Dibalik diamnya seorang istri ada penyesalan suami yang sangat mendalam.
Zhia Vanelesia yang telah merasa lelah dengan sikap sang suami yang suka seenaknya saja akhirnya memilih untuk Diam. Dia tidak perduli lagi dengan apa yang di lakukan suaminya dan memilih untuk mengejar karirnya kembali.
Rayyan Ardinata sosok suami yang masih suka kebebasan. Dia selalu menghabiskan waktunya dengan nongkrong dengan teman temannya di bar. Hingga akhirnya Rayyan terkejut melihat reaksi istrinya yang akhirnya diam dan tidak perduli lagi akan apa yang dia lakukan.
Rayyan langsung saja membuat keputusan untuk membawa wanita ke rumah besar mereka untuk melihat bagaimana reaksi istrinya nantinya.
Namun, alangkah terkejutnya Rayyan melihat reaksi istrinya ketika melihatnya sedang bercumbu mesra dengan selingkuhannya di dalam kamarnya.
Mulai dari kejadian itu, Rayyan memilih untuk berubah dan mengejar kembali cinta sang istri.
Akankah Rayyan berhasil merebut hati istrinya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
Seperti yang dia ucapkan kepada Ardiyan semalam, hari ini Rayyan tidak akan masuk kantor. Dia memilih untuk merawat Zhia dengan tangannya sendiri.
"Sayang, kamu sudah bangun. Kamu mau apa?" ucap Rayyan langsung saja mencoba membantu Zhia untuk bangun.
"Aku mau mandi" ucap Zhia yang merasakan tubuhnya yang sudah lengket.
"Baiklah! Aku siapkan air hangat dulu ya" ucap Rayyan langsung saja pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat untuk Zhia.
"Kamu sudah bangun. Kakak pergi ke kantor dulu ya" ucap Kinan telah rapi dengan jas kuasanya.
"Ia, Kak" ucap Zhia tersenyum.
"Kakak lihat suamimu sudah berubah, dia lebih perhatian denganmu. Apa yang sudah kamu lakukan?" ucap Kinan penasaran dengan sikap Rayyan.
"Tidak ada! Aku hanya memberikan kebebasan kepadanya. Tapi dia malah berubah" jelas Zhia.
"Haha... Berarti dia mencintaimu" ucap Kinan terkekeh kecil.
"Maksud kakak?" ucap Zhia bingung.
"Pria akan sadar jika dia mencintai wanitanya jika wanitanya pergi meningalkannya. Namun, kamu tidak meningalkannya tapi, memberikan pelajaran yang setimpal kepadanya"
"Aku hanya ingin tau bagimana posisiku di hatinya. Apa dia lebih memilih aku istrinya atau kebebasan dan dunia malamnya"
"Aku akan selalu mendukung semua keputusanmu. Kakak berharap rumah tanggamu akan segera membaik" ucap Kinan mengusap kepala Zhia pelan.
"Sayang, sudah siap. Ayo mandi" ucap Rayyan tiba tiba datang.
"Sudah kakak berangkat dulu ya. Banyak makan agar cepat sembuh" ucap Kinan tersenyum.
"Kamu harus mempertangung jawabkan perbuatanmu. Urus adikku dengan baik! Atau tidak kau akan tau akibatnya" ucap Kinan kembali sambil menatap tajam Rayyan.
Setelah mengucapkan ancamannya Kinan melangkahkan kakinya keluar dari ruang rawat Zhia. Sedangkan Rayyan yang mendengar ancaman Kinan hanya diam menunduk. Dia sadar jika semua ini kesalahannya jadi dia harus mempertangung jawabkannya.
Setelah melihat Kinan pergi Rayyan membantu Zhia turun dari bangsalnya. Dia menuntun Zhia berjalan ke kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi Rayyan membantu Zhia melepaskan pakaiannya dan membantunya untuk membersihkan tubuhnya.
Rayyan menatap tubuh polos istrinya yang sangat indah. Dia menyesal karna menyia yiakan titipan Allah yang sangat sempurna itu. Dia memiliki istri yang sangat cantik bahkan sangat sempurna. Tapi, dia tidak pernah bersyukur dan tetap tergoda dengan wanita wanita di luar sana.
"Sudah?" ucap Rayyan ketika sudah selesai memandikam istrinya.
"Sudah! Tolong ambilkan pakaianku"
"Baiklah" ucap Rayyan langsung saja keluar untuk mengambil pakaian ganti Zhia.
Tak menunggu lama akhirnya Rayyan datang membawa pakaian ganti untuk Zhia. Dia membantu Zhia mengenakan pakaiannya lalu memapang Zhia kembali ke bangsalnya.
Tak sampai di situ saja, Rayyan juga membantu mengeringkan rambut istrinya yang masih basah sambil memijitnya kepala Zhia pelan. Berharap dengan pijitannya Zhia merasa sedikit rileks. Dia juga menyisir rambut panjang Zhia dengan lembut.
