hampir colaps. Bagaimana nasib Brianna ditangan Allard? Akankah cinta tumbuh diantara keduanya? Sedangkan Brianna sudah mengikrarkan bahwa dirinya tidak akan pernah menikah.

Simak terus ceritanya❤

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Allard masih saja berdiam di kamar mandi dan masih tetap dengan pendiriannya. Allard tetap memperhatikan Brianna yang sedang berusaha melepas pakaian rumah sakitnya, tapi ternyata cukup sulit untuk di lakukan olehnya.

"Let me help you, Anna." Ucap Allard yang sedang bersandar di dinding kamar mandi sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Brianna menggelengkan kepalanya. Ia tetap kekeh pada pendiriannya. Setelah lama berkutat dengan pakaian yang masih saja belum terbuka, tiba-tiba tubuh Brianna terhuyung hingga akhirnya Allard menahan tubuh Brianna dengan sigap.

"Lihatlah, kau hampir saja pingsan, Anna. Bagaimana jika tak ada aku di sini? Sudahlah aku akan membantumu." Ucap Allard memaksa.

Brianna tak mengeluarkan suara apapun dan hanya menganggukkan kepalanya. Allard tersenyum, lalu dengan cekatan ia membuka pakaian rumah sakit yang dikenakan oleh Brianna dan hanya menyisakan pakaian dalamnya saja.

"Ayo duduklah di bathtub." Ucap Allard membawa tubuh Brianna ke arah bathtub kering lalu membantunya untuk duduk di sana.

"Aku akan mencuci rambutmu. Bersandarlah.." Kata Allard.

Brianna pun menuruti perkataan Allard. Ia bersandar di ujung Bathtub lalu mengarahkan kepalanya ke belakang dan membiarkan kepalanya agak sedikit menjuntai ke arah Allard agar Allard dengan mudah mencuci rambut Brianna tanpa harus membasahi keseluruhan tubuh Brianna.

Allard menarik shower yang berada di dekat tubuhnya dan ia mulai mencuci rambut Brianna. Dengan telaten Allard membersihkan rambut Brianna dengan sangat pelan. Brianna menatap Allard yang wajahnya tepat berada di atasnya.

"Kau sudah seperti suamiku." Ucap Briana dengan mata yang masih menatap Allard.

"Hmm anggap saja begitu." Jawab Allard.

"Kau sangat terpaksa mengatakannya." Sahut Brianna.

"Ssshh diamlah. Aku sedang fokus membersihkan rambutmu yang sangat panjang ini." Ucap Allard.

Brianna hanya tersenyum lalu membiarkan Allard menyelesaikan tugasnya. Setelah Allard selesai membersihkan rambut Brianna, Allard pun membalut rambut panjang Brianna dengan handuk yang sudah tersedia di sana.

Tak hanya sampai di situ, Allard pun menyeka seluruh tubuh Brianna dengan handuk yang dibasahi dengan air hangat.

"Kau pria pertama yang melihat dan menyentuh tubuhku, Al." Ujar Brianna.

"Hmm aku sangat beruntung." Jawab Allard dengan singkat.

"Kau tak takut terjadi sesuatu pada kita? Jika kau terus bersamaku dan selalu seperti ini?" Tanya Brianna.

Allard terdiam sejenak dan menghentikan gerakannya. Tak lama ia pun kembali meneruskan kegiatannya menyeka tubuh Brianna di bagian yang lainnya. Gerakan perlahan yang dilakukan oleh Allard membuat tubuh Brianna meremang begitu saja. Ia merasakan desiran di seluruh tubuhnya. Sekuat tenaga ia menahan mulutnya agar ia tak mengeluarkan sebuah desahan.

Beruntung, tak sampai sepuluh menit Allard menyelesaikannya dengan cukup cepat dan tanpa banyak bicara. Brianna pun kini bisa bernafas dengan lega. Kini Allard sedang membantu Brianna menggunakan pakaiannya yang baru dibeli oleh Allard, karena Brianna meminta dibelikan sebuah dress rumahan yang nyaman.

"Kau hanya diam saja sejak tadi dan tidak menjawab pertanyaanku." Ucap Brianna yang kini sudah kembali mengenakan pakaiannya.

"Kau benar-benar ingin tahu, mengapa sejak tadi aku hanya diam?" Ucap Allard.

Brianna pun mengangguk. Allard langsung memutar tubuh Brianna agar membelakangi tubuhnya. Allard semakin mendekat bahkan menempelkan tubuh bagian depannya dengan tubuh Brianna bagian belakang.

"Kau merasakannya?" Tanya Allard.

