Tidak ada manusia yang bisa menebak takdirnya sendiri termasuk Gibela, seorang gadis biasa di takdirkan menjadi pelindung negeri luar yang disebut Dunia Magis. Gibela adalah orang terpilih pemilik anugrah kekuatan Bulan dan Bintang. Pimpinan Gedung Pod (Power of Destiny) dari Negeri Putih atau pemilik anugrah yang bernama Guru Hayeo menunjuknya jadi ketua grup 3F (Five Friend Fod) yang artinya lima sekawan Gedung Pod diantaranya yaitu Gibela, Yeni, Clara, Rayhan, dan Boy. Gibela memiliki keistimewaan dibandingkan pemilik anugrah lainnya, kekuatan yang luar biasa dan kecantikannya membuat banyak pria tertarik padanya termasuk Siyoon dan Raja Kegelapan. Tidak peduli berapa banyak kekuatan jahat yang datang Gibela selalu bisa menghancurkannya meski berkali-kali hampir kehilangan nyawa namun sejarah masa lalu Dunia Magis menyisakan racun dan menyebabkan kekuatannya menghilang. Apa Gibela bisa melawan kekuatan jahat tingkat tinggi itu ? Apakah Gibela bisa hidup dan bahagia bersama keluarg
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekuatan Kristal Kuning
“Kamu ??” Yeni melirik wanita asing.
“Perkenalkan nama saya Vlora teman Gibela.”
“Ko aku baru tau kalau Gibela punya teman namanya Vlora.”
“Kami baru saja berteman.”
“Oooh pantas saja.”
“Guru mau kemana ?” tanya Yeni melihat Guru Hayeo melangkah pergi.
“Melihat kondisi Dion.”
“Ikut denganku, kita buat kopi dulu ….” Rayhan menarik Yeni dan dengan santainya Yeni juga menyeret Vlora bersamanya.
“Nanti kita menyusul,” ucap Rayhan.
“Lagi dan lagi Gibela hampir kehilangan nyawanya,” sesampainya di dapur Yeni mengambil tiga cangkir lalu dua diantaranya diberikan pada Rayhan dan Vlora.
“Tapi untungnya kali ini ada Siyoon yang melindunginya.”
“Tunggu maksudmu ?”
“Siyoon rela terluka demi melindungi Gibela, informan menyampaikan Siyoonlah yang menghadang kristal yang ditujukan untuk Gibela.”
“Benarkah ?”
“Orang-orang yang berada disana hanya menyaksikan bagian terakhir pertarungan Gibela dan orang itu.”
“Oh iya bukannya kamu juga ada disana ?”
“Semua tamu termasuk Yang Mulia berada di ruang pesta tiba-tiba terdengar suara ledakan besar saat kami melihat keluar Gibela dan pria itu sedang bertarung. Ada yang lebih mengejutkan …”
“Apa itu ?”
“Aku bisa merasakan kekuatan pria itu sangat tinggi tapi Gibela masih bisa bertahan setelah mendapat serangan besar darinya.”
“Kekuatan yang dimiliki Gibela sangat hebat sampai-sampai yang ingin membunuhnya selalu gagal.”
“Apa itu artinya ?”
“Benar ini bukan pertama kalinya,” jawab Yeni meminum kopi miliknya.
“Pantas saja sebelumnya ada yang memberinya racun.”
“Racun ?”
“Iya dari awal dia sudah tau anggur miliknya diberikan racun tapi dia nampak acuh, aku hampir saja meminumnya karena saat itu anggur milikku habis untungnya Gibela segera menepisnya.”
“Artinya orang itu sudah tau Gibela akan datang ke pesta jadi dia merencanakan semuanya.”
“Kita harus segera memberitahu Guru,” Rayhan berjalan pergi diikuti Yeni dan Vlora.
“Bukannya itu Boy dan Clara ?” mereka tidak sengaja berpapasan di jalan menuju ruang 3F.
“Bagaimana keadaan Gibela dan Siyoon ?”
“Guru ada dimana ?” bukannya menjawab pertanyaan Rayhan Boy malah balik nanya.
“Di ruang 3F.”
“Nanti kami jelaskan,” Clara bergegas berjalan.