Tanpa mereka sadari Rissa yang telah berdiri di depan pintu terus saja menatap keromantisan Rayyan dari kaca pintu. Rissa tersenyum kecil melihat perubahan Rayyan yang telah berubah seratus persen.
Sebagai sahabat Zhia, dengan kejadian ini Rissa berharap agar rumah tangga Zhia dan Rayyan segera membaik. Karna tidak mau mengangu pasangan suami istri itu Rissa memilih untuk menunggu di luar saja.
"Apa kamu mau sarapan, Sayang?" ucap Rayyan.
"Em! aku mau bubur ayam" ucap Zhia menganguk.
"Baiklah! biar aku belikan, ya" ucap Rayyan tersenyum lembut.
Tidak lupa sebelum pergi Rayyan mengecup kening Zhia terlebih dahulu. Hal yang sederhana tapi membuat istri merasa sangat di hargai. Namun, Rayyan tidak pernah melakukan itu selama pernikahannya dengan Zhia. Baru kali ini Rayyan mengecup lembut kening Zhia ketika dia mau bepergian. Zhia yang merasakan kehangatan itu langsung saja memejamkan matanya menikmati kecupan Rayyan.
"Aku keluar dulu ya" ucap Rayyan mengelus lembut kepala Zhia lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Zhia.
"Hai! Ris. Kamu ngapain di sini?" ucap Rayyan ketika melihat Rissa duduk seorang diri di kursi tunggu.
"Tidak ada. Tadinya aku mau ke kamar Zhia tapi ada pekerjaan sedikit. Zhianya sudah bangun'kan?" ucap Rissa tersenyum.
"Sudah! Aku mau keluar beli bubur ayam untuk Zhia. Kamu mau?"
"Boleh juga. Kalau begitu aku masuk dulu ya" ucap Rissa tersenyum lalu masuk ke ruang rawat Zhia.
"Hai! kamu sudah cantik saja. Siapa yang dandanin nih?" ucap Rissa mencoba mengoda Zhia.
"Terima kasih. Rayyan yang menjadi salonku pagi ini" ucap Zhia tersenyum.
"Wah! jadi iri. Tapi, aku perhatikan Rayyan sudah berubah, ya? aku lihat dia semakin perhatiaan dan romantis kepadamu"
"Entahlah! aku juga tidak tau. Memang beberapa hari ini sepertinya dia mencoba menjadi suami yang baik untukku"
"Mungkin dia sudah menyadari jika kamu sangat berarti dalam hidupnya. Sampai kapan kamu mendiamkannya seperti ini?"
"Aku juga tidak tau. Tapi, yang pasti aku akan berhenti mendiamkannya setelah aku yakin dia benar benar berubah dan mau meninggalkan dunia malamnya untukku. Karna bagiku bertahan hanya seorang itu sangat sulit. Aku akan menerimanya kembali jika di benar benar berubah dan menyesali semua perbuatannya"
"Aku yakin kamu akan segera mendapatkan buah dari hasil kesabaranmu, Zhi. Semoga Rayyan berubah dan mau memperbaiki hubungan kalian kembali" ucap Rissa tersenyum.
"Aamiin" ucap Zhia mengaminkan ucapan Rissa.
"Selamat pagi, Nyonya" ucap Nur tiba tiba datang.
"Pagi! ada apa, Nur?" ucap Zhia binggung kenapa Nur datang menyusulnya ke rumah sakit.
"Tidak ada, Nyonya. Aku hanya mau mengantar pakaian ganti untuk, Nyonya. Tadi tuan menghubungiku dan mengatakan pakaian ganti nyonya tidak ada lagi. aku juga membawa cream wajah nyonya seperti yang tuan minta" ucap Nur memberikan tas kosmetik Zhia beserta tas yang berisi pakaian ganti Zhia.
"Oh! terima kasih ya, Nur" ucap Zhia tersenyum lalu menerima tas pemberian Nur.
"Nyonya sangat baik dan juga cantik. Pantas saja tuan muda berjuang mati matian untuk mendapatkan hati nyonya kembali. Nur berharap rumah tangga Nyonya dan tuan muda bisa harmonis kembali" ucap Nur.
"Aamiin" ucap Zhia tersenyum.
"Selamat pagi nyonya. Apa tuan muda ada?" ucap Ardiyan tiba tiba datang bersama berkas berkas penting di tangannya.
"Rayyan sedang keluar. Kamu tunggu saja, sebentar lagi dia pasti datang" ucap Zhia.
"Wau... ternyata si montok ada di sini juga. Aku jadinya betah di sini kalau begitu" batin Ardiyan menatap Nur yang sedang berdiri di hadapannya.
"Ehem! ingat ini rumah sakit" dehem Zhia sadar dengan tatapan genit Ardiyan kepada Nur.
"Eh! Nyonya" ucap Ardiyan mengaruk kepalanya yang tidak gatal sambil cengengesan seorang diri.
Bersambung....
Haii semuanya.... Sambil nunggu up jangan lupa mampir di karya teman aku ya. ceritanya sangat menarik di jamin kalian suka