Apa jadinya jika mantan Agen rahasia bertemu Mantan Mafia yang sama-sama menyelematkan anak mereka dari sindikat perdagangan manusia?
Mantan Mafia yang sudah lama menduda langsung terpikat pada pandangan pertama tanpa ia tahu jika wanita tangguh yang ia kagumi adalah mantan agen rahasia yang memilih pensiun dini sejak sang suami wafat.
Mantan agen rahasia yang selama ini hidup lurus-lurus saja menjadi terusik karena di kejar secara ugal-ugalan oleh pria yang tidak ia kenal. Terlebih lagi anak sang pria juga ikut ikutan mengejar dirinya agar ia mau menjadi ibu anak itu.
Akankah mantan agen rahasia itu luluh dengan serangan cinta ayah dan anak itu? Apa lagi sejak kejadian tersebut hidup mereka mulai terusik oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan yang mulai membuat mereka terpaksa kembali angkat senjata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Niat Hades untuk jujur
Jambi, 4 Desember 2024
Semua pasang mata tertuju pada kedua double H yang memasuki gedung sekolah mereka dengan mengapit seorang gadis cantik. Bisik-bisik yang kepo dengan kebersamaan mereka mengalir bak air di sepanjang koridor menuju ruang kepala sekolah.
Hal tersebut membuat Lolita menjadi agak kurang nyaman dan sedikit risih. Karena saat bersama mereka berdua hanya Harry yang bersikap ramah padanya, Lolita sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Harry sembari berbisik.
"Bul, mereka pada ngapain sih sepanjang koridor bisik-bisik sambil liatin kita lewat ampe segitunya? Gue jadi risih nih diliatin kayak artis beken aja," bisik Loly menyampaikan rasa tidak nyamannya.
Hiro yang juga mendengar bisikan yang sedikit keras di telinganya tetapi tidak bagi orang-orang di sekitar mereka hanya diam menyimak obrolan mereka berdua dengan muka datar dan dingin.
Karena dua hari lalu mereka bertiga lumayan akrab meskipun hanya Harry yang selalu menanggapi omongannya karena Hiro lebih banyak diam, Lolita memangil Harry dengan panggilan Bul alias Bule.
Selama dua hari itu keduanya rutin mengunjungi Lolita di panti atau lebih tepatnya Hiro hanya menemani Harry yang datang mengantarkan beberapa perlengkapan belajar gadis itu.
"Gak usah tanggapi mereka, Gum. Anggap aja kamu lewat ditengah hutan belantara dan mereka hewan-hewan yang berlindung di balik pohon," jawab Harry asal.
Harry juga memanggil Lolita gummy, alasannya Loli itukan kayak permen lolipop. Jadi ia memanggil Gum alias Gummy sebagai panggilan akrab mereka.
"Dih, mana bisa begitu, Ege! Binatang mah kagak ngomongin orang, lah ini ngomongin ampe panas kuping gue!" sungut Lolita dengan memukul pelan lengan Harry.
Keakraban mereka berdua membuat para ciwi-ciwi di gedung tersebut semakin histeris karena rasa iri melihat gadis yang datang bersama duo kulkas begitu akrab dengan Harry yang sudah menjadi idola para ciwi-ciwi di sana.
Mereka bertiga akhirnya sampai didepan pintu ruang kepala sekolah.
"Elo aja yang masuk dan gue tunggu disini!" ucap Hiro pada Harry dengan dijawab anggukan kepala remaja tersebut.
"Ayo, masuk!" ajak Harry pada Lolita.
Lolita mengangguk dan keduanya masuk setelah Harry mengetuk pintu tersebut. Hiro berdiri diluar dengan bersandar di dinding dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantong saku celananya. Posisinya yang seperti itu menambah nilai plus nya yang semakin cool sehingga teguran dan sapaan menyapa indera pendengaran nya yang tidak ia tanggapi.
"Dasar kulkas seribu pintu, apa maksudnya coba bersandar dengan gaya kayak gitu di sana? Boro-boro ditanggapi, di lirik aja kagak! Tapi mengapa mereka masih gak marah atau ilfil dicuekin kayak gitu, ya?" rutuk Amora teman sekelas Harry dan Hiro.
"Namanya juga nge-fans, Mor! Mana ada marah atau ilfil, yang ada mereka tambah terpesona meskipun dicuekin. Katanya sih, makin cool makin keren!" sahut Sandra temannya.
"Alah, kayak elo gak aja, Mor! Elo kan juga gitu kalau rombongan gengnya Kak Revan lewat, elo teriak-teriak sampe kuping gue pengang saking senangnya liatin Kak Revan meskipun kagak digubris sama sekali," tambah Lolita sambil mengoles liptint setiap beberapa menit sekali.