“Semoga tidak ada yang serius,” ucap Rayhan.
“Oh iya kalau boleh tau asal kalian dari mana ? dari yang kulihat sepertinya bukan dari dunia magis,” sambil berjalan Vlora mengajak ngobrol Rayhan.
“Apa kami terlihat seperti orang asing dari dunia ini ?”
“Aku sudah lama berkelana di dunia magis tentu tau macam-macam orangnya seperti apa.”
“Kami dari dunia lain.”
“Sepertinya Gibela memiliki hal yang tidak bisa di dunia magis ini.”
“Sulit menjelaskan seperti apa Gibela dan kekuatan macam apa yang dimilikinya.”
“Guru kami sudah memasukan mereka kedalam gelembung mantra tapi ….” Clara terhenti sesampainya di ruang 3F.
“Tapi apa ?”
“Gelombang mantra menolak mereka secara terpisah,” sambung Boy.
“Maksudnya ?”
“Gibela dan Siyoon berada di gelembung mantra yang sama.”
“Ini aneh gelembung mantra hanya bisa di masuki satu orang saja jika dipaksakan gelembung mantranya akan hancur tapi mereka …..”
“Kalian pergi istirahatlah !”
“Tapi Guru ?”
“Pergilah !!”
“Baik Guru,” merekapun pergi meninggalkan ruangan dengan rasa penasaran.
Malampun semakin larut, mereka bermalam di ruangan 3F termasuk Vlora. Disaat semuanya sudah tertidur Guru Hayeo pergi keruang isolasi mengecek keadaan Gibela dan Siyoon, Guru Hayeo berdiri menatap gelembung mantra mereka sampai pagi. Sinar matahari pertama menyentuh wajahnya Dion, perlahan Dion membuka mata lalu mengangkat tubuhnya untuk duduk bersender.
“Cuaca yang cerah.”
“Dion ?” Guru Hayeo yang berdiri di depan jendela menghadap Timur bergegas menghampirinya.
Guru Hayeo tidak mengerti apa yang terjadi antara Gibela dan Siyoon hingga akhirnya dia kembali ke ruangan 3F.
“Bagaimana perasaanmu sekarang ?” Guru Hayeo duduk di ranjang.
“Sudah lebih baik Guru.”
“Baguslah.”
“Guru bagaimana keadaan Ketua Gi dan Siyoon ?”
“Mereka masih didalam gelembung mantra.”
“Huaaah sudah pagi yah ?” Clarapun bangun mengeliat.
“Senior sudah sadar ? eeehh aduh ….” karena terburu-buru bangun Clara menyenggol ujung kursi dan tersandung.
“Astaga ada apa sih ?” Boy mengucek matanya.
“Senior …” mereka semua serentak bangun mendengar suara Yeni.
“Nampaknya keadaan Senior sudah jauh lebih baik,” Yeni mengecek kondisi Dion saat ini.
“Sebenarnya apa yang terjadi ?”
“Semua ini berawal saat aku menunggu Siyoon di gerbang utama istana kegelapan tiba-tiba ada yang datang menyerangku orang itu memiliki kekuatan yang cukup tinggi aku bukanlah tandingannya. Aku hampir saja bisa melarikan diri tapi ada orang lain yang memukulku dari belakang, dalam keadaan setengah sadar aku merasakan sakit dari sekujur tubuhku. Ketika membuka mata tubuhku di ikat di kursi dan ada seorang pria didepanku, dia bertanya padaku siapa yang menyuruhku memata-matai istana kegelapan karena aku masih lemah tidak menjawabnya lalu dia memukulku beberapa kali,” jelas Dion.
“Apa orang yang menyerangmu dengan orang yang mengikatmu adalah orang yang sama ?”
“Tidak mereka orang yang berbeda, orang yang mengikatku adalah orang yang datang bersama Yang Mulia Raja Kegelapan sedangkan orang yang menyerangku, aku belum pernah melihatnya bahkan pakaiannya terlihat asing.”
“Yang Senior maksud sepertinya Panglima Fira tapi bukannya dia sudah tau kalau Dion bagian dari gedung pod kenapa dia bertanya seakan tidak mengenal Senior,” Yeni mencoba menebak.
