*Ini adalah lanjutan dari Kultivasi Raja Bayangan, jadi baca dulu jilid pertama sebelum ke novel ini...
Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 24 — Pusaka Kaisar
"Kita kesampingkan masalah Tubuh Surgawi, untuk sekarang kita fokuskan mencari informasi tentang pusaka itu?" Liang Zheng mengubah topik pembahasannya.
"Ketua, aku baru saja menemukan informasi baru tentangnya, ternyata pusaka itu berasal dari sebuah kota yang bernama Avion." Anggota itu menjelaskan.
Liang Zheng mengelus dagunya. "Apa ada informasi yang lebih detil lagi?"
"Masalah ini kami kesulitan mencarinya Ketua, tapi aku yakin pusaka Kaisar itu memang berada di sana. Dari laporan, terdapat banyak kultivator yang beberapa hari ini banyak berkunjung ke sana."
"Mungkinkah mereka sudah mengetahui keberadaan pusakanya?"
"Aku juga berasumsi demikian Ketua, tidak hanya kultivator dari kekaisaran ini tetapi beberapa sekte aliran hitam di kekaisaran kita juga ikut pergi ke sana."
Liang Zheng mendengus pelan. "Kalau begitu siapkan seluruh pasukan, kita bergerak dengan kekuatan penuh!"
"Ketua, ini..." Anggota itu terkesiap mendengar perintah Patriark sektenya yang tiba-tiba.
"Pusaka Kaisar itu adalah satu-satunya cara agar sekte kita bisa menduduki puncak dunia persilatan, setelah mendapatkannya kita akan lebih mudah untuk mencari kembali Tubuh Surgawi."
Pusaka ditingkatan Kaisar bisa dikatakan legenda di dunia persilatan, meski banyak orang yang mempercayai keberadaannya namun selama ini tidak ada orang yang benar-benar pernah melihat pusaka di tingkatan tersebut.
Pusaka Kaisar diceritakan dapat mengubah tatanan dunia, mereka yang memilikinya dirumorkan bisa menduduki puncak dunia persilatan sehingga tidak heran pusaka tersebut sangat dicari para kultivator.
Baru-baru ini, kabar Pusaka Kaisar terdengar di suatu wilayah Kekaisaran Langit Utara. Sekte Taring Serigala segera bergerak cepat untuk memastikan informasi tersebut dan mereka berhasil menemukan kebenarannya.
"Tapi Ketua, kalau kita bergerak semua, kemungkinan akan banyak korban di pihak sekte kita." Anggota itu mengutarakan kegelisahannya.
"Tenang saja, karena Dua Belas Taring Darah telah tiada maka dalam misi ini aku akan ikut turun tangan." Liang Zheng melambaikan tangannya.
Mendengar hal tersebut membuat anggota itu bernafas lega, sebelumnya ia sempat khawatir separuh anggota Sekte Taring Serigala bisa binasa untuk mendapatkan pusaka Kaisar itu namun situasinya akan berbeda jika pemimpin tertinggi mereka campur tangan.
Anggota itu segera berpamitan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Liang Zheng.
"Dalam misi ini kami tidak boleh gagal lagi, aku akan mendapatkan pusaka itu apapun yang terjadi!" Liang Zheng mengepalkan tangannya dengan keras.
***
"Senior, kita hampir sampai..." Suara Yuanyin yang merdu dan lembut terdengar diluar kereta.
"Baik, sebentar lagi aku akan keluar."
Liu Yuwen sedang berada di dalam kereta sementara Ji Yuanyin yang mengendarai kudanya. Liu Yuwen sedang melakukan latihan dengan dua artefak yang kini masing-masing berada di tangannya.
'Dengan dua artefak ini, waktu yang kubutuhkan untuk menerobos jadi lebih cepat dari semestinya, sepertinya semakin banyak artefak yang terkumpul maka semakin cepat kultivasi seseorang naik...'
Liu Yuwen tidak henti-hentinya merasa antusias, sudah beberapa hari ia meninggalkan Sekte Bunga Anggrek dan selama itu pula ia berlatih dengan dua artefak yang dimilikinya.
Hasil latihannya membuat perkembangan Liu Yuwen meningkat secara signifikan, Liu Yuwen sebenarnya ingin berlatih lebih lama namun dirinya sudah tiba di tujuan.
Liu Yuwen lalu keluar dari kereta dan duduk di kursi kusir tepat disamping Yuanyin yang sedang mengendalikan kuda.
"Inikah Kota Avion yang dimaksud orang-orang?"
"Dari peta yang diberikan Senior, seharusnya memang demikian."
Liu Yuwen mengangguk lalu pandangannya lurus ke arah gerbang kota yang sudah berada tak jauh darinya.
