"sugeng rawuh dhateng desa kembangan, sinten mlebet mboten saget medhal".
kalimat pertama yang ryuka dengar ketika memasuki desa kembangan yang penuh misteri.
Dapatkah ia memecahkan misteri asal usul desa kembangan yang penuh kutukan dan menggagalkan ritual kehidupan abadi nyai gandari?
Yuk baca bab-bab selanjutnya yang penuh teka-teki dan misteri ini dicerita kisah nyai gandari✨
_happy reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RoroAyu_Kimberly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAKHLUK HITAM BERBULU LEBAT
"Aditama" panggil Egi yang berjalan pelan ke arahnya sambil memegangi dadanya yang masih terasa sakit.
"Semua salahmu! " aditama mengacungkan jari telunjuk ke arah Egi .
"Andai kau mendengar apa kataku! dan tidak menoleh ke belakang, mungkin ryuka tidak akan hilang!"bentaknya.
" Ya, kenapa kau malah menyelamatkanku, bukan malah melindungi ryuka! "Egi tersenyum sinis.
" Dasar tidak tahu ber Terima kasih! kalau aku tak menyelamatkanmu maka kau sudah menjadi budak siluman wanita itu!" Aditama memalingkan mukanya.
"ikut aku atau berdiam diri disitu sampai siluman lain menjemputmu?" Tanpa menoleh lagi aditama segera berjalan menerobos gelap nya malam.
Egi terpaksa mengikuti langkah aditama ke arah semak-semak yang cukup tinggi. di balik semak-semak itu terlihat cahayaa merah yang berputar-putar di balik pohon beringin yang rindang.
Aditama memegang liontin kalungnya. Liontin dengan batu permata warna hijau di tengahnya itu mengeluarkan cahaya. Seketiia cahaya kehijauan dari liontin itu melesat sangat cepat ke arah cahaya merah yang berputar-putar.
kedua cahaya itu saling berbenturan hingga menimbulkan bunyi decutan keras yang memecah gendang telinga. Egi menutup telinga nya yang terasa sakit akibat bunyi dari benturan dua benda yang bercahaya tersebut.
Seketika cahaya hijau itu menghilang dan sosok cahaya merah berubah menjadi sosok makhluk berwarna hitam dan tubuhnya ditumbuhi bulu lebat. wajahnya yang hitam penuh bulu dengan mata merah menyala dan gigi bertaring panjang. tingginya sekitar tiga meter.
Egi terperanjat kaget dan ketakutan, tubuhnya gemetar. Ia merebahkan tubuhnya di atas tanah, berharap agar makhluk mengerikan itu tidak melihatnya.
sementara itu, aditama melompat tinggi dan mendarat tepat di hadapan makhluk berbulu itu.
"earrrggghhhh" Suara menggelegar yang membuat hewan hewan malam berhamburan pergi menjauh.
Aditama menatap tajam ke arahnya, makhluk itu terlihat sangat marah. Ia melangkah sampai tanah yang ia iJak bergetar.
Makhluk it bersiap untuk menghantam tubuh aditama. Namun dengan gerakan cepat aditama melompat menghindari serangan dari makhluk itu.
Beberapa kali pukulan di layangkan membuat aditama sedikit kuwalahan.
Adita kembali memegang liontinya. cahaya kehijauan kembali kekuar dari liontin itu dan menyambar makhluk itu.
Makhluk itu terpental hingga menubruk pohon , pohon itu pun sampai roboh dibuatnya.
Kemudian ia bangkit kembali dan menyerang dengan kecepatan penuh. aditama tersungkur dan makhluk itu mengambil kesempatan jntuk menginjak tubuhnya.
"aaahgghh" darah keluar dari mulutnya.
Egi yang masih mengintip dari kejauhan menjadi semakin ketakutan. Dengan sedikit tenaga yang tersisa aditana merogoh kantong baju dan mengeluarkan jarum kecil. Jarum itu ia lumuri dengan darahnya dsn ia tancapkan pada kaki makhluk itu yang masih berada di atas perutnya.
Wushhhh.... seketika api menyala membakar kaki makhluk itu. makhluk itu seketika mundur dan terjatuh.
"Aargghhhhhhh!!! ".
makhluk mengerikan itu berguling-guling di atas tanah dengan kobaran api di sekujur tubuhnya.
seiring kepulan asap yang kian menipis , mahluk itu sudah berubah jadi asap.
Aditama duduk bersila di atas tanah. menggerakan tangannya seperti gerakan berlatih silat, kemudian memukul tanah dihadapannya dengan telapak tangan.
Tiba-tiba muncul pusaran angin yang mengitari tubuhnya hingga ia berada di tengah-tengah pusaran.
Egi masih memperhatikan dari kejauhan. Awalnya ia akan mendekat saat makhluk itu terbakar habis menjadi abu. namun ia urungkan ketika melihat aditama melakukan gerakan aneh itu.
sesaat kemudian pusaran angin berhenti , dan tubuh ryuka tergeletak berada di pangkuan aditama.
