Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{Lebih dekat}
Akhirnya Aldo selesai membeli apa saja yang dibutuhkannya. Kini semuanya sudah masuk ke dalam kantong plastik itu. Sedangkan Valen sibuk mengecek beberapa barang yang ada di kulkas penyimpanan makanan dingin.
Aldo datang menghampiri Valen."Semuanya sudah siap, aku balik dulu ke kantor. " pamit Aldo pada Valen.
" Ya sudah. " jawab Valen yang baru saja selesai mengecek.
" Nanti aku hubungi kamu lagi." ucap Aldo, Valen pun membalas dengan anggukkan. Setelah kepergian Aldo ditempat kerja itu. Salah satu pegawai ditempat kerja Valen melihat mereka berdua begitu akrab.
Valen kembali ke tempat kerjanya kembali, dia langsung dihadapkan pekerja yang ada dimeja kerjanya.
Sore hari
Valen sudah selesai dengan pekerjaan, tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering.
"Hallo."
" Hallo juga." sapa Valen yang sibuk membereskan barang miliknya.
"Habis pulang nanti kamu bisa tidak keluar sebentar?" tanya Aldo pada Valen.
"Kemana?" tanya Valen.
"Aku ingin ajak ke tempat sekedar duduk santai." ucap Aldo yang begitu ingin jalan berdua.
"Baiklah, aku tunggu dijalan di dekat perempatan disebelah kanan." ucap Valen yang akan menunggu kedatangan dia.
"Baiklah." sambungan telepon langsung terputus, Valen pun siap untuk pulang sekarang.
Valen sudah keluar dari tempat kerjanya dia pun mengendarai sepeda motor miliknya ke tempat pertemuan mereka.
Di lokasi itu ada Aldo yang lebih dulu menunggu kedatangannya.
"Aldo." sapa Valen, Aldo membalas dengan senyuman.
"Bagaimana kamu sudah siap?" tanya Aldo pada Valen.
"Sebenarnya kita mau kemana?" tanya Valen yang penasaran, mereka berdua akan pergi kemana.
"Sudahlah, akan kuajak kamu ke tempat yang bagus." mereka pun berangkat bersama Ketempat yang akan mereka kunjungi.
Beberapa menit kemudian mereka sampai ditempat tujuan.
"Bagaimana?" tanya Aldo.
"Lumayan bagus, apa kamu sering datang disini?" tanya Valen pada Aldo.
"jarang, terakhir aku kesini dengan teman-teman, karena kesibukan mereka jadi kami jarang berkunjung disini." jawab Aldo yang sedang melihat buku menu makanan.
Setelah sudah, barulah pelayan mengambilnya.
"Kelihatannya kamu lelah sekali." jawab Aldo yang sedari tadi melihat Valen diam saja.
"Lumayan, apa lagi toko tempat kerjaku akan membuka cabang. Semua data di toko aku yang harus mengurusnya." jawab Valen dengan suara sedikit serak.
"Kalau lelah jangan kamu paksakan, nanti kamu sakit." pesan Aldo pada Valen.
"Tapi kalau tidak aku selesaikan aku nanti dimarahi." jawab Valen yang sebenarnya dia berbohong pada Aldo dengan apa yang sebenarnya.
"Iya aku tahu setidaknya kamu harus tahu bagaimana kondisimu. Jika kamu lelah labih baik kamu istirahat."
Valen pun membalas dengan anggukkan, akhirnya pesanan mereka sampai juga. Mereka berdua menikmati makanan mereka yang mereka berdua pesan.
Hingga mereka begitu asyik mengobrol, segala hal mereka ceritakan.hingga dia menceritakan cerita masa lalunya dengan mantannya.
Valen mendengarkan semua cerita pribadi dari Aldo, disaat itulah Valen menyadari jika nasib mereka berdua sama-sama saling disakiti oleh pasangan mereka masing-masing.
"Aku juga sama, nasib kita sama saja. Sama-sama disakiti pasangan kita." jawab Valen menyadari tidak hanya dirinya saja yang merasakan sakit.
"Tapi jika aku memilih lebih baik aku pergi mencari kehidupan tenang dan meninggalkan rasa sakit itu. Aku yakin dibalik kesedihan suatu saat akan ada kebahagiaan yang akan datang pada kehidupanku." kata Aldo pada Valen.
