Juliet Laferriere, gadis muda asal Prancis yang berakhir menjadi tawanan seorang mafia asal Italia.
Bermula saat Matteo Baldovino Dicaprio, pria dari keluarga mafia dengan kekuasaan terbesar di Italia, berlibur ke kota Paris, Prancis.
Pria dengan marga 'Dicaprio' itu mengalami kecelakaan mobil saat berada di kota Lyon. Kota beribu momentum dan lampu yang menghalangi cahaya bintang. Tepat saat kecelakaan terjadi, Juliet muncul seperti malaikat dan membantu pria berdarah dingin itu keluar dari mobil yang berasap.
Namun, kebaikan yang dia lakukan untuk menyelamatkan hidup seseorang, malah berakhir menghancurkan hidupnya sendiri.
"Rantai ini untuk mengingatkanmu, bahwa kau adalah milikku."
Bagaimana cara Juliet melarikan diri dari seorang Predator gila? Lalu, apa pria itu akan luluh dan membebaskannya dari ancaman? Yuk ikuti kisah mereka, dan jangan lupa beri dukungan kalian!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta bantuan
Matteo tidak membuat tanggapan. Dia bahkan tidak berpikir untuk mencari jawaban untuk apa yang baru saja Juliet katakan. Sadar bahwa Matteo mengabaikan ucapannya, Juliet kembali berbalik ke arah jendela.
Saat dia mengepalkan tangan dengan gigi yang bergemelatuk, Matteo tiba-tiba berlari ke arahnya. Juliet terkejut. Saat dia menoleh untuk bertanya ada apa, Matteo lebih dulu menundukkan kepalanya. Dia menjatuhkan Juliet ke lantai bersamaan dengan tubuhnya.
"Apa yang kau--"
Prangg
Kaca tersebut pecah oleh peluru. Matteo menyimpan Juliet di bawah tubuhnya dan berakhir menerima setiap pecahan kaca yang terjatuh ke punggungnya yang telanjang.
Kemudian, dia menembak ke luar kaca untuk melumpuhkan penembak tersebut. Namun, pada akhirnya dia harus berhadapan lagi dengan sang Alpha.
"Sial. Bajingan itu sangat gigih."
Dia bangkit, lalu menyimpan Juliet di pundak dan pergi lewat jendela lain yang mengarah pada rumah bagian belakang. Nikolai mengejar Matteo dengan kecepatan yang sama. Berkali-kali dia melambungkan peluru untuk melumpuhkan Matteo, namun mafia itu tak dapat di hentikan.
Saat jarak keduanya mulai semakin dekat, Nikolai melempar sebuah bom berukuran kecil ke arah Matteo. Sebelum bom meledak, Matteo melempar Juliet ke arah hutan.
Gadis itu terkejut dan mendarat dengan sempurna. Dia menoleh ke belakang untuk melihat Matteo, namun pria itu menghilang. Yang dia lihat hanya sebuah ledakan yang cukup besar. Hanya ada dua kemungkinan tentang keberadaan Matteo. Dia yang hangus oleh api atau dia yang melompat dan bersembunyi.
"... M-Matteo?"
Pemandangan itu terlihat persis seperti saat terjadinya ledakan di pelabuhan. Namun, kali ini pelaku yang malah menjadi korban. Sebagaimana Juliet sangat membenci Matteo sampai ke tulang-tulang, entah kenapa saat ini jantungnya berdegup kencang.
Dia tidak mengerti. Apa dia berharap pria gila itu baik-baik saja? Saat pemikiran aneh terus memenuhi kepalanya, dia bangkit dan berlari ke luar hutan.
"Ini kesempatan bagus. Aku bisa pulang ke Prancis."
Dengan tekad yang bulat, Juliet mengitari jalanan gelap untuk sampai ke permukaan. Dia tidak berbalik untuk melihat Matteo. Bahkan jika pria itu mati karena ledakan barusan, dia harusnya tidak peduli.
Saat dia berhasil keluar dari hutan dan kini berada di jalanan, dia melambai seolah meminta seseorang untuk membawanya pergi dari sana. Saat satu mobil berhenti, dia menoleh ke belakang sekali. Matteo benar-benar tidak terlihat lagi.
Dalam mobil, kaca di buka dan terlihat sosok wanita muda di dalamnya. Wanita itu bertanya, "Apa yang terjadi?" dalam bahasa Rusia.
"Nyonya, bisakah anda membawa saya pergi dari sini? Saya tersesat."
Mendengar Juliet yang menjawab dalam bahasa Inggris, wanita itu dengan cepat mempersilahkan dia masuk ke dalam mobilnya. Dia memberikan sebuah mantel dan makanan untuk menghangatkan tubuh gadis malang itu.