“Masuk akal,” Boy mengangguk.
“Selain itu saat Panglima Fira dan Gibela bertarung dia tampak dipenuhi amarah.”
“Setelah itu apa yang terjadi Senior ?” tanya Clara semakin penasaran.
“Panglima Fira bukanlah tandingan Gibela dia bisa dikalahkan hanya dengan hitungan detik.
Gibela dan Siyoon membawaku ke tempat aman untuk mengobati lukanya terlebih dahulu tapi tiba-tiba ada yang datang menyerang aku tidak melihat jelas seperti apa orangnya hanya saja terdengar suara pria itu sangat sangar dan dia membawa sekitar 15 orang kurang ebih bersamanya. Jika saja kotak itu tidak terjatuh mungkin saat ini Gibela dan Siyoon pasti baik-baik saja.”
“Jadi Gibela dan Siyoon mengetahui Senior dalam bahaya lalu mereka datang menyelamatkanmu tapi di pertengahan ada orang yang menyerang.”
“Tepat sekali,” jawab Dion.
“Guru apa yang dikatakan Senior sama persis dengan yang diberikan informan, Raja Artha dan juga Vlora. Jika disambungkan rencana mereka menyerang Gibela sudah sangat matang.”
“Dion bisa kamu jelaskan masalah Siyoon ?”
“Siyoon terkena tusukan kristal yang amat kuat diisi racun, jika tergores sedikit saja maka orang itu akan mati.”
“Tapi sepertinya dia baik-baik saja tanpa luka ?” ucap Boy mengingat tubuh Siyoon tidak ditemukan luka sedikitpun.
“Aku tidak yakin itu akan berhasil meski begitu aku tetap mencobanya meminta Gibela meneteskan darahnya ke kristal yang menusuk Siyoon waktu itu.”
“Dan itu berhasil ?” tanya Clara.
“Kita akan tau nanti setelah mereka berdua pulih.”
“Dion apa tingkat kekuatan pria itu ?”
“Tingkat tinggi Guru.”
“Pantas saja dia mampu membuat Gibela kehabisan kekuatannya.”
“Tapi pria itu tetap dikalahkan Gibela,” sahut Boy.
“Sepertinya racun itu belum menyebar sepenuhnya di tubuh Siyoon sehingga darah Gibela bisa menentralkannya.“
“Guru kristal serta darah Gibela bersatu dan masuk kedalam tubuh Siyoon.”
“Kalian ikut aku, jika tebakanku benar maka ini akan berhasil,” Yeni dan Erik ikut pergi bersama Guru Hayeo ke ruang isolasi.
Sesampainya di ruang isolasi Guru Hayeo meminta Yeni dan Erik menurunkan gelembung mantranya, saat Yeni berjalan mendekatinya tidak sengaja tersandung mengenai gelembung mantranya.
“Tidak …” Yeni langsung berdiri.
“Gelembung mantranya berubah warna ?” Erik terheran-heran dan dwar gelembung mantranya pecah tubuh Gibela dan Siyoon perlahan turun.
“Bawa mereka keruang 3 F !” Guru Hayeo mengecek keadaan Gibela dan Siyoon.
“Baik Guru.”
“Kalian berdua bantu Gibela dan Siyoon mengganti pakaiannya !” Yeni dan Rayhan langsung melakukan perintah Guru Hayeo.
“Guru apa aku harus mengganti baju Gibela disini ?” tanya Yeni melihat ruang 3F dipenuhi pria.
Tanpa menjawab Guru Hayeo mengisyaratkan Erik membawa kain penutup, Erikpun paham langsung mengambilnya.
“Tolong dibantu !” pinta Erik pada Vlora.
“Tentu,” memegang sisi kain satunya.
“Ray tutup matamu jangan mengintip !”
“Baiklah baiklah …”
Selesai mengganti pakaian Gibela dan Siyoon, mereka semua menunggu sampai keduanya sadar. Terlalu lama menunggu membuat mereka mengantuk bahkan Boy tertidur di tempat dan ngiler.
“Kapanlah mereka sadar,” Clara mengeluh sambil memainkan tangkai bunga di ruang 3F.
“Astaga … ” lengan Rayhan yang digunakan untuk menyanggah kepalanya kehilangan keseimbangan.
