Dibesarkan dalam sebuah organisasi rahasia, membuat dua orang gadis dan dua orang pemuda tumbuh menjadi pembunuh berdarah dingin, masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda.
Chu Haitang adalah seorang dokter ajaib, dia menguasai berbagai macam pengobatan modern maupun tradisional.
Bao Yunceng adalah seorang ahli penempaan senjata, dia sangat lihai dalam membuat berbagai macam benda yang mematikan.
Liu Jinhong adalah seorang ahli strategi sekaligus ahli pedang, jurus-jurusnya terlihat sangat lembut, namun mematikan.
Rong Siyue adalah seorang ahli menundukkan binatang, dia sangat pandai dalam mata-mata dan menyusup.
Keempat orang tersebut dipertemukan pada saat berusia 5 tahun, mereka hidup sebagai saudara dan saling melindungi satu sama lain. Bekerja di bawah naungan seorang tuan yang misterius sekaligus kejam, membuat mental dan pemikirannya berbeda.
Bagaimana jika keempat orang tersebut mengalami perpindahan waktu? Masih bisakah mereka menjadi saudara yang rukun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SELIR ATAU ISTRI UTAMA?
Ledakan!
Meja kayu tiba-tiba saja patah, setelah terkena hantaman tinju dari seorang pria yang menggunakan jubah naga. Dia duduk di ruang kerjanya sambil mendengarkan informasi yang dibawa oleh salah seorang pengawal bayangan.
"Apakah mereka benar-benar melakukan ritual pengambilan istri sah?" tanya kaisar, sudut bibirnya berkedut, dia benar-benar tak menyangka jika selir yang selama ini selalu patuh pada pengaturannya, tiba-tiba memberontak.
"Benar yang mulia, selir Song mengirim 8 tandu dan 30 kereta untuk menjemput calon menantunya," ucap pengawal bayangan sambil menundukkan wajah di depan kaisar.
"Gadis udik itu pasti sangat senang karena diperlakukan istimewa oleh selirku!" ucap kaisar sambil melirik ke arah pengawal bayangannya yang seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, namun pada akhirnya hanya diam.
"Ada apa? Katakan!"
"Yang mulia gadis itu membawa 380 mahar ke istana Jin'an, sepertinya dia tidak sesederhana yang anda pikirkan." ucap penjaga bayangan.
"Wu Ming! Sepertinya kau sangat suka bergosip, Katakan padaku, apa saja yang menjadi daftar mahar yang dibawa oleh gadis itu?" tanya Kaisar.
Wu Ming segera menjawab dengan sangat yakin, "Yang mulia, mahar yang di bawa oleh selir pangeran ke-17 tidak lain setumpuk akta tanah, setumpuk akta toko, setumpuk akta pabrik, 2 akta rumah, perhiasan, kain berkualitas tinggi, pakaian-pakaian baru, uang 50 juta tael perak, buah-buahan, biji-bijian dan beberapa pernak-pernik kecil yang tidak hamba ketahui,"
Byur...
Kaisar tiba-tiba saja menyemburkan teh dari mulutnya, wajah pria itu berkedut, menunjukkan provokasi. "Siapa yang menyangka gadis desa itu memiliki latar belakang yang kaya, pantas saja selir Song sangat ingin dia menjadi istri sah raja Jing, sepertinya dia sudah menghitung segalanya, dan memiliki keyakinan bahwa harta yang dimiliki oleh gadis itu cukup untuk mendukung putranya naik tahta."
Wu Ming tertegun, namun sebanyak apapun harta yang dibawa oleh Chu Haitang, selama dia tidak memiliki kemampuan untuk mengelolanya, semua itu akan segera menghilang.
"Yang mulia, apakah menurut anda-"
"Hentikan omong kosong! Pergi dan cari tahu latar belakang gadis itu, sepertinya dia cukup menarik, apalagi berani terang-terangan melawanku. Dia sepertinya sangat tidak puas karena hanya dijadikan seorang selir, sehingga menuntut lebih banyak lagi pada raja Jing." ucap kaisar, Wu Ming membungkuk, kemudian segera keluar dari ruang kerja milik Kaisar.
Kasim Bai yang masih berdiri di tempat itu mengerutkan dahinya, "Yang mulia, saat budak tua ini mendatangi kediaman keluarga Chu di desa Gujia untuk membacakan dekrit pernikahan, budak ini mengetahui bahwa rumah yang mereka tinggali memiliki luas yang tidak kurang dari 300 mu,"
"Apaaa?" kaisar langsung tercengang, 10 hari yang lalu, pada saat Kasim Bai kembali ke istana, dia sama sekali tidak ingin mendengarkan informasi apapun yang dibawanya. Lagi pula, apa menariknya seorang gadis desa? Dia tidak mungkin bisa mengalahkan gadis-gadis cantik yang tinggal di ibukota.