Egi yang menyadari hal itu langsung keluar dari persembunyian dan berlari mendekat.
"Ryuka!!! bagaimana bisa? "Egi keterangan dengan kemunculan ryuka yang tiba-tiba.
"Makhluk itu menyembunyikannya" Aditama menghembuskan napas dengan kasar.
Lalu aditama mendekatkan mulutnya pada mulut ryuka. bibirnya yang masih sedikit basah dengan menyisakan sedikit darah itu ia tempelkan pada bibir ryuka sembari tangan kanan mengusap mata ryuka ryuka.
melihat hal itu Egi marah dan sudah mengepalkan tangan bersiap memukul aditama.
namun ia mengurungkan niatnya ketika melihat mata ryuka terbuka.
"Apa yang terjadi? " tanya ryuka yang masih linglung.
"kau diculik penghuni hutan ini" jelas aditama.
"jika masih lemas istirahatlah sebentar. " lanjutnya.
"Ryuka, " Egi memeluk ryuka.
"Maafkan aku" ucap Egi
Ryuka yang masih kebingungan hanya diam. pandangannya beralih pada aditama. ia melihat ada noda darah di baju dan wajah aditama.
"tidak perlu bertanya, aku baik-baik saja" kata aditama.
"Aku tidak peduli"ucap ryuka kesal
Aditama malah tertawa.
"hahahaha.. kau mengkhawatirkan keadaanku tapi berusaha tidak ingin tahu".
"diamlah kau, jangan sok tau" Egi pun ikut kesal.
sejenak mereka ber istirahatistirahat sambil mengatur napas karena lelah. Meluruskan kaki dan meregangkan otot-otot yang tegang.
kemudian mereka melanjutkan perjalanan kembali, didepan nampak rimbunan bambu yang menjulang tinggi.
"Kita hampir sampai, tugasku hanya mengantar kalian sampai disini sjaa. setelah melewati rimbunan pohon bambu itu kalian sampai di perkampungan."aditama menjelaskan.
"ingatlah untuk mematuhi peraturan yang ada. setiap tempat ada larangan dan aturan. jangan sampai kalian melanggarnya karena akan bisa
berakibat fatal"
Ryuka sedikit lega karena ia sudah hampir smapai dan tidak perlu lagi berkelana ditengah hutan belantara yang mengerikan dan menakutkan.
"saatnya kita berpisah. ku harap kita bisa bertemu lagi" senyum manis mengembang sempurna di bibir aditama.
"jangan harap kita bisa bertemu lagi!"ucap Egi.
"mas Egi jangan begitu. kita harus berterima kasih karena dia sudah banyak menolong kita" ujar ryuka.
"Terima kasih sudah mengantar kami dan membantu kami melewati banyak rintangan. Berhati-hatilah jika jalan pulang" ucap ryuka.
"kalian juga berhati-hatilah" aditama menyentuh pundak ryuka dan berlalu pergi meninggalkan mereka.
Egi dan ryuka melanjutkan perjalanan melewati rimbunan bambu dan akhirnya sampai di ujung jalan.
Akhirnya mereka menginjakkan kaki di atas tanah Luas. yang di kelilingi oleh pemandangan indah.
Terlihat rumah berjejer-jejer di sepanjang jalan. lampu minyak bergantung didepan rumah-rumahrumah-rumah warga. jalan berbatu yang masih alami dengan rumput-rumputan di sela-sela batu yang tertata rapi.
hari masih gelap . namun sudah terdengan suara ayam jantan berkokok menandakan sebentar lagi pagi menjelang.
Ryuka berjalan sambil melihat lihat sekeliling. semua rumah yang terbuat dari kayu. masih seperti zaman dahulu. Ada yang halamannya di pagari bambu, banyak juga pohon-pohon besar di halaman rumah, mulai dari mangga, nangka, hingga berjejer-jejer pohon singkong yang berdaun lebat.
"kemana kita akan mencari rumah mbah sutijah ? sementara hari masih gelap dan orang-orang tentunya masih tertidur lelap" ucap Egi sembari melihat sekeliling yang sunyi.
"Entahlah , mungkin kita perlu menunggu waktu sebentar lagi sampai ada orang yang keluar rumah, " kata ryuka.
Tak lama kemudian, dsri kejauhan nampak seseorang wanita tua berjalan bungkuk dengan tingkat di tangan kanan nya. Sementara tangan kiri nya memegang keranjang kecil yang terbuat dari anyaman bambu.
Rambutnya yang beruban terurai panjang hingga hampir menyentuh tanah. Wanita tua itu semakin mendekat, wanita tua bungkuk yang tadinya menghadap ke bawah itu mendongakkan kepala menatap mereka dengan menyelidik.
terpaksa deh...nikah sm org jahat