Dominic seorang pemimpin pasukan bayaran yang dijuluki 'Pasukan Penjagal' terpaksa harus mencari keberadaan seorang puteri kerajaan yang hilang. Awalnya Dominic dan pasukannya menyerah karena tidak berhasil menemukan puteri tersebut. Tapi di tengah petualangannya tanpa sengaja ia menemukan sesuatu diluar dugaannya.
Apakah yang terjadi?
Mampukan Dominic menemukan puteri yang hilang dan apa yang akan terjadi selanjutnya di perjalanan Dominic?
Yuk simak kisahnya....
Warning! Cuma buat yang Dewasa aja yah...yang masih bocil mending Skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Luvi? Puteri Elisa?
Aaw!
Dominic tidak sempat melawan karena Luvi memukulnya terus menerus.
“Hey! Tenanglah. Luppy! Hentikan!” Dominic hanya bisa menahan kepalanya menggunakan lengannya yang kokoh.
“Kau membuang buah Bit-ku tanpa izin! Aku tidak akan memaafkan mu Tuan Dominic! Dasar brengsek!” Luvi masih memukul Dominic brutal sambil mengumpat kesal.
Bugh!
Bugh!
Tiba-tiba Dominic yang sudah tidak sabar meraup buntalan kantung bawaan itu kemudian menarik kuat kearahnya.
Luvi ikut terhuyung jatuh ke tubuh Dominic.
“Akhh!” pekik gadis itu.
“Kau bilang apa barusan? brengsek?. Jaga kata-katamu gadis kecil. Sopan lah pada orang dewasa!”
Tak ayal mereka berdua sangat dekat. Luvi yang tadi hilang keseimbangan, kini sudah berada merapat di atas dada Dominic.
Mata birunya yang indah membulat menatap wajah Dominic dari dekat. “A-a ..” Luvi kehilangan kata-katanya.
Dominic kemudian melirik anak buahnya tanpa merubah posisinya, ia dapati mereka tengah memperhatikan Dominic dan Luvi. Spontan anak buahnya mengalihkan pandangan mereka kearah lain, seolah berkata - kami tidak lihat … kami tidak lihat -
Spontan Dominic menyingkirkan tubuh Luvi dengan kasar kesampingnya bahkan hampir melemparnya
"Ugh! Kau jahat Tuan!. Awas saja!" Geram gadis itu.
Akhirnya Luvi berdiri dan langsung berlalu dari pria itu dengan masih menahan kesal.
“Hey! Apa buah Bit-mu sangat penting?” tanya Dominic yang masih menyisakan senyumnya.
“Kau tidak akan mengerti!” jawab Luvi tanpa menoleh kesal.
Pagi harinya, udara dingin hutan merayap sejuk …
Dominic membuka matanya. Pria itu melihat sekeliling. ‘Hey, kemana semua prajurit bodoh itu!’ gumamnya sambil bangkit dan mencari anak buahnya.
“Kemana mereka pergi”
Dominic mencari mereka sampai kearah tepi hutan yang di bawahnya terdapat sungai dengan batu-batu besar.
‘Luppy juga tidak terlihat. Kemana perginya gadis itu’ batin Dominic gundah.
‘Ck! Itu mereka. Sedang apa para mereka disana’
Dominic menemukan para bawahannya tengah berkerumun sambil berjongkok seolah melihat satu titik di bawah sungai sana di sela-sela pepohonan dan semak-semak.
Dominic mendekati mereka kemudian …
Plak … Plak … Plak …
Aw! Pekik mereka.
Dengan menggunakan ujung belatinya, Dominic memukul kepala mereka satu persatu yang tengah mengintip sesuatu di bawah sungai.
“Sedang apa kalian!” tanya Tuan mereka.
“I-itu Tuan”
Bawahan Dominic menunjuk seorang gadis yang tengah mandi di dekat bebatuan besar. Yang terlihat hanya punggungnya dan rambutnya yang indah. Setengah tubuhnya berada didalam air.
“Lihat Tuan, ada gadis cantik sedang mandi. Tapi sayang wajahnya tidak terlihat” ujar salah satu dari mereka.
“Seperti Dewi turun dari awan” timpal yang satu.
“Itu pasti cuma Luvi. Kenapa kalian sampai berisik begini!” tegur Dominic yang belum melihat gadis yang dimaksud.
“Bukan, itu bukan Luvi Tuan. Gadis di bawah sana, rambutnya pirang kecoklatan”
“Iya, dan seperti ada tanda bulat di punggungnya yang mulus” timpal pria satunya.
“Ha ha ha, putih berkilauan” satu pria menimpali lagi dengan terkekeh.
“Ah, sudahlah!. Barangkali penduduk desa yang sedang mandi! Kalian seperti tidak pernah melihat wanita mandi saja! Ayo kembali!” perintah Dominic.
