NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Pencabut Nyawa

Jalan Menuju Pencabut Nyawa

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: pralam

Liu Wei, sang kultivator bayangan, bangkit dari abu klannya yang dibantai dengan Pedang Penyerap Jiwa di tangannya. Dibimbing oleh dendam dan ambisi akan kekuatan absolut, dia mengarungi dunia kultivasi yang kejam untuk mengungkap konspirasi di balik pembantaian keluarganya. Teknik-teknik terlarang yang dia kuasai memberinya kekuatan tak terbayangkan, namun dengan harga kemanusiaannya sendiri. Di tengah pertarungan antara takdir dan ambisi, Liu Wei harus memilih: apakah membalas dendam dan mencapai keabadian lebih penting daripada mempertahankan sisa-sisa jiwa manusianya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pralam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Darah dan Pedang

Langit di atas Altar Langit Terbalik berubah hitam pekat, seolah kegelapan itu sendiri tertarik oleh energi yang bergolak di bawahnya. Liu Wei berdiri berhadapan dengan Paman Chen, darah dari luka di pipinya menetes ke tanah altar yang lapar akan pengorbanan.

"Kau masih belum mengerti, bukan?" Paman Chen berkata, suaranya bercampur antara kasihan dan frustasi. "Semua ini... lebih besar dari sekadar dendam keluarga."

Liu Wei tidak menjawab. Matanya bergerak antara Xiao Mei yang masih terkurung dalam formasi segel dan Pedang Pembakar Surga yang melayang di atasnya, auranya semakin tidak stabil.

"Dia sekarat," suara Kaisar Bayangan berbisik dalam benak Liu Wei. "Pedang itu... dan gadis itu. Ikatan yang dipaksakan membunuh keduanya perlahan-lahan."

"Kenapa?" Liu Wei akhirnya bertanya, suaranya serak. "Kenapa harus Xiao Mei?"

Paman Chen tersenyum - senyum yang sama yang dulu selalu dia berikan saat akan mengajari Liu Wei teknik baru. "Karena dia sempurna. Jiwa yang murni, tidak ternoda oleh ambisi atau keserakahan. Tapi juga... jiwa yang telah dilukai begitu dalam hingga mudah dibentuk." Dia melirik Pedang Pembakar Surga. "Pedang itu membutuhkan wadah yang bisa menampung kekuatannya tanpa terbakar... dan hanya jiwa yang telah retak yang bisa melakukannya."

"Kau salah," Liu Wei menggenggam Pedang Penyerap Jiwa lebih erat. "Xiao Mei lebih kuat dari yang kau kira."

Seolah merespons kata-katanya, Pedang Penyerap Jiwa mulai bersinar lebih terang. Dan di atas altar, Pedang Pembakar Surga bergetar - resonansi antara dua saudara yang telah lama terpisah.

Paman Chen mengangkat tangannya, dan formasi segel di sekitar Xiao Mei menyala merah. Gadis itu menjerit kesakitan saat energi gelap mulai merasuki tubuhnya.

"Hentikan!" Liu Wei melesat maju, Pedang Penyerap Jiwa terangkat.

Tapi Paman Chen sudah siap. Dengan gerakan yang nyaris tak terlihat, dia mengeluarkan sebuah belati hitam dan menangkis serangan Liu Wei. "Terlalu lambat, keponakanku. Kau pikir kenapa aku membiarkanmu mencapai tempat ini? Semua sudah direncanakan... bahkan kedatanganmu."

Di sekeliling mereka, pertarungan masih berlanjut. Guru Feng dan Biksu Hui Chen berusaha keras menahan para pengawal elit, tapi mereka mulai kewalahan.

"Wei'er!" Guru Feng berteriak di sela-sela pertarungannya. "Segel ketiga! Kau harus..."

Kalimatnya terputus saat salah satu pengawal berhasil menembus pertahanannya, menggores bahunya dengan pedang qi.

Liu Wei tahu gurunya benar. Hanya ada satu cara untuk mengakhiri ini. Tapi harganya...

