"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - TGSP
Juan kembali mencengkeram kerah kemeja yang di pakai oleh Martin hingga membuat pria itu terdongak, tanpa basa basi lagi Juan memukul wajah pria itu secara membabi buta, tak peduli meskipun dia mati sekalipun.
"Berani sekali kau melakukan hal ini pada Syera ku!" Teriak Juan, pria itu seperti kesetanan. Dia terus memukuli Martin yang sudah terlihat tak berdaya, mendengar kegaduhan dari arah kamar mandi, petugas keamanan pun datang dan langsung menghentikan Juan. Kalau tidak, mereka khawatir kalau pria yang sudah berlumuran darah itu akan mati.
"Ada apa ini?"
"Pria ini hendak melecehkan kekasih saya!" Jawab Juan dengan urat-urat leher yang menegang, karena api kemarahan yang tengah membakar dirinya.
"Apa ada bukti?"
"Lihat kekasihku!" Tegas Juan, petugas itu pun melongokan kepala nya ke dalam bilik kamar mandi, dan benar saja mereka melihat seorang gadis tergeletak tak berdaya di dalam nya, dengan mulut yang masih di sumpal sapu tangan, juga pipi yang lebam-lebam dan kedua tangan nya di ikat menggunakan dasi.
"Baiklah, serahkan pria ini pada kamu. Bawalah kekasih mu ke rumah sakit."
"Baik, terimakasih." Jawab Juan, pemuda itu pun langsung menggendong Syera ala bridal style keluar dari area kamar mandi dengan setengah berlari.
Anita dan juga teman Syera yang lain langsung berteriak saat melihat teman mereka tak sadarkan diri dengan keadaan yang cukup mengenaskan. Bahkan beberapa bagian pakaian nya ada yang robek karena ulah Martin.
"Syera, apa yang terjadi sama kamu, Syer?" Tanya Anita.
"Dia hampir di perkosaa sama Martin, untung saja saya keburu datang." Jelas Juan, dia tentu nya mengerti benar akan ke khawatiran teman Syera. Apalagi saat melihat keadaan nya.
"Hah, astaga pria itu. Dimana dia sekarang?"
"Di bawa petugas keamanan, saya harus membawa Nona Syera ke rumah sakit."
"Hmm, apa sebaiknya kamu bawa saja Syera ke kamar untuk beristirahat, jangan ke rumah sakit." Ujar salah satu teman Syera.
"Kenapa?"
"Syera phobia jarum suntik, aku khawatir kalau sampai dia di infus, nanti Syera akan ketakutan." Jawab Anita. Juan pun mengangguk, lalu memutuskan untuk membawa Syera ke kamar saja. Kalau sampai beberapa jam kemudian, dia tak kunjung bangun juga, barulah Juan akan membawa nya ke rumah sakit.
Juan pun membaringkan Syera di ranjang dengan perlahan, dia mengusap lembut wajah cantik gadis itu, tepat nya di bagian wajah yang memerah karena tamparan Martin. Cap lima jari tercetak jelas disana, membuat hati Juan berdenyut nyeri melihat kekasih nya di perlakukan seperti ini.
"Bangunlah, sayang. Jangan buat aku khawatir." Ucap Juan sambil mengecupi punggung tangan Syera, dengan penuh kehangatan.
Tak lama kemudian, Syera pun terbangun. Dia membuka kedua mata nya yang terasa sangat berat dengan perlahan.
"Ju-an.."
"Sayang, akhirnya kamu sadar juga." Juan langsung mengecupi wajah Syera.
"Aku dimana?"
"Di kamar, sayang. Tadi, kamu pingsan di kamar mandi."
"A-aku takut, sayang. Pria itu ingin melecehkan aku." Lirih Syera, kedua mata nya berkaca-kaca. Dia merasa ketakutan, apalagi jika mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.
"Jangan takut, sayang. Aku disini, aku sudah menghajar pria itu." Juan segera memeluk Syera dengan erat, dia melayangkan kecupan-kecupan hangat di puncak kepala gadis cantik itu.
"Syukurlah, kamu datang tepat waktu. Pria itu belum menjamah ku kan? Aku belum kotor kan?" Tanya Syera sambil meraba-rabaa tubuh nya.
"Sayang, tenanglah. Dia belum sempat melakukan apa-apa padamu, aku langsung menghajar nya hingga babak belur, sayang."
"Benarkah? Kamu serius kan, sayang?" Tanya Syera, dia merasa belum percaya dengan apa yang di katakan oleh Juan.
"Iya, sayang." Jawab Juan, Syera pun kembali memeluk tubuh besar Juan dengan erat, menyandarkan kepala nya di dada bidang pemuda tampan itu.
"Sa-yang.." Lirih Syera terbata, entah kenapa dia merasa sekujur tubuh nya panas.
"Iya, sayang. Ada apa?" Tanya Juan, dia melerai pelukan nya. Namun, dia membulatkan mata nya saat melihat wajah Syera yang memerah.
"Sayang, kamu kenapa? Wajah mu memerah." Juan membingkai wajah Syera, juga meletakan punggung tangan nya di dahi gadis itu.
"Ssshhhh panas, yang.."
"Panas kenapa? AC nya menyala kok."
"Panas Ju, tolong aku.." Syera menggeliat, tubuh nya terasa panas. Gadis itu merasa tak tahan, lalu menarik pakaian nya sendiri hingga terbuka. Namun, saat akan membuka dalamaan nya, Juan mencegah nya dengan mencekal lengan Syera.
