"Jodoh putriku ada diantara kedua putramu." Itu kalimat terakhir yang dikatakan Verharg kepada Johan sebelum meninggal.
Leah Gracella, setelah kematian kedua orang tuanya ia diangkat menjadi bagian dari keluarga bangsawan Royce. Johan meyakini apa yang dikatakan Verharg, sehingga setelah Leah dewasa ia menjodohkan nya dengan putra sulung yaitu Austin Royce.
Johan sudah yakin pilihannya tepat. Namun tanpa sepengetahuannya suatu hal besar telah terjadi, Leah terlibat one night stand dan diam-diam tengah mengandung anak dari putra kedua Johan yaitu Alister Royce.
Lalu siapakah jodoh yang tepat untuk Leah? Austin atau Alister?..
.
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Hari berikutnya..
Seperti biasa pelayan pribadi Lady Belly yaitu Jane setiap pagi akan mendatangi rumah Leah untuk memasangkan korset dan memastikan berat badan Leah tetap ideal dan turun sesuai target.
"Jane, masih ada diriku yang bisa membantu memasangkan tak usah setiap hari melakukannya." Ucap bibi Maria yang cukup jengah.
"Aku hanya menjalankan perintah, bibi Maria." Balasnya sambil menarik tali korset dengan kencang.
Leah berusaha menahan nafasnya, ia merasa bersalah karena sudah diam-diam memakan sesuatu di luar aturan saat bersama Ali semalam.
"Apa benar korset sebelumnya sedang dicuci?." Selidik Jane, karena memang tidak melihat benda itu terpasang pada tubuh Leah.
"Iya, masih di dalam mesin cuci." Leah terpaksa berbohong, padahal korset yang dimaksud sudah menjadi abu."
Jane tak menjawab, pelayan itu mengikatkan korsetnya. Setelah itu Leah naik ke atas timbangan.
"Belum ada penurunan nona."
"Ya baru juga 3 hari, kalau Leah tak makan akan bagaimana jadinya? apa kau akan bertanggung jawab jika Leah kenapa-napa?." Maria tak bisa menahan rasa kesalnya.
Jane beralih menatap Maria. "Ini perintah dan aturan sudah disepakati, lady terdahulu juga melakukannya dan tidak sampai mati kurasa nona Leah akan baik-baik saja."
Maria menghela nafas berat. "Ya terserah kau saja."
"Sudahlah, kenapa malah ribut? aku akan menjalaninya dengan baik." Potong Leah yang ingin segera mengakhiri ini.
"Bagus nona, mulai dari sekarang saya akan datang setiap satu minggu sekali. Dan ini stok korset untuk anda gunakan tiap harinya." Jelas Jane memberikan beberapa korset bangsawan yang sudah disediakan.
"Mohon kerjasamanya juga bibi Maria."
"Ya." Singkat Maria.
Setelah itu Jane berlalu pergi dari rumah Leah dan kembali ke mansion.
"Apa perutmu tidak sakit Leah?."
Leah mengusap pipi bibi Maria. "Sudah ku bilang jangan khawatir, aku baik-baik saja."
"Aku harap begitu."
Leah tersenyum.. Tanpa sadar, ia telah mengkhianati aturan bangsawan dan juga Alister. Di depan keluarga Royce, ia harus patuh pada diet ketat dan berbohong pada Ali. Tapi di hadapan Ali, ia harus melepas korset dan makan sesuai kebutuhan tubuhnya yang berarti mengkhianati aturan keluarga Royce.
Jadi sebisa mungkin mulai sekarang Leah akan menghindari pertemuan dengan Ali, agar semua rencananya berhasil dan balas budi pun berjalan dengan baik.
"Jika dipikir-pikir hidupku sangat sibuk sekali." Leah hanya bisa pasrah menepuk jidatnya.
Hari ini Leah tidak berencana untuk datang ke restoran, ternyata tenaganya banyak terkuras. Wanita itu memilih menikmati waktu di rumah saja bersama bibi Maria yang sudah siap merawat kebun dan bunga-bunga.
