Julian adalah Seorang Pemuda tanggung yang hidup sebatang kara setelah kedua orang tuanya meninggal. suatu hari Julian tersesat masuk ke alam lain yang tidak dikenalnya,Julian diselamatkan oleh orang tua misterius yang tinggal di atas Pohon. Orang tua ini yang ahirnya menjadi Guru Julian, dia diajarkan Ilmu Olah Kanuragan untuk membangkitkan Potensi kekuatan dalam tubuhnya yang tersembunyi.Berbekal Ilmu itu Julian kembali ke alam nyata dengan sebuah misi utama untuk mencari dan melindungi Keturunan dari Gurunya sewaktu hidup di dunia nyata. dari sini Petualangan Julian dimulai. cerita ini hanyalah Fiksi murni dari khayalan penulis. awal awal memang agak lambat karna Julian akan menjadi kuat,miliarder,mempunyai banyak wanita dan juga kuasa seiring waktu berjalan. jadi tetap ikuti dijamin seru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doskible, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17
Melihat Orang tua penjual Es dawet itu dipukuli oleh dua Pria berbadan besar dan tegap. Julian yang dari tadi duduk sambil menikmati Es dawetnya kemudian berdiri dan datang ke hadapan dua Pria besar itu. Tadi nya dia tak ingin ikut campur, tapi setelah melihat Pak tua itu terkapar tak berdaya membuat hati nurani nya tak terima.
"Kenapa Orang tua tak bedaya ini kalian pukuli..?
Sungguh tak beradab kalian..!!!?" Ucap Julian.
" Ada lagi Bocah yang menghalangi.. Jangan kan orang tua ini. Dua orang Security di pos sana mungkin sudah tak bernyawa kami buat. Apa kau ingin mati Juga .!!???" Jawab salah satu Pria itu.
"Bu..bukan itu Bang.. Aku hanya nggak tega aja melihat Orang Tua ini kalian Pukuli..!" Tukas Julian sedikit gagap pura pura takut..
"Cepat kau menyingkir, sebelum ku patahkan batang leher mu.!! Gertak salah satu Pria tegap.
"Boleh..! Kalau kalian bisa..!!" Julian menimpali karna sepertinya dua orang ini makin kurang ajar.
Mendengar itu dua orang Pria itu menyerang ke arah Julian. Satu mengayunkan Tinju besarnya dan yang satu lagi melayangkan tendangan kearah perut Julian.
Julian melihat semua pergerakan mereka dengan santai. Satu tangan disilangkan ke depan wajah dan tangan kirinya disilangkan di depan perut untuk menangkis kedua serangan itu sekaligus.
Plakk..
Gedebug...,,
Pukulan ke arah wajah berhasil dia tepis dan tendangan kearah perut sebenarnya bisa dia tahan.. Tapi tendangan kaki Pria itu sangat kuat, hingga membuat Julian mundur tiga langkah.
Perutnya terasa sakit dan tangannya sesikit Kebas..
Ternyata dua Orang ini menggunakan tenaga dalam sementara Julian menangkis hanya dengan tenaga biasa.
Tadinya Julian menganggap dua Pria ini hanya mengandalkan badan besar dan tegap saja. Rupanya mereka punya kealian beladiri juga.
Dua Pria itu kaget melihat apa yang terjadi, harusnya pemuda ini telah terpental jauh dan tak sadarkan diri akibat pukulan mereka. Tapi hanya mundur tiga langkah saja.
"Ternyata Bocah ini cukup kuat..! Cepat kita bereskan sebelum Gadis itu kabur lagi!"
Dua Pria itu kembali menyerang Julian. Tapi Julia yang sudah tau siapa mereka, tak mau anggap remeh lagi. Dengan sangat cepat satu tendangan dan satu pukulan diarahkan sesuai serangan mereka tadi tentunya mengunakan sedikit aliran hawa murni ke tangan dan kakinya.
Paaakk....,,
Buuggg...,,
Dua pria itu terkapar di tanah tanpa tau apa yang terjadi. Sebelum mereka sempat menyarang, satu pukulan dan satu tendangan bersarang di tubuhnya.
Melihat itu Julian ternyata belum selesai, Tanpa basa basi keduanya ditendang dengan kuat hingga terpental jauh ke belakang menghantam dinding pagar komplek. Kedunya kembali terkapar dan tak sadarkan diri.
Kemudian Julian menghampiri Pak Tua tadi.
"Pak.. Bagai mana keadaan mu..? Apa masih sakit..? Tanya Julian.
" Aduhh.. Perutku sakit kali Nak.. Bantu aku berdiri." Ringis Pak Tua.
"Sini Pak saya bantu"
Julian memapah Pak Tua itu ke arah Pohon dan menyandarkannya di sana. Kemudian Julian memegang perut Pak tua itu.
"Jangan pegang di situ nak..itu sangat sakit..!" Ucap Pak Tua dengan napas terengah..
"Tahan dulu Pak, Saya akan hilangkan rasa sakitnya, Bapak tahan ya.."
Tanpa menunggu persetujuan dari Pak Tua, Julian lalu meletakkan telapak tangannya di area perut Pak tua. Dan mengalirkan Energi murninya kearah merut Pak Tua.
Seketika hawa dingin terasa mengalir ke tempat yang sakit oleh Pak tua. Rasa sakit ber angsur hilang, setelah satu menit Pak tua tisak merasakan sakit lagi. Malah tenaganya makin terasa kuat.