"Apakah gadis itu benar-benar cantik?" tanya kaisar.
Kasim Bai mengangguk,"Yang mulia, nona muda dari kediaman keluarga Lin, yang bernama Lin Feilu, yang terkenal sebagai kecantikan nomor satu di ibukota kekaisaran terlihat sangat pucat, jika berdampingan dengan selir pangeran ke-17. Dia tidak hanya cantik, namun memiliki aura yang sangat memikat dan keterampilan yang tidak dimiliki oleh gadis-gadis lain seusianya."
"Secantik itu?" kaisar menunjukkan ketidak percayaan.
Kasim Bai kembali mengangguk, "Sangat cantik!"
"Baiklah, karena kasim Bai mengatakan bahwa selir pangeran ke-17 sangat cantik, bahkan dibandingkan dengan gadis tercantik di ibukota kekaisaran, maka kaisar ini akan sabar menunggu dia untuk datang ke istana dan berkunjung, bukankah dia harus menyajikan teh untukku dan permaisuri?"
Kasim Bai menundukkan wajahnya, "Yang mulia, budak ini tidak terlalu optimis. Bukankah anda sendiri yang telah mengeluarkan dekrit tentang pengangkatan gadis itu menjadi selir pangeran ke-17? Seorang selir pangeran tidak akan menyajikan teh untuk anda dan permaisuri."
Kaisar melotot, "Bukankah dia telah melakukan upacara pernikahan sebagai suami dan istri yang sah dengan pangeran ke-17? Suka atau tidak suka, gadis itu harus datang ke istana kekaisaran untuk menyapa mertuanya."
Kasim Bai mengerutkan dahi, namun dia tidak berani membantah kata-kata yang keluar dari mulut Kaisar. Walau bagaimanapun pria itu merupakan seorang pemimpin negara, akan sangat tidak sopan jika dia terus-menerus mengingatkannya.
.
.
.
Chu Haitang duduk dengan sangat tenang sambil menyeka mulutnya dengan sapu tangan, di hadapannya, seorang gadis pelayan terlihat merapikan semua mangkuk dan sumpit.
"Nyonya, anda harus kembali ke kamar dan menunggu yang mulia," ucapnya.
Chu Haitang menganggukkan kepala, awalnya dia telah di bawa ke kamar oleh pelayan yang lain, namun tiba-tiba saja gadis itu menerobos masuk, kemudian mengajaknya menuju ruang makan yang berada di samping kamar pengantin.
"Yan'er, kenapa kau terlihat sedih? Bukankah yang mulia hanya menjadikan gadis itu sebagai selirnya? Cepat ataupun lambat, kau juga pasti akan mendapatkan status yang sama," ucap salah seorang pelayan sambil berjongkok di samping gadis pelayan yang lain, keduanya terlihat baru berusia 16 tahun.
"Aku telah berada di sisi yang mulia sejak berusia sepuluh tahun, siapa yang menyangka dua minggu yang lalu selir Song datang ke istana dan memberitahu bahwa dia ingin menikahkan yang mulia dengan seorang gadis desa. Yang mulia pasti tidak akan bahagia," ucap pelayan yang bernama Yan'er, dia telah lama jatuh hati pada Song Jingchen, namun pemuda itu terlalu dingin, dan tidak pernah mempedulikan perhatian dari para pelayannya.
"Yan'er, apa hubungannya denganmu, yang mulia bahagia ataupun tidak? Selama kau masih memiliki kesempatan untuk menjadi selir yang mulia, gadis desa itu pasti akan segera di singkirkan,"
"Kau benar, gadis desa itu sama sekali tidak cocok dengan yang mulia. Cepat atau pun lambat, dia pasti akan segera ditinggalkan. Lagi pula pria mana yang tidak memiliki tiga orang istri sah dan 4 orang selir, setelah yang mulia pulih, dia pasti akan segera memilih gadis lain yang jauh lebih baik dibandingkan dengan putri petani itu," ucap Yan'er sambil berdiri, dia tidak sadar jika sejak tadi ucapannya telah di dengar oleh Chu Haitang yang saat ini sedang bersandar di dinding sambil melipat kedua tangannya.
'Hmmm... Ambisi gadis ini terlalu kuat, sepertinya aku harus segera mendisiplinkan para pelayan dan juga prajurit yang dipekerjakan di tempat ini agar tidak merusak pemandangan.'
Chu Haitang segera memasuki kamar, dia kembali duduk dengan tenang di atas tempat tidur, wajahnya telah di tutupi dengan kerudung.