NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Ayah Sahabat Ku

Menikah Dengan Ayah Sahabat Ku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Duda / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Ibu Tiri / Tamat
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.6
Nama Author: Mey(◕દ◕)

Ganti judul: Bunda Rein-Menikah dengan Ayah sahabat ku

"Rein, pliss jadi bunda gue ya!!" Rengek Ami pada Rein sang sahabat.

"Gue nggak mau!" jawab Rein.

"Ayolah Rein, lo tega banget sama gue!"

"Bodo amat. Pokok nya, gue nggak mau!!" tukas Rein, lalu pergi meninggalkan Ami yang mencebik kesal.

"Pokoknya Lo harus jadi bunda gue, dan jadi istri daddy gue. Titik nggak pake koma!" ujarnya lalu menyusul Rein.

Ayo bacaa dan dukung karya iniii....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey(◕દ◕), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam yang tak terduga!

Rein dan Ami sedang dalam perjalanan menuju rumah Ami.

“Nginap ya, awas aja lo bohong,” kata Ami dengan nada menggoda namun serius.

Rein mengangguk malas. Seusai mata kuliah terakhir tadi, ia sudah nyaris kabur sebelum Ami menyeretnya untuk menginap—katanya, biar nggak sendirian di rumah.

“Emangnya bokap lo ke mana?” tanya Rein, heran.

Ami terdiam sejenak. Ia menimbang-nimbang alasan yang terdengar masuk akal.

“Hmm… Daddy lembur. Katanya sampai malam, mungkin pulangnya jam delapan,” jawab Ami sambil nyengir, mencoba terlihat santai.

Rein memicingkan mata. Tatapannya mencurigai, namun ia memilih tak memperpanjang.

"Semoga Daddy beneran lembur," batin Ami gugup.

---

Sesampainya di rumah besar bertingkat dua itu, keduanya langsung masuk.

“Ke kamar aja dulu, gue mau ke dapur sebentar,” ujar Ami sambil mendorong tubuh Rein pelan.

“Sabar napa, nggak usah didorong-dorong segala,” omel Rein, lalu menaiki tangga ke lantai dua. Ia sudah hafal letak kamar Ami karena sering menginap di sana.

Ami memastikan Rein sudah naik sebelum melangkah cepat ke kamar ayahnya.

“Syukurlah, nggak ada,” gumamnya sambil mengintip ke dalam kamar yang kosong dan rapi.

Tak lama, ponselnya bergetar.

...Daddy💸...

...> Daddy lembur. Mungkin baru pulang jam delapan malam. Makan duluan aja, ya....

“YES!” bisik Ami senang.

“Kenapa lo?” suara Rein terdengar dari arah tangga.

Ami buru-buru membalikkan badan. “Hehe, nggak apa-apa. Eh, masakin dong, gue laper banget,” ujarnya sambil merengek.

“Enak ya lo, gue jadi koki pribadi,” gerutu Rein, meski tetap melangkah ke dapur.

Ami mengikuti di belakang, dengan senyum iseng yang tak lepas dari wajahnya.

---

Di dapur, Rein sibuk mengiris daging. Tangannya cekatan, ekspresinya serius. Melihat itu, Ami langsung memotret diam-diam, lalu mengirimkannya ke ayahnya.

...Ami:...

...> Dad, Rein cocok nggak jadi bunda Ami? Hehe......

Davin, yang saat itu sedang di kantor, membaca pesan itu sambil geleng-geleng kepala.

“Dasar anak ini,” gumamnya.

Ia menatap foto Rein. Gadis itu terlihat dewasa dan tenang saat sedang memasak. Entah kenapa, ada sesuatu yang membuatnya tak bisa mengalihkan pandangan.

“Cantik...” katanya lirih, nyaris tanpa sadar.

Lalu, ia tersentak.

"Gila, itu sahabat anakku!" Davin memijat pelipis, merasa tak nyaman dengan pikirannya sendiri.

---

Pukul delapan malam, Davin akhirnya pulang. Ia langsung menuju kamar dan mandi, merasa tubuhnya lengket dan lelah.

Di kamar atas, Rein menggeliat gelisah.

“Lah, habis,” gumamnya melihat teko kosong di meja kecil kamar Ami.

Ia melirik Ami yang terlelap dengan nyenyak. “Mi, bangun bentar. Temenin gue ke dapur,” bisiknya sambil menggoyang tubuh sahabatnya.

Tapi Ami hanya menarik selimut lebih rapat.

Rein menghela napas. "Gue ke bawah sendiri deh."

Ia bangkit dan keluar kamar tanpa sadar bahwa ia masih mengenakan kimono tidur milik Ami—tipis, pendek, dan bermotif bunga. Kakinya yang jenjang dan sedikit belahan dada tampak jelas.

Ruang bawah rumah dalam keadaan gelap. Rein berjalan pelan menuju dapur, mengambil air, dan mengisi teko.

