Membalas Dendam Suami Tak Tahu Diri

"Kasihan sekali Alisha, aku harus mengambil kesempatan ini untuk bisa memiliki Alisha, sejak dibangku kuliah dulu untuk dekat dengan nya saja sangat susah. Tapi saat ini aku bisa dekat dengan nya sangat membuat aku bahagia." gumam Reno dalam hatinya.

"Maaf ya Ren, aku jadi nangis didepan kamu."

"Gak apa-apa Sha. Memang jahat sekali wanita tadi itu, sayang saja dia perempuan andai kan dia laki-laki sudah aku aja bergulat dia." Reno tertawa menghibur Alisha.

Disisi lain...

"Dasar wanita cupu, hidup saja bisa mewah tapi nyali saja masih pengecut, melawan ku saja dia tak berani. Tapi siapa lelaki yang bersamanya tadi ya, sepertinya aku pernah melihatnya tapi entah dimana. Atau mungkin dia rekan bisnis Pak Darren? aku tak akan membuat kamu bisa bahagia Alisha, apalagi bersama laki-laki yang kaya juga. Aku takkan membiarkan kamu bisa hidup bahagia melebihi hidupku." Tutur Alea sambil tertawa.

Setelah dia meninggalkan Elenoa, Alea belum kembali mendapatkan lelaki yang mapan. Kini hidupnya hanya bergantung dari hasil memanfaatkan Elenoa kala masih berjaya.

*****

"Sha.. Bagaimana kerjasama kita dengan perusahaan nya reno?."

"Baik-baik aj sih Pa, semua berjalan normal. Kenapa Pa tumben nanyain?."

"Gak apa-apa, Papa jadi mau bertemu dengan reno. Apa kamu bisa mengundangnya besok untuk makan malam bersama dirumah?."

"Papa serius? ada acara apa Pa?."

"Lho ya gak apa-apa nak, memang kenapa kalau Papa mau undang klien datang kerumah, gak masalah kan?."

"Ya-iya gak masalah sih Pa." pungkas Alisha bingung dengan maksud Papanya itu.

Iya segera menghubungi reno lewat pesan singkatnya.

"Lagi ngobrolin apa sih?." tanya Mama Fenny.

"Ini Ma, besok Papa mau undang klien untuk makan malam dirumah. Kebetulan klien nya ini teman kuliahnya Alisha dulu."

"Oh ya bagus dong jadi bisa sekalian reuni ya Sha." Mama Fenny sudah tau tujuan suaminya itu, Pasti untuk mendekatkan nya dengan Alisha.

"Hmmm.. Mama sama Papa atuh saja lah."

"Oh iya bi Rizka itu punya anak laki-laki gak ya?."

Alisha langsung melirik ke arah Papanya itu. "Kenapa memang nya Pa?."

"Papa lagi butuh seorang pria untuk ditempatkan diproyek. Maksudnya kan kalau ada gak perlu susah mencari orang dan kita juga sudah mengenal baik bi Rizka. Itu juga kalau ada dan kalau belum bekerja."

"Aduhh gawat.. Gak mungkin aku mau menerima Elenoa kembali untuk bekerja ditempat Papa ku, karena trauma yang lalu saja belum sembuh untukku. Apa aku cerita kan saja ke Papa siapa bi Rizka sebenarnya? Tapi kasian kalau Mama dan Papa ku tak mau menerima nya. Aku harus gimana ya." gumam Alisha dalam hatinya. "E-em nanti aku yang coba bantu tanya ke bi Rizka ya Pa."

"Panggil aj sekarang Sha, biar sekalian ditanyakan. Lebih cepatkan lebih baik."

"Kasian Pa, sepertinya bi Rizka lagi istirahat dikamarnya. Lagi juga masih bisa aku tanyakan besok kan Pa? emang seurgent itu? engga kan?."

"Ya sudahlah kamu atur aj Sha bagaimana baiknya. Oh iya reno sudah kamu kabarin kan?."

"Iya sudah Pa, InsyaAllah besok dia akan datang katanya kerumah."

**

**

"Mau kemana kamu Yasmin?."

"Aku mau cari kerja kak. Kalau aku seperti ini kita mau makan apa? Kakak mau kita mengandalkan gaji Ibu saja? Gak akan cukup kak dan aku juga kasian sama Ibu, aku mau ibu kembali kerumah ini tinggal bersama kita lagi."

Elenoa seketika terdiam mendengar ucapan Yasmin. Karena semenjak perusahaan nya hancur hingga kini iya masih saja belum kembali bekerja.

"Ya sudah kak, aku pergi dulu. Assalamualaikum." Yasmin langsung keluar rumah bergegas mencari pekerjaan. Semenjak kehidupan nya kembali seperti dulu Yasmin kini menjadi seorang gadis yang baik dan penyabar, tak seperti dulu disaat hidup dengan bergelimangan harta iya menjadi seorang gadis yang sangat sombong dan angkuh.