“Dimana ini ?”
“Ruang 3F gedung pod,” jawab Guru Hayeo membantu Siyoon duduk bersender.
“Gibela ?” mengingat kejadian terakhir kali dia pingsan.
“Disana !” menunjuk Gibela yang masih terbaring di ranjangnya.
“Bagaimana keadaannya ?” Siyoon tanpa ragu berdiri agar bisa ada disamping Gibela.
“Hati-hati !” Yeni berniat membantu Siyoon yang hampir terjatuh.
“Apa yang ???” semua orang terkejut benda yang tadi tidak sengaja disentuh Siyoon berubah menjadi kristal kuning.
“Bagaimana dengan pria itu ?” Siyoon berbalik melihat mereka semua yang kaku.
“Ada apa ?” tanya Siyoon, Clara menunjuk lampu tidur yang berubah menjadi kristal kuning.
“Nampaknya kristal itu kini bersatu dengan darah Siyoon dan Gibela membentuk sebuah kekuatan,” ucap Dion senang.
“Jangan sampai ada orang lain yang tau tentang kekuatan Siyoon.”
“Kenapa Guru bukankah itu bagus ?” tanya Boy dengan polosnya.
“Kristal jenis ini sangat langka, banyak orang yang mencarinya jika mereka tau Siyoon memiliki kekuatan merubah benda apapun yang disentuhnya menjadi kristal kuning pasti mereka memburu Siyoon terutama kekuatan hitam,” jelas Guru Hayeo memegang kristal itu.
“Rahasiakan kekuatanmu !!”
“Termasuk dari Gibela ?” tanya Siyoon.
“Gibela tidak termasuk.”
“Berapa lama lagi dia akan sadar ?” Siyoon mengambil tangan Gibela.
“Semoga segera,” jawab Clara.
“Jangan khawatir dia wanita yang kuat,” Rayhan menepuk pundak Siyoon memberikan keyakinan.
“Gibela sudah sadar semenjak di ruang isolasi tadi,” sela Guru Hayeo membuat semua orang tidak mengerti.
“Lalu kenapa Gibela ?”
“Mungkin Ketua Gi tidak mau mendengar ocehanmu,” canda Dion membuat semua orang diruangan tertawa.
“Gibela masih lemah, dia bisa mendengarkan kita tapi masih belum bisa merespon ataupun bangun,” jelas Guru Hayeo membantu menyelimuti Gibela.
“Kita tunggu sampai besok, biarkan Gibela istirahat lebih lama.”
“Rey mau kemana ?” tanya Boy.
“Aku lapar mau cari makan.”
“Tunggu aku ikut,” Boy mengejar Rayhan.
‘Crining crining crining crining,’ suara nada dring telpon masuk.
“Hallo …” Yeni mengangkatnya sambil berjalan keluar ruangan.
“Suatu keajaiban Siyoon selamat.”
“Semua itu berkat Senior Dion,” mereka berdua saling membalas senyuman.
“Dion apa kamu mengetahui racun jenis apa di kristal itu ?”
“Aku tidak tau pasti Guru.”
“Apa bagusnya kristal itu sih ?”
“Dari semua jenis kristal hanya kristal kuning yang mampu menyerap berbagai racun selain itu kristal kuning dapat menigkatkan racun sampai 10 kali lipat.”
“Buset sehebat itu ?” Dion mengangguk menjawab Clara.
“Oppa coba pegang ini !” Clara memberikan pena pada Siyoon.
“Wah bener berubah jadi kristal kuning.”
“Apakah semua akan berubah jadi kristal kuning jika disentuhnya ?” Erik memastikan.
“Mari kita coba lagi …” Clara secepat kilat mendapatkan berbagai macam barang untuk uji coba kekuatan Siyoon.
“Selain untuk racun apa kristal ini bisa di jual ?”
“Biasanya orang yang menginginkannya berani bayar besar demi mendapatkan kristal kuning ini.”
“Senior Erik mari berbisnis ?” Clara mengedipkan matanya, dibalas tawa tipis setuju dari Erik.
“Apa kamu bisa merubahnya kembali ?”
“Akan aku coba Guru,” jawab Siyoon.