"Lakukan," suara Kaisar Bayangan kembali bergema. "Tapi ingat... sekali segel ketiga terbuka, tidak ada jalan kembali."

Mengumpulkan tekadnya, Liu Wei mulai membentuk segel tangan kuno - gerakan yang bahkan tidak dia sadari dia tahu. Udara di sekitarnya mulai bergetar saat energi spiritual berkumpul.

Paman Chen menyipitkan mata. "Oh? Kau benar-benar akan melakukannya?" Dia tersenyum lebar. "Bagus... BAGUS! Tunjukkan padaku, Liu Wei! Tunjukkan padaku kenapa Pedang Penyerap Jiwa memilihmu alih-alih aku!"

Saat segel terakhir terbentuk, Liu Wei merasakan sesuatu dalam dirinya... pecah. Rasa sakit yang tak tertahankan menjalar dari jantungnya ke seluruh tubuh saat Pedang Penyerap Jiwa mulai menyerap energi kehidupannya sendiri.

Sayap Transenden di punggungnya berubah, warnanya tidak lagi keemasan tapi putih pucat - seperti tulang yang dikelantang matahari. Dan rambutnya yang sudah putih... mulai rontok.

"Liu... Wei..." Xiao Mei berbisik lemah, matanya berkaca-kaca melihat pengorbanan pemuda itu.

Paman Chen mundur selangkah, untuk pertama kalinya tampak ragu. "Ini... tidak mungkin. Level energi ini..."

Dengan gerakan yang menggetarkan seluruh altar, Liu Wei menghunuskan Pedang Penyerap Jiwa. Tapi kali ini, pedang itu tidak lagi bersinar keemasan. Alih-alih, dia memancarkan cahaya putih yang begitu murni hingga menyakitkan mata.

"Paman," Liu Wei berkata, suaranya berubah - seolah ada suara lain yang berbicara bersamanya. "Aku memang kehilangan ingatanku... tapi tubuh ini masih mengingat. Setiap latihan yang kau ajarkan, setiap teknik yang kau tunjukkan..." Dia mengangkat pedangnya. "Dan setiap pengkhianatan yang kau lakukan."

Tanpa peringatan, Liu Wei melesat maju - kecepatannya tak terlihat mata. Paman Chen nyaris tidak sempat mengangkat belatinya untuk menangkis, dan bahkan saat dia berhasil, impact dari benturan itu membuat lantai altar retak.

"Mustahil," Paman Chen mendesis. "Kekuatan ini... kau akan mati sebelum bisa menggunakannya sepenuhnya!"

Liu Wei tersenyum - senyum sedih yang mengingatkan pada mendiang ayahnya. "Kalau begitu... mari kita selesaikan ini sebelum itu terjadi."

Dan di bawah langit yang semakin gelap, dua pedang - satu putih murni dan satu merah darah - mulai menari dalam simfoni kehancuran, sementara gadis dengan jiwa yang retak menyaksikan dalam diam, air matanya jatuh untuk pemuda yang rela kehilangan segalanya... demi menyelamatkannya.

Karena terkadang, pengorbanan terbesar adalah ketika kita rela menjadi monster... demi melindungi orang yang kita sayangi dari monster yang sesungguhnya.

1
Yurika23
cresendo teh naon nya?
Yurika23
keren
Yurika23
suka karakter MC ya..kereeen...
ricky suitela
keren thor ceritanya jangan sampe berhenti
ricky suitela
up terus thor
ricky suitela
gasss
ricky suitela
mantap
ricky suitela
mantap
Yurika23
aku mampir ya Thor ..
Siti Komariyah
cukup bagus, semoga terus berlanjut ya
Anonymous
cukup bagus lanjutkan terus ceritanya
yos helmi
go..
asri_hamdani
Menarik. Penyampaian cerita berbeda dari kebanyakan.
Ismaeni
awal cerita yang menarik, bahasanya enak tidak berat. ..semoga selalu update ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!