Brianna tercekat dan menelan salivanya dengan kesulitan. Nafasnya berhembus dengan berat dan ia menggigit bibir bawahnya. Brianna benar-benar terpaku saat ia merasakan ada sesuatu yang mengeras di bagian bawah yang menempel dengan tubuhnya.

"Aku menahan ini." Ucap Allard dengan suara serak yang penuh gairah.

Allard berbicara tepat di ceruk leher Brianna. Hingga Brianna merasakan hembusan nafasnya dan ia malah menikmatinya. Brianna menutup matanya, menikmati bibir Allard yang kini menyusuri lehernya dengan sangat perlahan. Tangan Allard mengusap lengan bagian atas milik Brianna dan menyusurinya hingga ke bawah.

Tapi tiba-tiba Allard menghentikan gerakannya. Brianna membuka matanya seakan akan ia meminta agar Allard meneruskannya.

'Shit!! Anna sadarlah!' Bentak batin Brianna.

"Ayo kita kembali ke kamar. Kau harus banyak istirahat agar cepat pulih." Ucap Allard lalu membawa Brianna kembali ke ranjang.

Allard benar-benar seperti menjaga bayi besar. Ia pun saat ini sedang menyisir rambut Brianna yang masih basah.

*

*

Satu minggu berlalu. Brianna dan Allard menghabiskan waktunya di rumah sakit selama dua minggu lamanya. Dan hari ini Brianna sudah di izinkan untuk pulang.

"Al, bisakah kau mengantarku ke mansion Daddy?" Tanya Brianna saat mereka sedang di perjalanan pulang.

"No. Mulai hari ini kau tinggal denganku di mansionku." Jawab Allard dengan mata yang tetap fokus ke arah jalan.

"Al, mansion itu adalah peninggalan Daddy dan Mommy. Aku tidak mungkin membiarkannya begitu saja." Ucap Brianna.

"Aku sudah meminta para pelayan di mansion mu untuk tetap tinggal di sana. Dan aku menggajinya lima kali lipat." Sahut Allard dengan mudahnya.

"Kau terlalu mencampuri kehidupanku, Al." Jawab Brianna dengan ketus.

"Kalau begitu antar aku ke apartemenku saja. Aku akan tinggal di sana. Aku tak mau tinggal di mansionmu." Ucap Brianna yang masih kekeh dengan keinginannya.

Allard hanya diam, entah artinya ia setuju atau tidak. Brianna dengan segala keteguhan hatinya ingin tetap tinggal sendiri di apartemennya. Akan berbahaya jika dirinya tinggal bersama Allard di mansionnya. Brianna tak yakin akan bisa menahan dirinya dari seribu persen pesona Allard yang memancar hingga menusuk mata dan hatinya😆.

Mobil terus melaju dengan cepat, membelah jalanan kota Berlin pada sore hari. Brianna nampak tersenyum, karena mobil yang dikendarainya melaju di jalanan yang ia kenal.

"Kau benar-benar akan mengantarku ke apartemen, Al? Kau tahu alamatnya?" Tanya Brianna dengan tersenyum lebar.

"Hmm." Allard hanya membalasnya dengan singkat.

'Oh thanks God. Akhirnya aku selamat dari iblis tampan yang sangat menggoda ini.' Ujar batin Brianna.

Mobilpun sampai di parkiran basement apartemen Brianna. Mereka berjalan memasuki lift untuk menuju ke lantai dimana apartemen Brianna berada.

TING

Pintu lift terbuka, seorang pria keluar dari dalam lift dan melihat ke arah Brianna.

"Anna, ooh my God. Are you okey?" Ucap pria tersebut lalu memeluk Brianna.

"Hai Gerald, i'm fine." Jawab Brianna dan membalas pelukannya.

"Kau kemana saja? Aku benar-benar mencarimu. Setelah mendengar kabar ibumu meninggal, aku tak menemukanmu. Kau pergi kemana?" Tanya Gerald dengan khawatir.

"A-aku baik-baik saja Gerald. Kau tak perlu khawatir." Jawab Brianna.

Allard yang melihat interaksi keduanya hanya mengerutkan keningnya dan mengangkat sebelah alisnya.

"Maaf menyela, Brianna harus segera istirahat dan tak boleh kelelahan." Ucap Allard yang akhrinya mengeluarkan kalimatnya.

"Anna, kau sakit?" Gerald kembali bertanya.

"Anna ayo, kita harus segera ke atas." Ucap Allard dengan cepat seakan tak mengizinkan Brianna untuk menjawab.

"Dia bersamaku, kau tak usah khawatir." Ucap Allard lalu menggenggam tangan Brianna dan membawanya menuju lift.

