Nadia, memergoki sang suami sedang bercinta dengan sekretarisnya sendiri, di ruangan khusus kantor pria itu.
Nadia, yang ingin memberi kabar kehamilannya kepada Dygta, justru di kejutkan dengan kenyataan yang menghancurkan hatinya berkeping-keping.
Nadia berlari tanpa memperdulikan klakson kendaraan, hingga sebuah sedan menabraknya.
Nadia terbangun di rumah sakit dan kehilangan janinnya.
Buruknya lagi, Dygta langsung menceraikannya saat itu juga.
Merasa tak ada pegangan dan kalut, Nadia mencoba bunuh diri dengan melompat dari jembatan layang.
Beruntung, seorang pria pemilik perusahaan yang juga seorang ketua mafia menyelamatkannya.
"Hargai hidupmu. Hiduplah untuk membalas mereka yang telah menyakitimu!" ucap Leonardo De Xarberg.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#34. KIYD.
Acara sakral tersebut telah selesai tanpa gangguan apapun.
Para tamu dan anak buah dari Leo bersorak ketika kedua pengantin saling berciuman.
"Aku malu. Baru kali ini berciuman dan di beri tepuk tangan," bisik Nadia pelan. Kedua pipinya memerah bagaikan buah ceri.
Leo, tiba-tiba menarik pinggang ramping Nadia dan mengecup keningnya sekilas. Melihat kemesraan yang di tunjukkan oleh, suaminya itu membuat Nadia ingin segera berlari ke dalam kamar saja.
"Kalau malu di sini, kita ke kamar aja yuk?" bisik Leo.
"Apa? Lalu para tamu bagaimana. Masa kita meninggalkan mereka?" gemas Nadia dengan berbisik juga.
"Mereka akan maklum. Biarkan mereka menikmati sajian yang telah ku siapkan. Dan kita, bisa saling menikmati satu sama lain dengan cara sendiri," rayu Leo lagi, berusaha terus membujuk Nadia.
"Nanti, kalau para tamu mencari pengantinnya gimana?"
"Ini, sudah sore. Para tamu sudah datang semua. Sebentar saja, aku gerah," Leo terus mencari alasan, dirinya benar-benar gerah. Ya, gerah karena melihat kecantikan istrinya yang membuatnya mabuk kepayang.
"Masa sih kamu gerah, kan ruangan ini menggunakan AC. Tuh, liat aja aja segede gitu!" tunjuk Nadia dengan polosnya.
"Dia ini. Sudah jam pernah menikah tapi kenapa tidak peka," batin Leo gemas.
"Oke aku jujur aja deh. Aku tuh, sebenarnya udah gak sabar mau mesra-mesraan sama kamu," bisik Leo di telinga Nadia, yang mana lantas membuat wanita itu tersenyum dan juga merinding.
Akhirnya Nadia pun menurut kali ini, setelah ia tau apa maksud dari Leo yang terus mengajaknya masuk kamar sejak tadi.
Leo terus menggandeng Nadia hingga keduanya masuk kedalam kamar hotel yang telah di persiapkan oleh Leo.
Pria itu, terlihat sekali jika sudah tak tahan untuk mencumbu Nadia sepuasnya.
Baru kali ini seorang Leo tidak mampu menahan dirinya karena pesona wanita.
Kau adalah wanita paling spesial.
Hanya kau yang mampu membuat pikirannya ku terfokus selain pada pekerjaan, yaitu padamu.
Brakk!
Leo langsung menutup pintu kamar itu rapat-rapat setelah mereka masuk ke dalamnya.
"Bisakah kau lembut sedikit suamiku?"
"Ah. Kelepasan." Leo tersenyum kikuk. Kenapa dia jadi grogi begini, pikirnya.
"Oh, iya. Tadi, kamu manggil aku apa?" tanya Leo, yang baru menyadari perubahan panggilan dari Nadia terhadap dirinya.
"Suami–ku ...," jawab Nadia, seraya tersenyum malu. Apalagi saat melihat tatapan Leo yang tak biasa padanya.
"Aku suka, dengan panggilan yang kamu ucapkan tadi. Meskipun terdengar cukup aneh di telingaku, tetapi cukup menggelitik di perutku." Leo maju dan terus mengikis jarak di antara mereka berdua.
"Memang kamu mau di panggil apa? Sayang ... Hubby ...Honey Bunny Sweety, gitu?" ledek Nadia, dengan matanya yang kedip-kedipkan lucu.
Leo pun semakin gemas saja.
"Terserah kamu, aku suka apapun panggilannya, asalkan itu kau yang berikan." Leo telah berhasil meraih pinggang Nadia, hingga jarak mereka semakin tipis.
"Bahkan kini, kedua mata mereka saling menatap dalam. Leo nampaknya, tengah mengagumi wajah cantik seperti dewi di hadapannya ini.
Bentuk wajah tirus, dengan hidung mancung. Kedua mata dengan kelopaknya yang besar, serta bulu mata lentik yang bergerak naik turun menggemaskan. Juga, bibirnya dengan warna stroberi mengkilap yang menggoda. Lelaki mana, yang akan tahan melihat ciptaan yang sempurna ini.
Nadia menjulurkan kedua tangan yang sejak tadi menempel di dada suaminya, lalu mengalungkannya dileher kekar Leo.