“Coba lagi !”
“Itu tidak berhasil Guru.”
“Coba lagi fokuskan pikiranmu !!” Guru Hayeo membantu Siyoon fokus ke objek yang akan dirubahnya kembali.
“Berhasil !!” Dion sangat semangat menyaksikan kekuatan Siyoon.
“Gagal deh …” Clara memanyunkan bibirnya.
“Teruslah berlatih sampai bisa mengendalikan kekuatannya,” pergi keluar Ruangan.
“Mereka sepertinya memiliki ikatan takdir,” gumam Vlora memperhatikan Gibela.
“Baik Guru.”
“Senior lapar gak ? cari makan yuk ?” ajak Clara.
“Boleh.”
“Oh iya kamu mau makan sesuatu ?”
“Tidak terima kasih,” jawab Vlora.
“Baiklah lalu Senior Dion dan Siyoon ?”
“Tidak,” jawab Dion.
“Ya sudah kalau begitu kita pergi dulu,” setelah Clara dan Erik pergi Yeni masuk ke ruangan.
“Loh ko pada kemana ?”
“Clara dan Erik mencari makan kalau Guru tadi keluar entah kemana,” jawab Dion.
“Ohh okey.”
“Eh Vlora, titip mereka yah !” belum juga Vlora mengatakan iya Yeni sudah pergi begitu saja.
“Kamu ??”
“Teman Gibela,” jawabnya spontan.
“Aku masih ingat kamu saat di festa.”
“Benarkah ?” Vlora merasa canggung.
“Semoga keadaan Gibela cepat membaik,” Vlora duduk diranjang tepat disamping Gibela.
“Ketua Gi adalah orang yang baik tapi ada aja yang berniat jahat padanya. Dia mempertaruhkan nyawanya hanya untuk melindungi orang terkasihnya, aku tidak mengerti kenapa mereka ingin membuat Ketua Gi terluka.”
“Terkadang kita gak tau mungkin saja ada tindakan yang membuat orang lain tersinggung sehingga mereka nekad,” sambung Siyoon.
“Pantas saja Gibela dikelilingi orang-orang yang menyayanginya ternyata seperti itu yah,” Vlora tersenyum kagum.
Clara dan Erik ikut bergabung makan bersama Rayhan dan Boy di ruang makan gedung pod, mereka makan sangat lahap. Dari sekian banyaknya tragedi mereka masih bisa bersama sudah merupakan suatu keberuntungan besar. Hari sudah sore nampaknya diruangan 3F sangat sepi bahkan Vlora, Siyoon dan Dion tidak ada disana. Gibela terbangun hendak mengambil gelas disampingnya tapi karena kondisinya masih lemah dia tidak ada tenaga mengangkat gelas itu.
“Huh sulit sekali,” duduk di ujung tempat tidurnya.
“Tidak ada siapapun disini, kemana mereka semua pergi ?” mengingat sebelumnya masih mendengar percakapan Vlora, Siyoon dan Dion.
“Disini lebih nyaman,” Gibela menggunakan kekuatannya pindah tempat ke atap gedung pod, dia duduk menghadap matahari yang mulai tenggelam.
‘Krek’ pintupun terbuka “Lohh ko gak ada ?” melihat ruang 3F kosong.
“Yen ada apa ?” Siyoon datang dari toilet, melihat Yeni yang bengong seperti orang kebingungan.
“Oppa buatku kaget saja, dimana Gibela ?”
“Ada disana …” Siyoon menyipitkan matanya memastikan Gibela masih terbaring di ranjangnya.
“Tadi sebelum aku pergi dia masih ada.”
“Ayo berpencar cari dia !” Yeni mencari ke ruang kerja Guru Hayeo tapi tidak menemukan Gibela hanya ada Dion dan Guru Hayeo disana lalu dia mencari ke ruang makan tapi masih tidak menemukan Gibela hanya ada Rayhan dan Boy. Semua orang yang mengetahui Gibela tidak ada ditempat langsung berpencar mencarinya.
“Kemana dia pergi ?” Siyoon mencarinya ke lapangan latihan.
“Bayangan ?” Siyoon melihat ke atap, untuk memastikan ada seseorang di atap, Siyoon mengeluarkan krital kuning dari tangannya membentuk tangga.
