NovelToon NovelToon
Cintaku Di Kamu Tapi Jodohku Bukan Kamu

Cintaku Di Kamu Tapi Jodohku Bukan Kamu

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Dosen / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:377.4k
Nilai: 5
Nama Author: h.alwiah putri

kita memang tak tau siapa yang tuhan takdir kan untuk kita,namun kita bisa melabuhkan hati kita pada siapa. namun bagaimana jadinya jika ternyata hati dan takdir tak sejalan. Begitulah yang di rasakan oleh Aidan Arsyad Rafardhan,dia mencintai seorang wanita dan berniat akan melamar nya,namun bagaimana jadinya malah dia menikah dengan adik dari sang pujaan hati?

"menikahi orang yang di cintai memang impian,tapi mencintai orang yang di nikahi adalah kewajiban."

Aidan Arsyad Rafardhan

yukkk simak cerita lengkapnya di sini 👇

tinggalkan like,komen dan follow setelah membaca yah ☺️😆

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 4. tak ingin di bantah

Keesokan harinya, seperti biasa jam setengah tujuh pagi Maureen akan berangkat ke restoran. Walaupun hari ini adalah weekend tapi Maureen tetap harus bekerja, karena restoran sedang rame rame nya.

"Mah kemana kamu?"tanya pak Latif yang sedang duduk di meja makan, padahal biasanya sarapan akan di mulai setengah jam lagi tapi semua orang sudah duduk di meja makan bersiap akan sarapan.

"Ke luar."ucap Maureen.

"Ngapain?"tanya pak Latif.

"Nge-lont*"jawab Maureen asal, membuat pak Latif naik pitam lagi.

Saat Maureen akan melangkahkan kakinya kembali,suara pak Latif menghentikan langkahnya.

"Sarapan dulu,ada yang ingin ayah bicara denganmu."ucap pak Latif dingin.

Maureen menyeringitkan keningnya,tumben sekali ayah nya itu mengajak dia untuk sarapan biasanya juga mau Maureen makan atau tidak pun pak Latif bodo amat.

"Maureen buru buru."

"Dek,sarapan dulu lagian ini masih pagi kok. Kita sarapan bareng yah, mungkin ayah mau membicarakan hal penting sama kamu."ucap Shafa.

Jika shafa yang meminta, Maureen pun tak bisa mengelak dan akhirnya melangkah ke arah ruang makan dan duduk di samping kakaknya.

"Mah makan sama apa dek biar mama ambilin."ucap mama Hana mengambil piring dan akan menyendokan sesendok nasi.

Namun langsung di ambil oleh Maureen. "Gue bisa sendiri."ketus Maureen, kemudian mengambil makanan nya sendiri.

"Maureen."geram pak Latif,namun mama Hana langsung menggenggam tangan pak Latif agar tak marah pada Maureen.

Ini adalah sarapan bersama yang baru Maureen rasakan bersama ayah nya,entah sudah berapa lama Maureen tak makan bersama dengan sang ayah. Karena memang sejarang itu waktu bersama dengan pak Latif.

Jika pun makan bersama di luar,atau merayakan sesuatu. Tak sekalipun Maureen di ajak.

Sejak kecil Maureen di rawat oleh kakek dan neneknya,namun saat kelas dua SMA nenek dan kakeknya tiada. Sejak kecil hingga beranjak dewasa Maureen sama sekali tak merasakan kasih sayang dari ayah nya.

Jangankan kasih sayang,ayah nya datang hanya untuk sekedar melihat keadaan nya saja tak pernah. Maureen kecil hanya tau nama dan wajah ayah nya di foto.

Semenjak nenek dan kakek Maureen tak ada, Maureen pun di bawa oleh pak Latif dan tinggal bersama di sini. Namun ya begitulah, Maureen seperti di anggap tak ada di keluarga ini.

Pak Latif yang bersikap acuh pada Maureen, bahkan rasanya Maureen seperti orang asing di rumah ini. Mama Hana yang memang memiliki kasih sayang untuk Maureen,namun kasih sayang itu tak sebesar pada Shafa.

Maureen pun sebenarnya sedikit benci pada ibu nya itu, karena memang mama Hana adalah ibu sambung nya. Bukan ibu kandung,ibu kandung Maureen sudah meninggal saat melahirkan Maureen.

Dan di rumah ini hanya Shafa lah yang Maureen rasakan kasih sayangnya,figura seorang Kaka tak pernah hilang pada diri Shafa.

Dia yang selalu ada untuk Maureen, walaupun sering sekali orang orang bandingkan antara dia dan Shafa,namun Maureen tak menghiraukan nya, baginya kasih sayang Shafa begitu berarti.

Sarapan kali ini hanya di isi dengan dentingan garpu dan sendok saja. Dalam hati Maureen tertawa sumbang, beginilah jika Maureen ikut makan bersama keluarganya,pasti selalu di isi dengan keheningan.

Beda hal nya jika Maureen tak ikut makan,pasti makan bersama ini akan terasa lebih berwarna. Maureen pernah melihat kedua orang tuanya dan Shafa saling melemparkan lelucon atau menceritakan tentang hari hari mereka saat makan bersama.

Tentu itu sangat menyayat hati Maureen.

Dengan tergesa gesa Maureen menyelesaikan sarapan nya.

"Maureen sudah selesai,mau bicara apa? Maureen tak punya banyak waktu."ucap Maureen.

"Kamu sibuk apa sebenarnya Maureen,ayah pun bekerja tak sesibuk dirimu."sanggah pak Latif.

"To the points mau membicarakan apa?"tanya Maureen yang sepertinya sudah muak berada di sana.

Pak Latif kemudian menghela nafasnya. "Kamu ayah jodohkan."