"Sayang, jangan. Kamu apa-apaan sih?" Tanya pria itu heran melihat tingkah Syera.
"Aaahhh panas Juan!" Syera mengerang tertahan, dia mengipasi tubuh nya sendiri dengan menggunakan pakaian yang tadi dia pakai. Merasa tak ada guna nya, Syera melemparkan nya ke sembarang arah.
"Ju, naikan suhu AC nya. Panas sekali.." Juan menurut, meskipun dia cukup kesulitan untuk mengatur suhu pendingin udara itu karena dia belum pernah memegang benda semacam itu, memang bentuk nya seperti remote, fungsi nya juga hampir sama.
"Sa-yang.. Tolong aku, aku mohon.." Lirih Syera, gadis itu menatap sayu pada Juan yang cengo di tempat, dia tak tahu harus berbuat apa. Menolong seperti apa yang di maksud Syera?
"Menolong seperti apa, sayang?" Tanya Juan.
"Dinginkan tubuh ku, panas sekali."
Gadis itu tetap saja mengeluh kepanasan, padahal pendingin udara nya sudah berada di tingkat yang paling dingin. Juan berpikir, tak mungkin jika memasukan Syera ke dalam freezer kan? Aahh mungkin saja dengan mandi dia bisa membantu Syera mendinginkan suhu tubuh nya.
Juan langsung menggendong Syera ala bridal style ke kamar mandi, namun gadis itu begitu agresif, dia berusaha mengecup bibir Juan. Namun, Juan memilih menghindar terlebih dulu. Dia tak tau apa yang terjadi pada Syera.
Sesampai nya di dalam kamar mandi, Juan langsung mengguyur Syera dengan air shower, membuat sekujur tubuh Syera memerah karena terkena air. Juan iba melihat kondisi gadis itu, tapi mungkin dengan ini dia bisa membuat Syera berhenti kepanasan.
Namun dugaan nya salah, tubuh nya malah menggigil hebat, Juan pun khawatir kalau Syera akan sakit, jadi dia menyudahi nya dan membalut tubuh Syera dengan bathrobe yang sudah tersedia di balik pintu.
Juan kembali menggendong Syera keluar dari kamar mandi dan membaringkan nya. Gadis itu terlihat sangat lemas, tubuh nya memerah apalagi wajah nya.
"Sa-yang, panas.."
"Hah, masih panas juga? Astaga, sayang. Dengan cara apa aku harus mendinginkan tubuh mu?" Tanya Juan, dia merogoh ponsel karena kehabisan ide untuk membantu Syera mendinginkan tubuh nya.
Akhirnya, Juan mendapatkan jawaban kenapa Syera selalu mengeluh kepanasan, obat perangsang lah jawaban nya dan cara mengobati nya hanya dengan menggagahi nya.
"Hah, tak berguna! Masa aku harus melakukan nya." Gumam Juan, dia tidak mau melakukan hal itu pada Syera, meskipun kedua nya sepakat untuk pacaran, tetap saja dia tak mau melakukan hal itu.
"Sayang, aaahhh.. Cepatlah, aku udah gak tahan.." Lirih Syera lagi.
Dengan nekat, Syera langsung menghambur memeluk tubuh Juan, tangan nya dengan nakal meraba-raba tubuh atletis nya, bahkan dengan berani meremaas junior milik nya sudah lama tertidur.
Meskipun sekuat tenaga berusaha menolak, tapi Juan juga manusia biasa yang punya nafssu. Pemuda itu memejamkan mata nya, mulut nya beberapa kali melenguuh tertahan karena ulah tangan nakal Syera yang memainkan junior milik nya dengan tangan nya yang lembut.
Akhirnya pertahanan Juan pun runtuh, dia mulai merespon setiap perlakuan Syera pada tubuh nya.
"Aaahh.." Lenguuh Syera saat mulut Juan menguluum putting miliknya dengan rakus. Dia menggendong Syera seperti bayi koala lalu membaringkan nya di atas ranjang empuk, lalu menindih tubuh mungil Syera di bawah tubuh besar nya.
"Ssshhh, sayang.."
Juan terus bermain-main dengan tubuh indah Syera, membuat bibir Syera terus melenguuh karena perbuatan pemuda itu di tubuh nya.
Hingga akhirnya, Juan membuka seluruh tubuh nya, dan terpampang lah senjata nya yang perkasa, junior yang sudah cukup lama hibernasi itu kini terbangun, mengacung dengan gagah nya.
"Kamu yakin akan melakukan nya, sayang? Masih ada waktu untuk berhenti." Tanya Juan, dia menanyakan hal itu sekali lagi pada Syera.
"Iya, aku yakin sayang. Lakukanlah, tolong aku."
"Baiklah, jangan menangis. Ini mungkin akan sedikit sakit, tapi satu hal yang kamu harus tahu, aku takkan bisa berhenti setelah ini meskipun kamu memohon." Tegas Juan, Syera mengangguk tanpa keraguan.
Juan pun mulai melakukan nya, dia menekan senjata miliknya dengan perlahan hingga berhasil masuk kepala nya, namun ekspresi Syera sudah terlihat sangat kesakitan.
Juan kembali menekan senjata nya, kali ini sedikit lebih kuat hingga senjata milik nya berhasil masuk sepenuh nya.
"Aaaahhh, Juuaannn.."
.......
🌻🌻🌻🌻