“Ternyata disini …” Siyoon duduk disamping Gibela, Gibela merespon Siyoon dengan senyuman.
“Bagaimana kamu tau aku disini ?”
“Bayanganmu terlihat di bawah.”
“Oh lewat mana ?”
“Itu …” Siyoon menunjuk tangga kristal yang menjulang.
“Selain dapat merubah benda jadi kristal bisa membuat apapun dari kristal yah,” Gibela menggerakan kakinya ke depan belakang.
“Hebat bukan ?”
“Hemnn,” angin berhembus mendatangkan bunga dandelion yang terbang didepan mereka.
“Dari mana datangnya ?” Gibela meraih untuk mengambilnya.
“Hati-hati …” Siyoon menangkap Gibela yang terjatuh. Bukannya takut Gibela malah tersenyum manis berhasil mendapatkan bunga dandelion nya.
“Kamu masih bisa tersenyum disaat seperti ini ?” suara hati Siyoon.
Bayangan mereka berdua sangat cocok dengan adegan romantis di sinari cahaya jingga matahari dan lagu sekan berputar mendukungnya.
“Sudah puas nona ?”
“Sebentar lagi tolong,” Gibela mengedipkan matanya mode manja.
“Baiklah sesuai perintah anda,” Siyoon tidak bisa menutupi ekpresi senangnya melihat Gibela bahagia karena hal kecil seperti itu.
“Entah kapan lagi aku bisa menikmati keindahan ini iya kan ?” Siyoon mengangguk setuju.
Sepertinya bukan hanya dapat merubah benda menjadi kristal dan menciptakan barang dari kristal tapi Siyoon bisa terbang seperti Gibela hal ini terjadi dikarenakan kristal itu memasuki tubuhnya bercampur dengan darah Gibela. Siyoon tidak bisa berpindah tempat kemana saja seperti pemilik anugrah lainnya, dia bisa berpindah tempat jika dibantu pemilik anugrah lainnya.
“Berapa lama lagi kita harus terbang seperti ini ?” saat melihatnya ternyata Gibela tertidur.
“Sejak kapan kamu bisa seimut ini,” Siyoon turun lalu membawa Gibela kembali ke ruang 3F.
“Kemana lagi kita harus mencari Gibela ? apa mungkin dia di culik ?” Clara memegang mukanya dan mulut mangap.
“Jangan ngomong sembarangan,” Rayhan memasukan gulungan kertas kemulutnya.
“Hey aku kan hanya menebak saja.”
“Dion hubungi Raja Artha siapa tau Gibela ada disana ?”
“Tapi Guru Ketua Gi masih lemah tidak mungkin dia bisa pergi sendirian kesana dan untuk apa dia kesana ?”
“Cepat lakukan saja !”
“Baik Guru.”
“Tunggu Senior,” Rayhan menghentikan Dion.
“Kenapa ?”
“Gibela …” Yeni berlari menyusul Gibela yang digendong Siyoon.
“Dimana kamu menemukannya?” tanya Guru Hayeo.
“Diatap gedung,” membaringkan Gibela di tempat tidur.
“Bagaimana dia bisa kesana aku tidak melihatnya lewat,” Rayhan heran.
Tangga menuju atap harus melewati ruang makan dan ruang penyimpanan.
“Mungkin dia menggunakan kekuatannya.”
“Ketua Gi masih lemah untuk sementara dia tidak bisa menggunakan kekuatannya,” sahut Dion.
“Jangan dipermasalahkan yang penting Gibela sudah ketemu,” sela Guru Hayeo.
“Kenapa Gibela ke atap ?”
“Tidurlah Gi, lain kali jika ingin pergi kemanapun beritahu kami,” Yeni menyelimuti Gibela.
“Tanda kekuatannya ?” Siyoon melihat tangan Gibela tanpa tanda kekuatannya.
“Hal aneh apalagi ini ?” Boy mengangkat alisnya.
“Dion cari tau apa yang sebenarnya terjadi pada Gibela !”
“Baik Guru.”
“Yoon apa kamu punya kekuatan berpindah tempat ?” tanya Guru Hayeo.
“Sepertinya tidak Guru.”