Dominic yang akan membalik tubuhnya seperti mengingat sesuatu dari kata-kata bawahannya barusan.
Pria itu langsung buru-buru menyingkirkan tubuh anak buahnya dan memandang gadis yang tengah mandi sendirian di sungai.
Rambut pirang kecoklatan - tanda bulat dipunggung? …
Sontak saja semua pria membelalakkan matanya dan bangkit dari jongkoknya … seolah sadar akan sesuatu -
PUTERI ELISA!
Teriak mereka berbarengan,
Mereka semua panik dan berhamburan seolah bingung. Dua orang pria bertabrakan dari sisi yang berbeda. Ada yang langsung akan turun ke sungai.
“Tangkap! Jangan sampai lolos!” perintah Dominic yang ikut panik.
“Itu Puteri nakal yang kita cari Tuan!” ujar satu anak buahnya.
“Aku tahu! Turun!” pekik Dominic.
“Aku turun duluan, Tuan!” teriak Axon di susul Broody yang sudah melangkah menuruni pinggir turunan hutan.
Serta merta mereka semua menuruni tepi hutan dan turun ke sungai lalu mengepung gadis itu yang sudah selsai mandi dan akan beranjak dari bebatuan.
“Lu-Luvi?” mata Axon membelalak.
“Luppy? Apa itu kau?” manik hitam Dominic juga sama ikut membulat.
“Ka-kalian?, sedang apa?” Luvi seolah ketakutan, berdiri mematung ditempatnya.
“Luvi, kenapa rambutmu berubah?. Ah, tapi yang terpenting, … apa kau - Pute-”
“TUAN DOM! GAWAT! ” tiba-tiba Ardon berlari terengah-engah
“Ada apa?!” tanya Dominic yang belum selesai mengkonfirmasi tentang Luvi.
“Di dalam hutan Borgy dan pasukannya sedang menuju kesini!”
“Apa! Sial. Kenapa mereka ada di hutan ini!. Ayo cepat sembunyikan Luvi!” perintah Dominic yang langsung panik.
Spontan Dominic dan yang lainnya langsung bergerak, kecuali Luvi yang tidak mengerti keadaannya.
“Luvi! Jangan diam saja! Ayo cepat sembunyi! Gadis bodoh!” umpat Dominic.
“Sembunyi, kenapa?” Luvi masih mencerna situasinya.
“Akh!” Dominic yang tidak sabar langsung menyambar tubuh Luvi, meletakkannya di pundak pria itu kemudian bergegas mencari tempat persembunyian.
“Tuan! Apa yang kau lakukan. Turunkan aku!” teriak Luvi yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
“Tuan, sepertinya tidak sempat. Mereka semakin dekat” ucap salah satu anak buah Dominic.
“Axon! Ardon!. kalian halau mereka, buat mereka sibuk!” perintah Dominic.
“Baik!” keduanya langsung melaksanakan tugas.
Dominic dan anak buahnya berusaha lari menghindari Borgy, tetapi suara lantang Borgy sudah terdengar di telinga mereka.
“Akh! Sial. Axon tidak berhasil memperlambat mereka. Mereka akan menemukan kita”
Akhirnya Dominic berusaha menyembunyikan Luvi. Ia menempatkan Luvi agar berjongkok sembunyi di semak-semak belukar.
Tetapi hanya beberapa saat, Luvi keluar lagi karena tidak tahan dengan gatalnya berada disana.
“Hey! Cepat sembunyi!”
“Aku tidak bisa disini!”
“Arrgh! Lalu kau mau sembunyi dimana!” Dominic seolah kehilangan akal
Dominic mencari cara agar Luvi tidak terlihat. Dengan berfikir cepat, pria itu meraih bandana hitam milik anak buahnya. Kemudian ia mengikatkannya di kepala Luvi.
“Aku pinjam dulu punyamu!” ujar Dominic buru-buru pada bawahannya.
“Baik Tuan” jawab bawahan Dominic.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Luvi yang hanya pasrah kelapanya diikatkan sesuatu oleh Dominic.
“Jangan kau buka bandana ini sampai ku perintahkan. Mengerti!” perintah Dominic pada Luvi. “Dan tetap di belakangku.”
Luvi kali itu hanya bisa menuruti perintah Dominic tanpa ada kesempatan membantah.
Rambut pirang kecoklatan yang asli milik Luvi tertutupi bandana hitam. Kemudian Dominic juga memakaikan mantel hitam bertudung milik Ardon yang sedari tadi disangkutkan di dahan pohon, hingga kepala Luvi hampir tertutup.
Benar saja, beberapa saat kemudian Borgy dan pasukannya sudah berada di dekat Dominic.
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.