Amora cengengesan mendengar ucapan Lolita yang tepat sasaran. Ketiga gadis itupun kembali ke kelas karena bel pelajaran pertama sudah berbunyi.
Harry dan Lolita keluar dari ruang Kepala sekolah bersama Miss Yulita wali kelas mereka dan bersama-sama menuju kelas mereka dengan Hiro berjalan di belakang Harry dan Lolita.
"Lolita, karena di kelas kita ada dua nama Lolita, bagaimana kalau nama panggilan kamu diganti dengan nama lain?" ucap Miss Yulita wali kelas mereka sambil berjalan menatap gadis yang berjalan di sampingnya itu.
"Panggil Sia aja kalau di sekolah. Kan nama kamu Lolita Anastasia," celetuk Harry mengemukakan pendapatnya.
"Iya, ditambah huruf L jadi Sial," ucapan pedas Hiro keluar.
"Asem, Lu!" omel Lolita dengan bibir manyun.
"Pppfffttt," Harry terkekeh geli mendengar ucapan Hiro yang sekali ngomong pedas bener.
"Gak udah ketawa, kagak lucu!" gerutu Lolita mendelik marah kearah Harry.
Harry mengangkat dua jarinya pertanda damai dan hal itu membuat Miss Yulita geleng-geleng dengan kelakuan mereka terutama Hiro yang begitu irit bicara.
"Sudah, sudah! Bagaimana mana kalau Anna saja, karena dikelas sudah ada nama panggilan Tasya?" lerai Miss Yulita sambil meminta pendapat Lolita.
"Iya, Miss, itu aja! Panggil Anna aja kalau di sekolah!" putus Lolita pada sang wali kelas.
"Iya, tinggal tambah belle dan jadi boneka Annabelle!" celetuk Hiro lagi yang membuat Lolita kembali meradang.
"Buahahaha," Harry langsung terbahak mendengar celetukan Hiro yang mana membuat kaum hawa yang masih berkeliaran terpaku dengan tawa renyah remaja Bule yang terlihat datar dan dingin itu termasuk Miss Yulita.
"Bangke lu ya, Zorro! Gaya doang irit ngomong, sekali ngomong pedas bener kayak abis makan cabe setan sepuluh kilo!" omel Lolita kesal setengah hidup pada Hiro.
Hiro hanya menaikan sebelah alisnya mendengar omelan Lolita yang terdengar menyenangkan di telinganya. Rasanya membuat gadis itu kesal dan misuh-misuh membuat remaja itu sedikit senang.
Miss Yulita kembali geleng-geleng sambari menarik napas dalam-dalam melihat tingkah murid-murid nya. Meskipun demikian, rata-rata semua muridnya tidak pernah melawan ataupun membantah ucapannya walaupun kelas mereka terkenal dengan reputasi anak-anak yang nakal dan suka bolos.
🌺🌺🌺
Hades yang sedang berkutat di perusahaannya kedatangan Thomas yang menghadap karena situasinya darurat.
"Kenapa kau menemui ku di sini?" tanya Hades saat mereka hanya berdua saja di dalam ruangan tersebut.
"Maaf, King! Anak buah saya berhasil menemukan pria bernama Suki Tatsuya itu, tetapi saat akan membawanya, mereka dihadang oleh kelompok tidak dikenal dan mereka menghajar orang-orang ku hingga terluka serius," lapor Thomas sembari menunduk.
Brak
"Ah, sial! Padahal sedikit lagi kita akan mendapatkannya!" umpat Hades geram setelah memukul mejanya karena kesal.
Hades kecolongan, pasalnya begitu pria bermata sipit itu sadar dan bisa bicara, pria itu langsung meminjam ponsel penolongnya untuk memberikan kabar pada sang Tuan. Alhasil Takeshi langsung membayar orang untuk menemukan Suki yang masih sakit dan ia berhasil melakukan semua itu sehingga orang bayarannya berhasil menyelamatkan Suki sang tangan kanannya.
"Pergilah! Untuk sementara kalian terus saja awasi dan jaga kedua putraku dalam diam! Aku tidak mau kecolongan lagi mereka di culik atau diserang oleh orang-orang asing!" perintah Hades sambil melakukan gerakan mengusir dengan tangannya.
Begitu ia sendirian di ruangannya, Hades mengusap kasar mukanya karena perasaannya sangat tidak karuan.
"Sepertinya aku harus bertemu langsung dengan Olin dan mengatakan dengan jujur siapa yang mau berniat jahat pada Hiro," gumamnya dengan pelan.
Pria matang itu punya firasat jika hal yang dialami kedua remaja itu dalam beberapa hari yang lalu pasti akan terulang mengingat siapa itu Takeshi Yamamoto. Ia takut kecolongan lagi dan lebih parah Hiro bisa saja terluka akibat ambisi kejam seseorang.
Bersambung...