Saat ini di mansion sedang ada tamu dari salah satu keluarga bangsawan, mereka berkunjung sekeluarga ke sana. Lady Belly sangat menyukai pertemuan seperti ini, karena pasti status sosial nya tak perlu diragukan lagi.
Mereka terlihat mengobrol sambil menikmati jamuan yang sudah disediakan. Gelak tawa terdengar nyaring.
"Oh iya nyonya bagaimana dengan rumor yang beredar? apa keluarga mu sudah resmi akan melangsungkan pertunangan Austin dengan putri keluarga Verharg itu?."
Belly terkekeh kecil. "Iya, suamiku sudah membuat keputusan dan nanti pertunangan akan dilakukan sekitar satu bulanan lagi."
"Woah ternyata kabar ini benar adanya."
"Tapi disatu sisi sangat disayangkan juga ya, maksudku Leah anak yatim piatu." Timpal nyonya keluarga itu.
Namun seketika saudara yang satunya menyenggol agar menjaga ucapan.
"Ah maaf lady Belly, saya tidak bermaksud."
Belly yang cukup tersinggung memaksakan dirinya untuk tetap tersenyum, diam-diam tangannya mengepal kuat. Ternyata ketakutannya benar terjadi.
"Lihat! bukankah itu Leah?." Ucap salah satu dari mereka menunjuk ke arah kebun bunga.
Seketika semua mata tertuju pada Leah yang sedang membantu bibi Maria menyiram bunga di kebun.
"Anak ini, kenapa harus melakukan hal yang memalukan!." Cemooh Belly dalam hati, ia merasa tersindir seolah direndahkan.
"Padahal dia calon lady tapi kulit putihnya dibiarkan terpapar sinar matahari dengan mudah."
"Benar, dan bukankah bibi pelayan itu yang merawatnya? ah Leah benar-benar tak gengsi."
Rasanya Belly ingin menghilang dan menarik Leah untuk disembunyikan, tapi sekarang ia tak bisa apa-apa selain tersenyum penuh kehangatan.
"Kau pasti menyayanginya nyonya Belly?."
"Ah tentu saja, dia juga anakku yang nanti akan menjadi mantu." Balas Belly.
Saat sedang asyik mengobrol, tak lama Johan datang dengan para pria bertubuh tinggi di belakangnya.
"Sudah pulang pah?." Belly menyambut suaminya.
"Iya."
Semua tamu yang ada di sana membungkuk hormat memberi salam.
"Silahkan nikmati waktunya." Ucap Johan.
"Tunggu tuan, apa itu Austin?." Tanya salah satu nyonya sosialita yang menyadari sesuatu.
Johan menoleh ke belakang. "Ah bukan, Austin masih di kantor belum pulang."
"Jangan bilang dia...
"Benar, ini putra keduaku Alister." Lanjut Johan.
Seketika mereka semua menutup mulutnya, terakhir melihat putra kedua Johan saat 5 tahun yang lalu dan sekarang ia sudah tumbuh dengan sangat tampan dan gagah penuh kharisma.
"Ya tuhan Alister.."
"Kau tumbuh dengan baik nak."
Pria itu mau tak mau menyapa mereka, terlihat ibu-ibu sosialita itu berbinar saat menatapnya.
Seorang nenek sosialita mendekati tubuh Ali, seolah tak percaya nenek itu membenarkan kacamatanya menatap Ali dengan seksama. "Nak?."
Ali melirik sang ayah, Johan mengangguk membiarkan Ali berinteraksi.
"Iya nek?." Jawabnya.
Nenek itu menyentuh tangan Alister. "Lihatlah kulit anak muda ini, kinclong seperti direbus pakai kaldu tulang sapi. Berapa kali pun nenek lihat, kau luar biasa tampan."
"Pfffft!.." Chris menutup mulutnya sebelum tawa meledak. Bayangan Ali direbus kaldu tulang sapi terus berputar-putar memenuhi kepala.
"Tahan dirimu!." Han menginjak kaki sahabatnya.
"Mau pipis..."
Mksh udah update lagi
Lanjut thor...makin seru critanya
Mksh othor...UP nya yg byknya dong, krg kalau cuma 1 mah
Mksh othor atas up nya, gak sabar nunggu part selanjutnya