Kedua matanya terpejam, ketika sesuatu yang hangat dan kenyal menyentuh bibirnya. Ternyata pria yang sekarang telah berstatus menjadi suaminya itu, tengah menciumnya dengan lembut.
Seketika, sebuah sengatan mengalir di sekujur tubuhnya. Apalagi, ketika ciuman itu semakin dalam. Karena Leo saat ini mengeksplor semua yang ada dengan belitannya.
Mereka berdua menyatukan kening, dengan napas keduanya yang masih terdengar memburu. Lalu sama-sama mengambil napas yang beberapa saat tadi serasa habis.
Leo tak akan menyiakan kesempatan. Ia kembali mengecup Nadia, lalu mengusap bibir yang basah karena ulahnya itu dengan ibu jarinya.
Setelah kembali mampu mengembalikan udara ke dalam paru-parunya. Leo, menangkup kedua pipi Nadia.
"Mulai malam ini, aku akan sepenuhnya menjagamu. Aku sengaja memesan hotel yang mewah untuk kita." Leo berkata seraya mengusap-usap pipi istrinya dengan senyum yang belum pernah di lihat oleh Nadia sebelumnya.
Nadia, nampaknya tengah terpesona dengan senyuman suaminya. Bahkan, matanya yang penuh binar, tak berkedip sama sekali. Sementara bibirnya mengulum senyum penuh kagum.
Karena, selama dia mengenalnya. Leo adalah sosok pria yang kaku dan cuek. Apalagi, terhadap wanita. Dia akan sangat menjaga jaraknya.
"Suamiku."
"Aku milikmu seutuhnya mulai saat ini. Aku percaya bahwa kamu adalah persinggahan yang terakhir," ucap Nadia dengan berani mendekatkan wajahnya. Meskipun, ia harus berjinjit untuk mencapai bibir Leo.
Pertautan hangat bibir keduanya kini telah berubah suhu tubuh keduanya. Suasana semakin memanas.
Leo semakin berani menggerakkan jemarinya di bahu Nadia, membuat gaun pengantin itu turun dan memberi akses lebih besar padanya.
Ciuman itu semakin turun ke leher Nadia yang putih dan jenjang. Sehingga sebuah alunan suara merdu yang melantun indah dari bibir Nadia, nyatanya mampu menaikkan adrenalin dari Leo.
"Leo ...," satu mata mengandung desah lolos dari bibir Nadia. Ketika, Leo berhasil mengecup dalam dan lama tulang selangka hingga bagian atas dadanya.
Sebuah tanda kepemilikan berhasil ia sematkan di sana. Mencipta senyum lebar dari wajah arogan yang biasanya kaku bagai kayu itu.
"Kamu sangat menggairahkan Nad, tubuhmu ternyata sangat indah. Aroma dari ragamu akan menjadi sesuatu yang akan selalu aku rindukan mulai saat ini. Aku tidak menyangka, jika keindahan ini akan menjadi milikku. Aku berjanji tidak akan membiarkan siapapun mengambilmu dariku. Atau aku akan menukarnya dengan nyawaku," Leo kembali menangkup wajah Nadia setelah memandanginya lama. Kemudian melabuhkan ciuman bertubi-tubi hingga tidak ia lewatkan satu inchi pun bagian dari wajah cantik itu.
"Disaat romantis yang membakar gelora seperti ini. Bisakah tidak usah bawa-bawa hal menyeramkan seperti itu. Kau hanya merusak suasana tau?" rajuk Nadia, dengan mengerucutkan bibirnya.
Sontak hal itu membuat Leo tersenyum dan memberi pagutan mendadak. Lagi, dan lagi. Ciuman panas pun kembali tak terelakkan.
Membuat iri para readers yang jomblo maupun yang LDR -an.
Bagai pepatah senasib sepenanggungan, author pun di tinggal suami kerja dan belum pulang. Dahlah! Intinya yang baca maupun yang nulis sama-sama merana.
Kita cuma bisa gigit ujung bantal sebagai pelampiasan.
😁
"Ugh ...!"
"Apakah itu sakit? Maafkan aku ..," sesal Leo yang kaget ketika mendengar lenguhan Nadia di tengah penyatuan mereka.
"A–itu, ya, sedikit," jawab Nadia yang masih menguasai dirinya.
"Ku pikir kau tidak akan merasakan sakit lagi, karena--"
"Ku pikir begitu. Tetapi, nyatanya milikmu sangatlah besar," jelas Nadia agar Leo tidak bingung.
"Ah, pantas saja agak susah," timpal Leo dengan senyum yang tercipta sangat lebar di wajahnya.
Nikmat mana yang kalian dustakan.
Perjaka akhirnya sold out juga.
__________
"Biarkan mereka bahagia dulu malam ini. Rencana kita selanjutnya tidak akan gagal." Barca memberi remasan pada kaleng bir minumannya.
Pria itu menahan geram dengan mengeratkan geraham serta rahangnya mengeras mencipta urat yang berwarna kebiruan.
...Bersambung ...
udh enak dijaga dimanja malah bodoh
mataku ternoda sudah
sok suka sendiri klo keluar .. ntar yang salah black pula ...
mantan lakinya jg .. masih aja sok dekat .. otaknya sudah rusak
di pantai saat penyerangan aja waktu itu gak bisa ngapa-ngapain..
skrg kebanyakan gaya mau keluar ..
Guys sekalian aku mau promosi karya ku yah hehe JUDULNYA Burning love (Candra & Ayana)