Spin off The Soldier and The CEO
Sabrina Lee selalu merasa dirinya bukan anak kandung sang ibu karena perlakuannya yang terlalu over protektif apalagi dia tinggal di sebuah dusun yang terpencil. Lulus SMA dan ibunya meninggal, Sabrina nekad ke Jakarta untuk mencari pekerjaan yang layak sambil kuliah online. Sabrina diterima di Ramadhan Securitas sebagai bodyguard. Kemampuan Sabrina bela diri itulah yang diterima kerja di sebuah perusahaan perlindungan klien VIP. Lima tahun pekerjaan itu dilakoni Sabrina hingga dia ditugaskan mengawal CEO muda bernama Ardiona Waranggana yang menyebalkan. Ardiona atau biasa dipanggil Ardi, awalnya tidak suka dikawal perempuan tapi Sabrina wanita tangguh hingga Ardi mengakui gadis cantik itu keren. Disaat Ardi diwajibkan menikah, dia membawa Sabrina sebagai calon istrinya. Mereka menikah dengan perjanjian selama setahun tanpa Ardi tahu jika Sabrina adalah pewaris yang hilang dari keluarga Pratomo.
gen ke 8 klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Divisi Kasus Dingin
"Polisi ... Hantu?" tanya Ardiona setelah Yudho menghubungi kenalannya.
"Eh? Bukan. Itu tadi namanya Oom Victor Sihasale. Dia AKP di divisi kasus dingin Polda Metro Jaya dan kadang-kadang sih memang berhubungan dengan arwah gitu soalnya anggota tidak tetapnya memang indigo jadi para arwah yang minta ... Apa istilahnya, supaya bisa tenang di alam sana, terbantu dengan perantara ini," papar Yudho. "Tahu sendiri kan kasus divisi dingin itu pasti korbannya sudah meninggal lama."
Ardiona manggut-manggut. "Jadi kapan aku bisa bertemu dengan Pak Victor. Eh tapi kok ke beliau? Bukannya ada bagian tersendiri kan?"
"Sebab, kalau di bagian lain, kamu akan susah diseriusin. Divisi kasus dingin itu tim yang orang-orangnya lurus garis keras tapi gilanya juga selaras. Nanti kamu akan tahu sendiri. Oh, Oom Victor bisa menemui kamu habis Jumatan karena dia makan siang dulu."
***
Usai Jumatan dan makan siang bersama Sabrina di restoran masakan Indonesia, Ardiona pun menuju Polda Metro Jaya Jakarta dan dia pun diantarkan ke divisi kasus dingin. Ardiona dan Sabrina merasa bahwa mereka berada di planet yang lain karena lantai tempat divisi kasus dingin, terlihat lebih bersih dan terang serta lengang, tidak sebanyak yang berada di divisi lain.
Ardiona mengetuk pintu yang bertuliskan 'Divisi Kasus Dingin' dan tak lama seorang pria dengan wajah tampan serta senyum ramah, terlihat disana.
"Selamat siang. Pak Victor Sihasale ada?" tanya Ardiona.
"Siang pak. Ada. Silahkan masuk. Saya Iptu Fariz. Monggo," senyum Iptu Fariz. "Pak Victor, ada yang cari. Katanya bapak utang seblak."
"Lu udah berani ngelawak ya Fariz bukan RM!" omel AKP Victor judes. "Noh, bang Jarot masih hutang satu gerobak seblak sama dik Lusiana! Diajak nikah nyahok lu, bang!"
Ardiona dan Sabrina saling berpandangan. Ini divisi apa sih?
Seorang pria ganteng dengan tubuh tinggi besar pun menghampiri Ardiona dan Sabrina. wajahnya terlihat blasteran dan ada raut khas orang Ambon disana.
"Selamat siang. Pak Ardiona? Saya Victor Sihasale Maaf, ini divisi lawak sedang stress," senyum AKP Victor sambil bersalaman dengan Ardiona.
"Ardiona Waranggana dan ini Aspri saya, Sabrina Santoso," balas Ardiona.
"Senang bertemu dengan anda, Pak Ardiona, mbak Sabrina. Aku panggil mbak saja ya, soalnya Dodo panggilnya juga gitu kan?" kekeh AKP Victor yang makin terlihat ganteng dengan deretan gigi putih yang rapi dan terawat. "Mari kita duduk disini. Oh, perkenalkan ini Iptu Fariz bukan RM dan ini sesepuh divisi kasus dingin, Kombes Jarot."
Ardiona dan Sabrina saling bersalaman.
"Harusnya masih ada anggota lainnya, AKP Nana, AKP Atikah, AKP Arief dan Iptu Steven. Cuma mereka sedang mengurus kasus ke Semarang jadi cuma kita-kita saja," ucap AKP Victor sambil mempersilahkan Ardiona dan Sabrina duduk di meja meeting yang ada disana.
"Mengurus kasus apa pak Victor? Maaf, kalau boleh saya tahu," senyum Sabrina manis.
"Kasus bunuh diri sih awalnya. Seperti kita tahu kalau kasus bundir itu tidak akan kita selidiki lebih lanjut tapi ternyata bukan bundir biasa. Korban dibunuh dan dibuat seolah bundir. Oke, itu saja yang boleh diketahui. Sekarang kasus anda?" AKP Victor menatap dua orang itu.
Kombes Jarot dan Iptu Fariz tampak antusias mendengarkan cerita Ardiona.
