Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Alana tengah mengerjakan pekerjaannya, di temani dengan intan yang tengah mengerjakan tugas kuliah. Saat Alana tengah sibuk dengan pekerjaannya, Arthur datang merangkul Alana dan mencium pipi kekasihnya itu.
" Apaan sih!" tukas Alana yang terkejut.
Bukan hanya Alana, namun intan yang juga melihatnya langsung menunduk dan salah tingkah dengan berpura-pura tengah membaca buku meski dengan cover buku yang terbalik.
" Hanya ciuman di pipi. Apa kamu ingin di pipi sebelahnya?" ucap Arthur.
Alana merasa malu, apalagi Arthur mencium pipinya di depan intan yang tengah duduk belajar bersama dengannya.
" Apaan sih! Ada intan loh! Kamu enggak lihat apa?" seru Alana dengan kesal.
" Intan. Apa kamu melihatnya?" tanya Arthur kepada intan.
Intan menurunkan buku yang menutupi wajahnya. Dengan senyuman kaku dia menjawab, " aku...enggak melihat apapun."
" Dengar, intan tidak melihat apapun."
" Aku akan ambilkan air putih untuk anda, tuan Arthur." ucap intan dengan senyuman canggungnya.
" Eum.. Intan.. Kamu sudah selesai mengerjakan tugasmu?" tanya Alana yang malu dan tidak enakan dengan intan.
" Sudah kok." ucap intan mengambil semua bukunya dan beranjak pergi.
Arthur kembali mencium pipi Alana, namun datang lagi Edgar yang menganggu. Alana langsung memberi kode kepada Edgar untuk tidak menyampaikan informasi mengenai amplop kecil yang diterimanya dari Daniel.
" Aku tidak bisa melakukan ini, nona Alana. aku harus melaporkan ini kepada bos ku demi keselamatan nona sendiri." ujar Edgar dengan tegas menolak permintaan Alana.
" Apa itu?" tanya Arthur.
" Tadi kami bertemu dengan Daniel, aku merasa jika dia sengaja datang menemui nona Alana untuk memberikan kartu undangan." lapor Edgar lalu beranjak pergi.
" Apa kamu menerima kartu undangan itu?" tanya Arthur kepada Alana.
" Aku menerimanya karena aku kesal." jawab Alana.
" Kenapa kamu tidak menolaknya? Kamu sudah tahu itu berbahaya." ucap Arthur khawatir kepada kekasihnya, jika Daniel mulai mendekati Alana, berarti ada hal yang telah di rencanakan oleh Daniel.
" Aku tahu itu berbahaya. karena itu aku mencoba mengakhiri pembicaraan dan pergi begitu saja." jawab Alana yang merasa jika dia menerima kartu undangan itu untuk mengakhiri pembicaraannya dengan Daniel.
" Kamu seharusnya tidak perlu berbicara dengannya." ucap Arthur menegaskan.
Alana kesal, dia merasa jika Arthur seolah mengatur dirinya. " Apa kamu ingin mengurungku!"
" Jangan katakan itu. Aku hanya tidak ingin kamu merasa tidak nyaman. Tolong mengerti aku." pinta Arthur.
Alana merasa kesal. Dia seolah merasa tidak bebas. hanya karena dia berbicara dengan Daniel saja, Arthur malah melarangnya. Alana tahu itu berbahaya. Makanya dengan mencegahnya Alana hanya ingin menerima apa yang ingin Daniel berikan meski hanya sebuah kartu undangan kecil.
Ditengah perdebatan mereka, datanglah Kevin dengan membawa segelas air putih untuk bosnya dan meletakkannya diatas meja. Dan dari belakang ada Intan yang mengikuti Kevin.
Arthur melirik Kevin, " Sejak kapan kamu menjadi pelayan?"
" Aku khawatir jika intan hanya akan membuat kekacauan, atau tidak sengaja memecahkan gelasnya. Makanya aku membantu membawanya saja." ujar Kevin.
" Aku udah dewasa loh, aku juga enggak kaku." protes Intan memandangi Kevin dengan kesal, seolah Kevin masih menganggapnya seperti anak kecil.
" Baiklah. Hubungi aku kalau kamu lapar. Aku ada urusan yang mesti aku selesaikan." ucap Arthur kepada Alana.
Alana mengangguk sambil mengatakan, "Iya."
" Tolong mengerti aku, Alana. Karena itu kamu, itu sebabnya aku khawatir." pinta Arthur lalu mencium pipi Alana.
" Eits.. Tuan Arthur! Dasar gila!" seru akan terkejut dengan ciuman yang tiba-tiba itu. Namun Arthur dengan santai berjalan pergi diikuti oleh Kevin.
Alana memandangi intan sambil tersipu. Begitulah pula dengan intan yang menunduk karena tidak sengaja melihat untuk kedua kalinya kemesraan bosnya itu.
" Tuan Arthur." panggil kevin melihat ponselnya yang berdering.
" Nona Cintia menelepon.."
" Bilang padanya kalau aku tengah sibuk." Arthur melengos pergi begitu saja.
Kevin mengikuti perintah bosnya, menjawab panggilan tersebut. Namun dia mendapatkan informasi dari Cintia, dengan mengatakan jika Arthur tidak datang dalam acara besar tersebut, Arthur akan mengalami kerugian besar, sebab Daniel akan mendapatkan semua uang dari para investor, dan mungkin saja akan memenangkan lelang.
Bahkan Cintia juga mengatakan, jumlah uang yang disuap oleh Daniel kepada sektor pemerintahan juga tidak sedikit. Jika Arthur tidak datang, maka konsesi kasino juga tidak akan berhasil bagi Arthur.
Kevin terdiam, setelah mendengar semuanya. Sedangkan Cintia si penelepon, justru tersenyum senang. Karena itu semua adalah bagian rencananya agar Arthur mau hadir di acara besar yang sudah dibuat oleh kakak sepupunya. Entah apa yang telah direncakan oleh Cintia.