Disisi lain...

"Aku harus bilang apa ya ke Papa tentang anaknya bi Rizka, apa aku bilang kalau anaknya bi Rizka sudah bekerja saja ya, tapi kira-kira Papa akan tanya langsung ke bi Rizka gak ya? Maafkan aku ya Pa, aku gak bermaksud berbohong sama Papa. Tapi keadaan yang membuat aku melakukan semua ini."

"Sha pagi-pagi melamun saja."

"Pagi Ma.. Engga melamun kok ma, cuma lagi mikirin kerjaan aj."

"Kenapa? Ada masalah dengan kerjaan kamu."

"Alhamdulillah engga Ma, semua berjalan baik-baik saja."

"Oh iya Ma, tadi aku sudah tanyain ke bi Rizka masalah anaknya, dia sih punya anak laki-laki tapi sayang banget anaknya sudah bekerja."

"Oh ya sudah gak apa-apa. Biar cari yang lain saja."

Tak berselang lama Pak Darren menghampiri keduanya di meja makan.

"Pa.. Memang Papa gak punya kandidat lain untuk orang diproyek? Soalnya tadi aku sudah menanyakan ke Bibi tentang anaknya, tapi anaknya sudah bekerja Pa."

"Ya sudah kalau begitu.. Tapi kamu gak tanya bekerja dimana, mungkin saja lebih baik ikut bersama kita kan?."

"Aku gak tanya sih Pa, gak enak juga sih nanyain nya. Tapi kalau Papa mau tau kerja dimana nya nanti aku tanyain lagi deh. Jangan sekarang juga ya Pa, gak enak."

"Kamu atur saja lah baiknya gimana. Oh iya Ma, untuk makan malam nanti mau pesan makan diluar atau masak saja dirumah?."

"Sha, menurut kamu baiknya bagaimana? Kan reno teman kamu juga. Ish Mama gimana sih, Mama yang ditanya malah tanya balik ke aku. Aku sih bebas aj Reno anaknya santai aj kok gak ribet."

Malam harinya...

"Selamat malam Pak Darren, sudah lama ya gak bertemu." Reno mengulurkan tangan nya untuk berjabatan.

"Malam nak Reno. Iya sekarang Alisha yang menjalankan perusahaan itu, jadi saya dibelakang layar saja." ucapnya tertawa. "Oh iya kalau diluar kantor jangan panggil Bapak, formal sekali sepertinya."

"Oh iya baik Om."

"Saya gak menyangka ternyata rekan bisnis saya itu teman kuliah anak saya. Hebat sekali kamu reno, dengan umur yang masih muda sudah sesukses ini."

"Waduh Om, saya juga masih belajar kok. Masih banyak yang harus diperbaikki."

Tak berselang lama Alisha keluar dari kamarnya dan menghampiri keduanya. "MasyaAllah Alisha kamu cantik sekali, aku jadi semakin kagum dengan kamu Sha." Imbuh Reno dalam hatinya.

"Ren.. Makasih ya sudah mau datang, biasa nih Papa ada angin apa gak tau deh." ucap Alisha tertawa.

"Permisi.. Ini Tuan saya mau mengantarkan minum nya."

"Iya Bi silahkan. Makasi ya."

"Sama-sama Tuan, saya permisi."

Sepertinya lelaki itu calon nya Alisha. "Beruntung sekali dia bisa menjadi jodohnya Alisha. Tak seperti Elenoa yang salah jalannya." pungkas bi Rizka bergegas kembali ke dapur.

*****

"Bagaimana Yasmin apa kamu sudah mendapatkan pekerjaan nya?." tanya Elenoa ketika melihat Yasmin baru saja tiba dirumahnya.

"Belum kak. Mencari pekerjaan gak semudah itu kak, makanya kakak juga bantu aku dong jangan seperti ini."

"Belum ada pekerjaan yang cocok Yasmin untuk kakak. Kamu saja dulu yang bekerja mencari pengalaman sebanyak mungkin. Kamu kan dari dulu bisanya hanya menghabiskan uang saja."

"Apa kakak bilang, menghabiskan uang? Yang menghabiskan uang kakak itu selingkuhan kakak bukan aku, apa kakak gak sadar kalau kakak hanya dimanfaatkan saja sama perempuan itu. Makanya setelah kakak seperti ini dia meninggalkan kakak."

"Diam kamu! Jangan pernah kamu membahas dia lagi didepan kakak."

Yasmin bergegas meninggalkan kakaknya menuju kamar, "baru sadar dia, kalau selingkuhan dia dulu itu orang jahat!." tutur Yasmin kesal.