"Ini memang bukan ranah kami pak Ardiona, tapi saya akan bantu anda supaya kasus anda bisa segera ditangani untuk kasus penipuan. Bisa saya buat prioritas karena saya kenal beberapa orang di divisi sana. Sebentar saya hubungi dulu." AKP Victor lalu menghubungi rekannya sementara Iptu Fariz tidak hentinya memandang wajah Sabrina.
"Mbak Sabrina, aspirinnya pak Ardiona?" tanya Iptu Fariz membuat semua orang menatap bingung ke polisi muda yang masih lajang itu di usia ke 32 tahun.
"Aspirin?" tanya Sabrina.
"Eh? Aspri ! Kok jadi aspirin sih?" gumam Iptu Fariz.
AKP Victor dan Kombes Jarot hanya menggelengkan kepalanya. Emang dasar bujang satu ini tidak bisa lihat yang bening-bening!
"Lu nggak usah aneh-aneh deh dik," ucap Kombes Jarot yang hendak pensiun lima tahun lagi di usia 60 tahun. Bulan ini sudah turun surat naik pangkat trio AKP di divisi kasus dingin akan menjadi AKBP ( loncat karena prestasi ) dan salah satu dari mereka akan menggantikan Kombes Jarot.
"Ish nggak aneh pak Jarot, cuma tanya."
AKP Victor berdehem. "Mari pak Ardiona. Apa berkas-berkasnya sudah ada? Sekarang kita ke divisi white collar. "
"Oh baiklah. Brina, kamu disini saja ya," ucap Ardiona.
"Baik pak," jawab Sabrina.
AKP Victor dan Ardiona pun berjalan keluar dari ruang divisi kasus dingin sementara Kombes Jarot menatap Sabrina.
"Tega benar itu Oom dan Tante mas Ardiona. Bisa-bisanya niat untuk menipu!" geram Kombes Jarot.
"Kebetulan pengacara pak Bratajaya kan pak Yudho yang punya channel di Amerika jadi tahu kalau kantor pengacara itu sudah tutup pak," jawab Sabrina.
"Tidak habis pikir aku, mbak Sabrina. Dia sudah mengambil hak warisnya disaat ayahnya masih hidup dengan jumlah tidak main-main! Tapi masih kurang? Berdasarkan dari pengalaman aku, uang segitu banyak habis biasanya untuk judi, investasi bodong, memang boros dan gaya hidup hedonismenya," ucap Kombes Jarot.
"Saya juga tidak terlalu mengenal keluarga Oom dan Tantenya pak Ardiona karena mereka sudah dibuang istilahnya ke Arizona dan dipersulit masuk ke Indonesia." Sabrina menatap kedua orang itu.
"Lho mbak Sabrina itu Aspri baru?" tanya Iptu Fariz.
"Iya pak Fariz."
"Mas Fariz dong mbak. Jangan 'pak' ... Aku merasa jadi tua," senyum Iptu Fariz.
Kombes Jarot memutar matanya malas. Dasar sudah terkontaminasi!
"Jangan kamu turuti, mbak Sabrina. Nanti dia besar kepala," ucap Kombes Jarot dengan nada malas.
Sabrina tertawa sambil menutup mulutnya dengan tangannya.
"Mbak Sabrina masih single?" kejar Iptu Fariz.
"Kenapa pak Fariz?"
"Kapan-kapan kita jalan bareng yuk, nonton bioskop atau saya traktir seblak?" Iptu Fariz melirik ke arah Kombes Jarot yang masih punya hutang ke Bripda Lusiana meskipun sudah hampir empat tahun.
"Please, stop soal seblak!" sungut Kombes Jarot. Padahal aku sudah bayar semua hutang aku sejak tiga tahun lalu.
"Memang ada apa dengan seblak? Oh, pak Fariz, saya tidak suka seblak," senyum Sabrina.
"Kukira semua cewek suka seblak."
"Saya pecinta makanan sehat," jawab Sabrina.
"Oke. Bagaimana jika kita cari tempat makan makanan sehat? Anggap saja awal kencan," eyel Iptu Fariz.
Sabrina menggelengkan kepalanya. Oh ya ampun.
Suara pintu dibuka dan tampak AKP Victor serta Ardiona masuk ke dalam ruang kerja divisi kasus dingin.
"Yuk Brina, kita pulang," ajak Ardiona.
"Apakah bisa diproses pak?" tanya Sabrina concern.
"Insyaallah bisa. Terima kasih pak Victor yang punya banyak link." Ardiona menatap AKP Victor dengan wajah berterimakasih.
"Alhamdulillah." Sabrina mengambil tasnya.
"Mbak Sabrina, boleh minta nomor ponselnya?" pinta Iptu Fariz.
"Buat apa?" Ardiona yang berbicara dengan nada tidak suka.
"Janjian makan sehat, pak Ardiona."
Ardiona menatap dingin ke Iptu Fariz. "Anda mau ajak Aspri saya kencan?"
***
Yuhuuuu up Sore Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
moga jodoh ya pak jarot, aamiin..
bru jd asprinya aja udh cmburu ga jls,apa kbrnya kl udh sah....sbnrnya kn dia udh ada rsa sm sabrina,cma blm sdr aja....tar mkin lma,mkin psesif....trs ga mau psah sm sabrina......
klo cinta udah ada sama ardi😅😅
dasar ardiona, ngaku aja kalo sudah jatuh hati sama Brina