Valen kagum dengan Aldo yang begitu menerima dengan ikhlas dan mencoba bangkit dari kepurukkan. Bagi Valen itu merupakan pengorbanan yang begitu besar yang Aldo lakukan.
"Aku juga pun merasa bahagia setelah begitu lama aku menahan kesedihan itu, akhirnya kebahagiaan itu aku dapat lagi. Terimakasih sudah menerimaku." Aldo begitu bersyukur bisa bertemu dengan Valen, akhirnya dia bisa merasakan cinta yang sesungguhnya.
Valen pun membalas dengan anggukkan, Aldo begitu bahagia bisa mengenal Valen yang sekarang ini menjadi kekasihnya.
Tak terasa sudah satu jam mereka mengobrol, saatnya mereka pergi dari tempat itu.
Mereka pun berpisah ditempat itu, terlihat keduanya begitu bahagia dengan pertemuan mereka hari ini.
Valen pun kembali ke kostnya, saat dia baru sampai dikost didepan sudah ada bunga dan Resty yang baru saja ingin keluar.
"Lembur len?" tanya Bunga pada Valen.
"Iya bun, kalian mau kemana?" tanya Valen pada mereka berdua.
"Mau ke warung, apa kamu mau titip juga?" tanya Resty pada Valen.
"Tidak." jawab Valen yang memilih langsung masuk ke dalam kamarnya. Setelah dia masuk kedalam kamarnya, dia langsung tiduran ditempat tidurnya.
"Lelah juga." dia mulai merasa nyaman tiduran di tempat tidurnya, setelah seharian dia sibuk dengan pekerjaan ditambah lagi dia keluar dengan Aldo.
Tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering.
"Kakak." batin Valen yang langsung mengangkat telepon dari kakaknya.
"Halo kakak."
"Sekarang kamu dimana?" tanya kak Gio pada Valen.
"Di kost kak, memangnya ada apa?"tanya Valen pada kakaknya.
" Kakak sekarang ada dirumah sakit. " seketika Valen kaget.
" Apa, siapa yang sakit kak? " tanya Valen yang terlihat khawatir dan kaget dengan berita yang dia dapatkan.
" Mama dik." jawab Kakak Gio yang sekarang sedang ada dirumah sakit.
"Ya sudah, Valen akan ke rumah sakit sekarang. Tolong kirimkan alamat rumah sakitnya." permintaan Valen pada kakaknya.
Valen langsung mematikan sambungan teleponnya. Dia segera bersiap berangkat ke rumah sakit.
Apalagi kakaknya sudah mengirim alamat rumah sakit yang akan dituju Valen, dengan cepat dia meninggalkan kost.
Valen segera menuju rumah sakit, akhirnya dia sampai dirumah sakit yang dia akan tuju. Valen pun lari hingga dia sudah masuk diruang dekat dengan ruang infomasi.
"Valen." teriak Kak Gio.
"Kak Gio." mereka langsung berpelukkan.
"Mana mama kak, mama sakit apa?" Valen terus memberikan pertanyaan pada kakaknya tentang mamanya.
"Ayo kakak antarkan kamu ke sana." ajak Kak Gio yang langsung mengantarkan ke kamar mamanya.
"Mana papa kak?" tanya Valen.
"Papa masih ada diperjalanan, kebetulan papa sedang ada diluar kota." jawab kak Gio.
Akhirnya mereka sampai di kamar yang ditempati oleh mamanya.
"Mama."
"Sayang." terlihat wajah mama Monica yang sedikit pucat dengan suara sedikit serak.
"Mama kenapa?" tanya Valen pada mamanya.
"Mama hanya kecapean saja sayang." terlihat mama Monica begitu bahagia dengan kedatangan putrinya yang dia sayangi.
"Seharusnya mama banyak istirahat, Valen takut ada apa-apa dengan mama." Valen memeluk mamanya.
"Mama tidak apa-apa sayang , nanti mama sembuh.mama hanya kelelahan saja, kamu jangan khawatir begitu." ucap mama Monica yang mengelus rambut putrinya, posisi keduanya masih berpelukkan.
Sedangkan Gio terdiam melihat keduanya saling berpelukkan.
Valen pun menemani mamanya yang masih terbaring lemah ditempat tidur. Valen mencoba membantu mamanya, disaat mama Monica ingin duduk ditempat tidur.