“Kalau begitu Boy antarkan dia pulang !”
“Tapi Guru bagaimana dengan Gibela ?”
“Dia berada diwilayahku tidak akan ada seorangpun yang bisa menyentuhnya, tidak ada orang yang bisa memasuki ruang 3F tanpa seijin ku. Kamu jangan khawtir kembalilah dulu !”
“Kami akan memberikan informasi perkembangan keadaan Gibela padamu,” Rayhan merangkul pundaknya.
“Jangan khawatir Oppa kami pasti menjaga Gibela dengan baik,” tambah Clara.
“Baiklah tolong berikan aku kabar selanjutnya !” Clara dan Rayhan mengangguk.
“Sampai jumpa Oppa,” Clara mengucapkan kata perpisahan sebelum Boy dan Siyoon menghilang.
“Kalian juga kembalilah kerumah masing-masing !”
“Tapi Guru ….”
“Ini perintah !!!”
“Guru bisakah aku tetap disini ?” tanya Yeni.
“Tidak kamu juga kembalilah bukannya ada banyak hal yang perlu kamu urus ?” Guru Hayeo mengetahui kalau selama Gibela datang dengan keadaan terluka Yeni terus di telpon klien.
“Tolong jaga Gibela Guru Senior Dion,” Yeni membungkuk.
“Pastinya ini sudah menjadi tanggung jawab dan kerjaan ku.”
“Terima kasih, kalau begitu kami pamit,” mereka bertiga kembali ke rumah masing-masing.
“Dan kamu ?” tanya Guru Hayeo melirik Vlora.
“Bisakah aku tetap tinggal, aku bisa membantu Anda dalam hal ini ?”
“Bagaimana aku membiarkan orang asing tetap disini sedangkan semua teman dekatnya Gibela saja aku suruh pulang.”
“Aku memiliki informasi yang sangat Anda butuhkan.”
“Apa itu agar Guru bisa mempertimbangkan kembali supaya kamu tetap disini !” sela Dion.
“Kunci dari semua yang ingin diketahui Anda ada di buku suci emas.”
“Siapa kamu sebenarnya ? tidak sembarangan orang yang mengetahui tentang buku suci emas itu ?” tanya Guru Hayeo.
“Keuntungan apa yang bisa aku dapatkan jika mengatakan kebenarannya ?”
“Semua pertanyaan yang ada di otakmu itu akan aku jawab dan kamu bisa tetap disini sesuai keinginanmu.”
“Baiklah sepakat, aku adalah ketua ras unik.”
“Bukannya ras unik sudah di hapuskan didalam catatan jenis kekuatan kegelapan.”
“Yang anda ketahui memang benar tapi tidak sepenuhnya benar ….”
“Kamu boleh memanggilku Guru !”
“Sepertinya dia kawan bukan lawan, aku tidak boleh gegabah dalam hal ini,” suara hati Guru Hayeo.
“Ras unik saat itu disebut sebagai penghianat golongan kekuatan hitam sehingga Raja Kegelapan Jersvile terdahulu melenyapkan orang golongan ras kami. Orang tuaku mengorbankan nyawa demi melindungiku, saat itu aku masih sangat muda jika melawan sama dengan menyia-nyiakan pengorbanan kedua orang tua. Aku tumbuh menjadi wanita dewasa di kalangan kekuatan hitam dengan menyamar, siapa sangka yang tadinya aku sendirian dapat menemukan sedikit demi sedikit orang yang selamat dan membentuk 1 kelompok ras unik.”
“Lalu bagaimana kamu mengetahui buku suci emas ?”
“Saat orang tuaku dihabisi mereka mengatakan dapatkan keadilan dan carilah buku suci emas. Aku berkelana di seluruh negeri magis selama bertahun-tahun sampai akhirnya dapat menemukannya dan juga bertemu Dewi Bulan.”
“Sepertinya kamu mengetaui banyak hal.”
“Tapi bukannya Dewi Bulan sudah lama menghilang bagaimana bisa bertemu dengannya ?”
“Takdir yang mempertemukanku dengan Dewi Bulan.”
“Secara tidak langsung berarti kamu sudah pernah melihat buku suci emas ?”
“Benar.”