"Kota ini benar-benar didirikan di atas perairan, meski sudah mendengarnya, melihatnya secara langsung terasa demikian berbeda." Liu Yuwen menggelengkan kepalanya sambil sesekali berdecak kagum.
Ada hal unik dari kota yang Liu Yuwen kunjungi sekarang dibandingkan kota-kota sebelumnya yaitu kota itu berada di atas air.
Untuk sampai di tempat tujuannya, Liu Yuwen harus melewati jembatan besar dan panjang yang menghubungkan dua daratan. Kota Avion dibangun di tengah-tengah jembatan tersebut dengan ukuran hampir lima puluh kilometer persegi.
Matahari belum muncul di pucuk timur, Liu Yuwen tiba di Kota Avion di waktu masih dini hari.
"Senior, apa kita langsung melewati kota ini?"
"Kau hampir tidak tidur semalaman ini Nona Ji, kita istirahat di kota ini seharian sampai besok, setelah itu kita baru melanjutkan perjalanan kembali."
"Baik Senior." Jawab Yuanyin sambil tersenyum lembut.
Selama melakukan perjalanan bersama, Yuanyin banyak membantu Liu Yuwen bahkan terkesan melayaninya. Liu Yuwen sampai merasa tidak enak hati serta canggung karena begitu eloknya karakter gadis itu yang lembut dan penuh kesopanan.
Harus Liu Yuwen akui, didikan Sekte Bunga Anggrek untuk para perempuan di dalamnya sangat tinggi, terbukti dari kesopanan, etika, serta sikap Yuanyin yang cocok untuk dijadikan istri idaman pria manapun.
Ketika kereta Liu Yuwen sudah mendekati gerbang kota, tidak ada kereta disekitaran sana seperti kereta pedagang atau yang lain, Liu Yuwen berpikir mungkin hal ini terjadi karena mereka datang terlalu pagi.
"Hm, kemana petugas yang menjaga di gerbang kota? Apa tidak ada siapapun disini?" Liu Yuwen melihat sekelilingnya dengan keheranan.
Tidak seperti biasanya, di pintu masuk tidak ada petugas yang biasanya berjaga untuk mengecek para pengunjung yang ingin memasuki kota. Seharusnya baik siang ataupun malam, ramai ataupun sepi petugas selalu bersiaga tanpa mengenal waktu.
Liu Yuwen menunggu sebentar di gerbang kota selama beberapa waktu, berharap ada petugas yang menghampiri kereta kudanya namun hasilnya nihil.
"Mungkin tidak ada petugas yang menjaga disini Senior?"
"Itu cukup mustahil, kota besar seperti ini biasanya penjagaannya lumayan ketat."
"Atau mungkin mereka hanya bertugas pada siang hari?"
"Mungkin saja demikian." Liu Yuwen menghela nafas panjang.
Liu Yuwen bisa saja melewati gerbang kota itu sekarang namun itu akan menjadi masalah jika pada akhirnya ia harus berurusan dengan pemerintah karena memasuki kota tanpa izin.
Liu Yuwen bukan takut pada mereka tetapi ia tidak ingin membuat masalah yang sebenarnya tidak diperlukan apalagi jika masalah itu sebenarnya memiliki solusi yang sederhana.
Keduanya kemudian menunggu hingga matahari pagi muncul dan sedikit terangkat namun meski menunggu selama itu, masih tidak ada petugas yang terlihat batang hidungnya.
"Ada yang tidak beres di kota ini?" Liu Yuwen menggaruk kepalanya.
Saat Liu Yuwen masih menunggu, ada kereta pedagang yang berpapasan dengannya, mereka baru saja hendak keluar dari kota tersebut.
"Anak muda, kenapa kau diam disini?" Pedagang yang mengendarai kereta kuda itu bertanya pada Liu Yuwen dengan kebingungan.
"Aku sedang menunggu pemeriksaan, tapi tidak ada petugas yang bekerja."
"Sampai kapanpun kau menunggunya mereka tidak akan datang." Pedagang itu tertawa kecil. "Langsung saja masuk, sejak awal kota ini memang tidak memiliki pemerintahannya."
Mulut Liu Yuwen membentuk huruf 'O' sebelum kemudian ia mengangguk pelan, Liu Yuwen kemudian menyuruh Yuanyin untuk melanjutkan langkah kudanya namun baru beberapa langkah mereka bergerak, tiba-tiba pedagang itu berbicara lagi.
"Oh ya, Anak Muda, ada satu hal yang aku ingatkan kepadamu... Jika kau tidak sedang buru-buru, sebaiknya kau langsung pergi dari kota ini cepatnya!"