"Sorry Gerald. Aku harus segera ke atas. Bye." Ucap Brianna dari dalam lift. Lalu tak lama pintu lift pun tertutup dan membawa Allard serta Brianna ke lantai atas.

Saat di dalam lift hanya ada keheningan yang menyambut mereka. Tak ada percakapan apapun. Brianna sibuk dengan pikirannya, begitu juga dengan Allard. Entah apa sebenarnya yang mereka pikirkan saat ini.

TING

Lift sampai di lantai delapan, dan pintu lift pun terbuka. Brianna berjalan lebih dulu dan di ikuti oleh Allard.

"Al, kau boleh pulang. Terimakasih sudah mengantarku." Ucap Brianna saat mereka sudah sampai di depan pintu apartemen.

"Kau mengusirku?"

"Lalu kau akan ikut masuk?" Tanya Briana.

"Tentu saja. Aku akan memastikan apartemenmu aman." Jawab Allard.

'Oh gosh!! Ternyata godaan itu belum berakhir.' Gumam Brianna dalam hatinya.

"Kau keberatan? Ayolah cepat buka pintunya aku sangat lelah." Ucap Allard.

Brianna tak memiliki pilihan lain. Ia pun memasukan kode pintu apartemennya lalu pintu pun terbuka. Brianna dan Allard pun memasuki apartemen. Allard sepertinya sudah tak tahan lagi. Begitu ia masuk ke dalam ia langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa. Sofa yang tidak terlalu besar itu tidak sepenuhnya menampung tubuh Allard yang jangkung. Kakinya bahkan menjuntai ke bawah tapi Allard tak peduli akan hal itu. Ia hanya ingin segera memejamkan matanya karena semalam ia tidur saat menjelang pagi.

Berbeda dengan Brianna, selelah apapun dirinya ia akan tetap membersihkan dirinya terlebih dahulu. Entah itu mandi atau hanya sekedar mencuci wajah, tangan serta kakinya. Lalu ia pun mengganti pakaiannya dengan celana pendek serta kaos crop tee favoritnya. Ia berjalan keluar kamarnya ingin mengambil segelas air karena tenggorokannya terasa kering.

"Ahhhh segarnyaa." Ucap Brianna setelah ia menghabiskan segelas air dingin yang ia ambil dari dalam kulkas.

"Al, kau mau kopi atau teh?" Tanya Brianna yang masih berada di area dapur minimalisnya.

Allard diam tak menjawab karena memang sejak ia datang, ia sudah memejamkan matanya.

Brianna yang tidak mendengar jawaban apapun, akhirnya berjalan menuju sofa. Langkahnya terhenti saat ia melihat kaki Allard yang menjuntai begitu saja.

"Dia pasti sangat kelelahan karena selalu menjagaku selama di rumah sakit." Ujar Brianna. Ia sedikit merasa bersalah pada Allard.

Akhirnya dengan inisiatifnya, Brianna menyeret sofa kecil berbentuk kotak ke arah sisi sofa yang ditempati oleh Allard. Perlahan Brianna mengangkat kedua kaki Allard ke atas sofa kecil tersebut lalu menaruhnya di atas agar kaki Allard tidak menjuntai lagi dan Allard bisa tertidur dengan nyaman.

TBC..

1
Ririn Nursisminingsih
knapa thor visualnya banyakan jesica tokoh utamanya kan briana sama al...
Ririn Nursisminingsih
syukurin al...rasain loo
Ririn Nursisminingsih
mkanya prioritas 1 istri jg bodoh kamu al...menyesal kmu al bila terjadi sama anakmu
Ririn Nursisminingsih
halah si ulet bulu mulai baraksi awas briana ada pelakor
Ririn Nursisminingsih
suami idaman banget
Ririn Nursisminingsih
suka a sama briana yg bar2
Ririn Nursisminingsih
a mampir thor visualnya kereeen .a suka karakter cowoknya pria2 yg matang😍😍
Alvivia
terima kasih thor...
Yhunie Andrianie
aq curiga ini ulah jeffrey, ya tuhan klo itu bnr, bnr" jahat skli kau jeff😭😭
Alvivia
apakah hana jodoh daniel
♊Gemini06
Luar biasa
Alvivia
i like it
Alvivia
q msh setia padamu thor...
Alvivia
cerita yang menarik....semangat thor...lanjutkan karya2 mu...ku tunggu
Alvivia
kok agak curiga ya..
Alvivia
hai thor.....q mulai baca novelmu...semangat ..
devi mawar
ok... lanjut
Fajar Ayu Kurniawati
.
Alvivia: q suka..
total 1 replies
Maggie Toth Lim
lelaki lemah x menghargai istri
Fajar Ayu Kurniawati
.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!