"Dari mana asalmu?"
"... Saya dari Prancis."
Juliet menjawab dengan ragu. Dia takut jika wanita itu malah berakhir mengusirnya karena dia seorang turis. Saat dia menunduk dengan muram, wanita itu menoleh ke belakang.
"Prancis? Bagaimana kamu bisa sampai kesini?"
Tepat saat wanita itu memberikan pertanyaan selanjutnya, sebuah mobil hitam tiba-tiba berhenti di hadapan mereka. Karena rem yang mendadak di injak, kedua wanita itu terkejut dan hampir menubruk.
"Apa-apaan! Itu pasti orang mabuk!"
Wanita itu terus mengeluhkan hal yang sama. Dia mengatakan bahwa hampir setiap hari ada anak muda yang mengendarai mobil seperti itu karena mabuk.
Sementara itu, Juliet merasa familiar dengan mobil tersebut. Saat dia terus memperhatikan mobil hitam itu dari jauh, tiba-tiba pintunya terbuka dan keluar seorang pria. Sambil terhuyung dia berusaha untuk bangun dan berjalan.
Dia telanjang dada, dan tubuhnya penuh dengan luka. Saat pria itu menegakkan kepalanya dan menatap ke arah mereka, Juliet seketika membola. Jantungnya berdegup begitu keras dan cepat.
"... Apa dia mengalami kecelakaan? Banyak sekali luka di tubuhnya."
Wanita asing itu menutup mulut tidak percaya. Kemudian, dia membuka pintu untuk menolong pria yang tidak lain adalah Matteo. Saat wanita itu menginjakkan kaki di tanah, Juliet dengan cepat menghentikannya.
"Nyonya, bagaimana jika pria itu seorang penjahat? Kita tidak boleh menolong orang sembarangan."
"Tidak, sepertinya dia bukan penjahat. Dia seperti baru saja mengalami kecelakaan."
Wanita itu menolak usulan Juliet dan melanjutkan tekadnya untuk menolong Matteo. Dia bahkan tidak tahu, siapa pria di depannya dan kenapa pria itu ada di hadapan mereka.
Saat dia sampai pada Matteo, dia bertanya, "Apa yang terjadi, pak?" Dalam bahasa Rusia.
Sepertinya wanita tersebut memiliki hobi menolong tanpa pandangan bulu. Dia juga menanyakan hal yang sama pada Juliet sebelumnya. Lalu, Matteo menjawab.
"Saya tersesat bersama istri saya. Saat itu, dia mengalami hilang ingatan karena jatuh dari tebing. Saya sudah mencarinya kemana-mana. Lalu, saat saya turun dari perbukitan, saya melihat dia masuk ke mobil ini."
Matteo balas membual. Dia yakin, jika dia mengatakan yang sebenarnya bahwa dia menginginkan Juliet untuk turun, wanita itu malah akan membawa Juliet kabur.
"Ah, ya. di dalam mobil memang ada seorang wanita. Apa dia benar istrimu?"
Matteo mengangguk. Dia terus menyimpan tangan di perut dengan niat mengurangi surutnya darah dari tubuh. Di perutnya memang terdapat luka tembakan yang cukup parah. Dan di bagian lain terdapat banyak sekali luka yang tak dapat di jelaskan.
Sementara itu, Juliet yang mendengar obrolan mereka dan berasumsi bahwa wanita asing itu pasti akan percaya dengan semua yang Matteo katakan, memilih untuk melarikan diri dengan keluar dari mobil dan berlari.
Dia sudah tidak tahan untuk terus hidup dengan Matteo. Bahkan, jika pria itu mengatakan bahwa dia akan melepaskan Juliet saat dia bosan, Juliet tidak tahu kapan pria itu akan merasa bosan dengannya.
Lebih baik pergi saat ada waktu yang pas, dari pada hanya menunggu sebuah kepastian yang tidak terdengar meyakinkan.
Saat Matteo sadar bahwa Juliet mencoba melarikan diri dengan kaki kecilnya, dia mengejar gadis itu dengan cepat. Bahkan jika kakinya mati rasa saat ini, dia tidak akan membiarkan Juliet pergi.
"Juliet, kau berani?!"
Juliet tidak membuat tanggapan. Dia hanya terus berlari dan berlari, mengitari jalanan gelap dengan hutan di semua sampingnya.
Namun, bagaimanapun caranya berlari, dia tidak bisa lebih cepat dari Matteo. Pria itu berhasil menggapai tangan Juliet lalu memeluknya dengan erat. Dia melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu lalu menyimpan kepalanya yang berantakan, penuh luka, darah dan tanah di pundaknya.
"Juliet, kau.. Sangat menyebalkan."
tar lanjut lagi sa kalo dokter nya udah pergi