Degh

Maureen langsung terdiam di tempat,begipun dengan Shafa. Kecuali mama Hana yang memang sudah tau tentang ini.

"Apa maksud ayah?"tanya Maureen.

"Ayah jodohkan kamu dengan anak teman ayah,tak ada penolakan. Sore nanti mereka akan kesini membicarakan lebih lanjut tentang perjodohan ini."ucap pak Latif tak terbantahkan.

"Hahaha enteng sekali anda bicara,saya bukan barang yang tanpa di mintai persetujuan lalu anda berikan pada orang. Tidak!! Saya dengan tegas menolak perjodohan ini,saya gak mah di jodohkan."ucap Maureen.

"Tak ada penolakan Maureen,ini demi kebaikan kamu."

"Kebaikan apa yang anda maksud? Tidak,saya tetap gak mau di jodohkan. Ini bukan jaman Siti Nurbaya. Saya bisa mencari jodoh saya sendiri kok,gak perlu di jodoh-jodohkan." Maureen tetap Keukeh tak mau di jodohkan.

"Tapi ini semua juga demi kebaikan kamu Maureen, perjodohan ini di lakukan oleh mendiang kakek mu dulu bersama teman nya untuk menjodohkan cucu mereka. Dan ayah sudah memutuskan bahwa kamu lah yang akan di jodohkan dengan cucu teman kakek mu."jelas pak Latif.

Pak Latif juga menjelaskan dan menunjukkan bukti bahwa dahulu kakek Maureen membuat perjanjian bersama teman nya untuk menjodohkan anak atau cucu mereka.

Namun bukan Maureen namanya jika langsung menerima dengan lapang dada, Maureen masih keukeuh tak mah di jodohkan.

Ayah dan anak itu pun terlibat percekcokan,sama sama keras kepala dan tak ada satu pun yang mau mengalah.

Shafa memandang ke arah sang adik,ada rasa kasihan pada Maureen yang harus selalu di tuntut untuk melakukan apapun yang ayah nya perintahkan.

"Ayah..."Shafa menengahi pertikaian antara ayah dan anak itu.

"Shafa saja yang di jodohkan,Shafa ikhlas yah. Perjalanan Maureen masih panjang,jangan terus memaksa Maureen ayah."ucap Shafa membuat pandangan semua orang tertuju padanya.

"Nak bukan kah kamu sudah mempunyai tambatan hati?"tanya mama Hana.

Shafa pun menghela nafasnya. "Gak papa ma,Shafa ikhlas kok. Daru pada Maureen harus menerima perjodohan ini dengan terpaksa. Lebih baik Shafa saja,lagi pula tak mungkin laki laki itu mencintai Shafa kan."

"Tapi nak-"

"Gak papa ma,Shafa ikhlas kok. Biar Shafa aja yah yang di jodohkan."ucap Shafa.

Maureen memandang ke arah kakaknya,ada perasaan tak enak apalagi saat mengetahui jika Shafa sudah mempunyai pujaan hati.

Dia tak mau mengorbankan hati kakaknya,hanya demi dia. Sudah cukup selama ini kakaknya selalu ada dan membantu nya, sepertinya kali ini Maureen yang harus mengalah.

"Baiklah, Maureen akan menerima perjodohan ini."putus Maureen.

"Tapi dek-"

"Gak papa kak, Maureen ikhlas. Kaka harus kejar pujaan hati Kaka,jangan karena mau menggantikan Maureen,Kaka jadi mengorbankan hati Kaka. Maureen ikhlas jika harus di jodohkan,ini juga demi wasiat kakek."

Maureen pun merasa berhutang Budi pada kakeknya,yang sudah merawat dia dari kecil. Jadi Maureen memutuskan untuk menerima perjodohan itu.

"Sudah kan, Maureen menerima perjodohan ini. Kalian puas."setelah mengucapkan itu Maureen langsung pergi dari sana.

"Yah-"

"Biarkan adikmu yang menerima perjodohan ini,kamu berhak memilih pasangan hidup kamu sendiri." Ucap pak Latif.

Tentu saja pak Latif tak ingin mengorbankan anak kesayangan nya itu, pak Latif tak mau membuat Shafa terbebankan jika harus di jodohkan.

Pak Latif ingin putri sulungnya itu memilih pasangan sendiri. Berbeda dengan Maureen yang mungkin bodo amat mau Maureen menikah dengan lelaki manapun.

1
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
zahra ou
bagus critanya, padet. gk muluk2
zahra ou
kok aq nangis ya
Ida Nursanti
keren..
Me Ta
orang tua edan
yustina arie
Luar biasa
Seven8
baby blues, bukan baby blush
Yuheni Ziregard
ceritanya bagus Thor tetap semangat menulis karya yg bagus
Nur Hidayah
bagus hiduup ditata dgn iman lainya ikut
Nur Hidayah
bpknya gak pasrah ama sang pencipta
sharvik
maureen jg klo mau pish hrs konsisten dong jg stlah d truti mlh skit hti . . .eh nnti tak jewer semua telinga Klian ya
sharvik
aidan jg dg seenak ht blang mnta wktu . kmpret dengkulmu ap . .lucu hdp sdh bhgia dg istri tp ttp mnta sdikit wktu untk mlupakan 🤜🤜🤦
Nanik Winarni
Luar biasa
Nanik Winarni
Biasa
Nur Hidayah
bpknya wkt bkn mauren lupa doa...
Nur Hidayah
ya klu safa uadah baik dr sononya klu mauren butuh org yang mendidknya biar adil
Nur Hidayah
apa salahnya mauren
Fitri Ani
Luar biasa
Nani Te'ne
Suka
Balqis_ marza16
terkuras sudah air mata ku, asli bikin mewek.
mewek, emosi, gregetan pokoknya jd satu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!