Namun saat ia berbalik...

Duk!

“Aduh!” pekiknya.

Seseorang berdiri di depannya—bertelanjang dada.

“Oh, kamu nggak apa-apa?” tanya Davin cepat, mendekat dengan raut khawatir.

Rein memegang dahinya. “Enggak, cuma kaget.”

Ia mendongak—dan langsung membeku.

Otot-otot dada, perut bidang, dan... astaga, roti sobek? pikirnya panik.

Rein cepat-cepat mengalihkan pandangan ke lantai.

“Ngapain malam-malam ke dapur?” tanya Davin.

“Ambil air. Om sendiri?”

“Sama, saya juga mau minum. Bisa ambilin satu lagi? Taruh di meja ruang TV aja.”

Rein hanya mengangguk. “Iya, Om.”

---

Beberapa menit kemudian, Rein datang membawa dua gelas air.

“Ini, Om.”

Davin menoleh. Namun tatapannya terhenti pada baju yang dikenakan Rein. Ia langsung menunduk, menelan ludah.

Glek.

“Om, nggak apa-apa?” tanya Rein, khawatir.

“Eh... iya. Cuma... ya, dingin,” gumamnya cepat.

Rein menyentuh kening Davin. “Nggak panas, sih. Ya udah, saya balik ke kamar—”

Srekk!

Davin menahan pergelangan tangannya, membuat Rein terduduk di sofa.

“Hati-hati, nanti airnya tumpah,” ujar Davin pelan. “Temani nonton sebentar ya, saya belum ngantuk.”

Rein ragu. Tapi ia juga belum ingin tidur.

“Baik, Om.”

---

TV menyala, menampilkan film drama acak yang diputar dari saluran streaming. Rein duduk agak menjauh, berusaha menjaga jarak.

Namun tak lama, adegan dalam film mulai panas—seorang pria menggendong wanita mabuk masuk ke mobil, lalu menciumnya penuh gairah.

Rein meremas ujung kimono. “Om… ini film apa, sih?” tanyanya gugup.

“Entahlah, asal pilih,” jawab Davin cepat. “Tonton aja, kamu sudah dewasa, kan?”

Rein menggigit bibir. Wajahnya memerah.

Ia biasa melihat adegan seperti ini saat nonton drama Korea—tapi bukan saat duduk berdua dengan ayah sahabatnya.

Detik demi detik berlalu, dan ketegangan dalam tubuhnya tak juga reda.

Davin juga tak bicara. Tapi dari caranya mencuri pandang, jelas pikirannya tak tenang.

Pukul sebelas malam. Rein menguap, lalu menyandarkan tubuhnya perlahan di sofa.

Davin menoleh. Mata Rein sudah terpejam, napasnya teratur.

Ia masih duduk di tempatnya, tak bergerak, menatap layar TV yang tinggal menyisakan kredit film.

Namun pikirannya kini tak sepenuhnya fokus .....

1
Ayu
Bkn kah Rein sdh pernah di cium Davin ya. kok skrg ngamuk
buna nisa
serius Sampek 22 tahun gx kecepetan tu🤭🤭🤣🤣
waduh klu gitu kumpul kebo dong aldrik sama ana,, kenyang juga si Al ngelonin adek ipar😄😄
RR SS
oke
Jetva
mencecar bukan mencerca...beda arti...
Jetva
kesempatan dalam.kesempitan...jaga perilaku jika ingin dihormati...ga salah klo digampar...bukan bgt cara menyayangi...itu melecehkan..krn dia bukan apa" kamu...jgn juga krn dia kamu gajiin lalu km berbuat seenakx...
Jetva
Amiiii..Ami...daddymu udh kesengsem ama Rein..udh seranjang..ydah nyuri cium bibir...🤭🤭..ya pasti daddymu mau banget lah...😄😄
j_ryuka
penasaran banget 😭
j_ryuka
apa itu bintang bintang
Atoen Bumz Bums
keturunan orka too
Atoen Bumz Bums
lebay
Siska Damayanti
ya ampun bayar cuma satu juta aja pake cek😪
Bunda
mampir kak🙏🏻
Phi Pesek
👍
Ade Bunda86
dapet duren Mateng nih rein...
lestari saja💕
Luar biasa
Ninik Srikatmini
kehancuran ana adik kmbr luknut😗
Ninik Srikatmini
saudara kmbr kok bgt ya juawahaat
Ninik Srikatmini
nyosor aja to om sabar duyuu... 😊
Ninik Srikatmini
duuh si om modus
Fe
ga enak bgt ya panggilannya...suami...suami...ganti napa thor
Dewi Ink: Hallo ka, ijin sharing🙏 karya Novelku yang berjudul:
180 Hari Menjalani Wasiat Perjodohan.
Siapa tahu suka, terimakasih😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!