Pak tua itu menatap ke arah Julian. Dalam hati bebicara
"Anak ini orang sakti, siapa anak ini sebenarnya?" Sebuah pertanyaan muncul dalam hatinya.
Dari mulai menghajar Dua Pria besar itu hanya dengan dua pukulan dan mereka langsung pingsan sampai mengobati rasa sakit di perutnya hanya dengan memegangnya.
"Terimakasih Banyak Nak.." Ucap Pak tua dengan membungkuk.
"Bapak udah nggap apa-apa..? Jangan membungkuk Pak.. Saya Jauh lebih Muda dari Bapak".
Pak tua lalu menegakkan badannya dan kembali mengucapkan terimakasih.
"O..iya Nak Anggun.." Baru dia ingat Gadis yang dikejar oleh dua Pria tadi.
Anggun yang masih berdiri dibelakang Julian sadar dari keterpakuannya setelah menyaksikan apa yg terjadi dan seketika kembali lari menjauh.
Melihat Gadis itu makin Jauh kemudian Julian bertanya kepada Pak tua.
"Bapak kenal Gadis itu..?"
"Ya kenal lah Nak. Dia sering beli Es dawet saya kalau datang ke sini. Dia temannya salah satu anak penghuni komplek ini. Cepat kau selamatkan Gadis itu nak.. Sepertinya dia dalam bahaya".
Dengan cepat Julian mengambil Uang 10ribuan dan diberikan kepada Pak tua.
"Baik Pak. Saya mau nyusul dia dulu.. Mau tau apa yang terjadi,takutnya ada bahaya lagi."
Julian lalu meninggal kan Pak tua itu dan berlari mengejar Anggun.
Tak butuh waktu lama untuk Julian mengejar Anggun.
"Hey tunggu..!!"
Melihat Julian mengejarnya,Anggun makin mempercepat larinya.. Ketika melewati suatu Gang sempit, anggun lalu masuk ke gang itu dan bersembunyi.
Tapi Julian muncul di hadapannya secara tiba-tiba.
"Jangan mendekat,,!! Gadis itu ingin Lari lagi tapi dihadang Oleh Julian.
" Tunggu.. Tunggu.. Tenang kan dirimu dulu.. Aku bukan Orang jahat.. Tenang.. Tenang.." Bujuk julian
"Tolong jangan sakiti aku, aku mohon..!!" Ucap Gadis itu dengan memohon pada Julian.
Julian melihat Gadis itu penuh ketakutan mulai mendekat dan kembali menenangkannya..
"Tenang dulu, aku takkan menyakiti mu, bahkan aku ingin menolongmu.. Jadi beri tahu aku apa yang terjadi, kenap dua orang Pria tadi mengejarmu..?"
Bukan nya menjawab pertanyaan dari Julian, malah Gadis itu bertanya balik dan memohon pertolongan.
"Benarkah kau ingin membantunku..? Tolong bawa aku ke tempat aman dulu, nanti aku akan ceritakan apa yang terjadi. Karna orang jahat itu akan terus mengejar dan takkan tinggal diam."
Sejenak Julian memperhatikan kondisi Gadis cantik ini. Parasnya sangat cantik, lebih cantik dari Sun sang dan Lira, kulitnya bersih terlihat jelas karna Gadis ini hanya memakai Kaos lengan pendek dan Rok selutut. Jadi lengan dan betis mulusnya terlihat. Tapi ada bekas lebam di pipi Gadis itu seperti bekas tamparan.
"Hey.. Apa kau mendengar ku..?" Sapa gadis itu.
"Eh ya.." Julian langsung tersadar dengan pikiran kotornya. "Yuk ikut aku dulu ke tempat yang lebih aman".
Julian membawa Gadis itu ke arah Hotel dimana tempat dia akan tinggal beberapa hari.
Gadis itu menurut saja,tidak ada pikiran lain, dia merasa akan aman kalau bersama Julian.
Saat memasuki lobby Hotel, Perempuan Resepsionis yang tak jauh dari situ melihat kedatangan Julian dengan seorang Gadis cantik.
"Dasar semua Cowok sama aja, tanpan sedikit pasti jadi Playboy." Gerutunya.
Teman di sampingnya memperhatikan dengan heran, " Kau ngedumel sendiri.? , ngomel ke siapa..?" Tanya temannya di samping.
Perempuan itu diam saja tak menjawab pertanyaan dari temannya.
Teman yang satu cuma mengangkat Bahunya dan menarik nafas . "Mungkin dia lagi PMS" Pikir nya.
Julian tak menyadari itu. Dia langsung membawa gadis yang diselamatkannya ke kamarnya di lantai tiga.
Sesampainya di dalam kamar Julian bingung apa yang akan dilakukan. Karna baru pertama ini dia bersama Seorang gadis di dalam kamar dan hanya berdua.
"Kamu silahkan duduk dulu" Ucap julian mepersilahkan Gadis itu untuk duduk di sofa penjang yang sudah disediakan di dalam kamar. Kebetulan kamar yang Julian tempati adalah Kamar VIP di Hotel ini jadi Cukup luas.
Gadis itu Menurut saja dan duduk. Julian lalu mengambil segelas air putih lalu menyerahkan pada gadis itu. Gadis itu mengambilnya dan meminumnya sampai habis.
"Nama kamu Siapa" Tanya Julian dengan menjulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Anggun"
"Julian"
Mereka menyebutkan nama nya secata bersamaan.