NovelToon NovelToon
LOOTER

LOOTER

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Perperangan / Mata-mata/Agen / Menyembunyikan Identitas / Office Romance / Barat
Popularitas:490
Nilai: 5
Nama Author: Khabar

Di dunia dark web, satu nama ditakuti: LOOTER. Tak ada yang tahu identitas aslinya, hanya bahwa ia adalah algojo bayaran dengan keterampilan militer luar biasa. la bisa menyusup, membunuh, dan menghilang tanpa jejak. Kontraknya datang dari kriminal, organisasi bayangan, bahkan pemerintah yang ingin bertindak di luar hukum.

Namun, sebuah misi mengungkap sesuatu yang seharusnya terkubur: identitasnya sendiri. Seseorang di luar sana tahu lebih dari yang seharusnya, dan kini pemburu berubah menjadi buruan. Dengan musuh di segala arah, LOOTER hanya punya satu pilihan -menghancurkan mereka sebelum dirinya yang lenyap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khabar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9

Di Sisi Lain, Rangga....

Begitu keluar dari restoran, udara malam langsung menyambut Rangga dengan dingin. Tapi anehnya, tubuhnya terasa panas. Langkahnya cepat hampir seperti melarikan diri.

Demi Tuhan, kenapa tadi dia melakukan itu? Itu bukan dia.

Biasanya, dia bisa menekan emosi dan tetap bersikap dingin. Tapi tadi, keadaan yang sudah begitu melelahkan bercampur dengan ucapan Alya "cewek lain" membuat kesabarannya jebol.

Dia benar-benar tidak punya energi untuk menjelaskan. Dia tidak punya tenaga untuk sarkasme atau bercanda seperti biasa. Yang ada di kepalanya hanya satu:

Alya, diamlah. Aku benar-benar lelah. jangan banyak tanya apa-apa lagi.

Maka, Keluarlah reaksi spontan tadi. Sekarang, setelah pikirannya lebih jernih, dia merasa gila. Dia tidak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya.

Dan sialnya...

Kenapa wajah Alya terus muncul di kepalanya sekarang?!

Sampai di apartemen, Rangga langsung menjatuhkan diri ke sofa. Tapi bukannya tidur, malah justru menatap langit-langit.

Pikirannya penuh.

Dengan wajah Alya.

Dengan suara napasnya yang tertahan tadi. Dengan pipinya yang sedikit merona di bawah cahaya lampu restoran.

Rangga menghela napas keras. Tidak boleh begini. Alya hanyalah karyawannya. Itu saja.

Tidak boleh lebih.

Tidak bisa lebih.

Tapi kenapa.... Kenapa dadanya masih terasa sesak?

Rangga akhirnya bangkit, frustasi dengan dirinya yang tidak bisa tidur, meraih laptopnya, dan menyalakan situs dark web.

Dia butuh sesuatu untuk mengalihkan pikirannya. Dan kebetulan, saat ia membuka pesan terbaru, ada sebuah thread misi baru.

> Misi E913 - Diterima

Detail Misi: Terget telah dikombinasi.

Eksekusi dalam lima hari ke depan.

Dia membaca intruksinya dengan teliti. Ini akan menjadi kerjaan yang sulit. Dan meskipun dia sudah mengambil misi ini untuk mengalihkan pikirannya dari Alya...

Dia sadar bahwa dia tetap tidak bisa berhenti memikirkan perempuan itu. Setelah itu dia tertidur di atas sofa dengan membayangkan lesung pipinya perempuan itu ketika senyum.

...----------------...

Waktu: 00:12

Suara kipas angin pendingin laptop terdengar di ruangan yang remang. Di layar, baris-baris kode dan data berderet memenuhi tampilan, menciptakan pola jaring laba-laba. Angka-angka dan koordinat bertebaran, diproses oleh sistem peretasan yang baru saja disusupkan ke dalam jaringan satelit militer.

Di kursi, Rangga, atau lebih tepatnya Looter, duduk diam. Tangannya menopang kepalanya yang sedikit condong ke depan. Napasnya dalam, nyaris tak terdengar.

Matanya terbuka, tapi pikirannya sudah terlelap di tengah-tengah membaca informasi.

Layar laptop masih menyala, menampilkan data tentang sebuah Batalion yang akan dia ratakan. Misi kali ini Sederhana, brutal dan mahal.

Target: Sebuah batalion yang bergerak tanpa identitas resmi, tetapi memiliki akses penuh ke teknologi militer.

Metode: Eliminasi total.

Bayaran: 9 juta USD.

Sebelum benar-benar terlelap, mata Rangga sempat menangkap nama pemimpin batalion itu.

Jenderal Markus Elghan.

Sosok yang sering muncul dalam berbagai laporan hitam namun sedikit lebih dalam, berhubungan dengan penyeludupan senjata dan perdagangan manusia.

Tapi saat kesadarannya menghilang, pikirannya bukan soal misi. Wajah Alya muncul di benaknya. Bibir Rangga mengerut dalam tidur, seakan terganggu oleh pikirannya sendiri.

Hingga akhirnya...

01:05 AM

Bip. Bip. Bip.

Alarm di ponselnya berbunyi pelan, cukup untuk membangunkannya tanpa mengejutkan tetangga apartemen.

Rangga membuka mata dengan napas berat. Sekelilingnya masih berantakan, penuh dengan kertas laporan, denah gedung, catatan kecil yang ia tulis sebelum tertidur.

Sial.

Dia mengusap wajahnya, lalu mulai merapikan semua berkas ke dalam folder khusus. Beberapa lembar ia bakar di asbak logam di mejanya. Jejak tidak boleh tertinggal.

Setelahnya, dia berdiri dan mulai melepaskan kaosnya yang kusut, berjalan menuju kamar mandi. Air dingin menyentuh kulitnya, membangunkan pikirannya sepenuhnya.

Hari ini bukan lagi tentang Alya atau restoran ayam krispi. Hari ini, Looter harus kembali menjadi dirinya yang sebenarnya.

02:26 AM

Rangga keluar dari apartemen dengan tampilan sederhana namun rapi.

Kemeja polos biru tua, celana kain gelap, dan tas kerja hitam yang terlihat biasa saja. Dengan tampilan ini, dia terlihat seperti pekerja kantoran yang harus melakukan perjalanan malam karena urusan pekerjaan.

Di luar, jalanan kota masih hidup dengan cahaya lampu jalan dan kendaraan yang lalu lalang. Dia melangkah ke tepi jalan dan menunggu taksi.

Sebuah mobil hitam berhenti di depannya beberapa saat kemudian.

"Ke ujung kota, dekat Desa Langit."

Sopir menatap sekilas melalui kaca spion, lalu mengangguk tanpa banyak bicara. Taksi pun melaju meninggalkan kota.

Dengan perjalanan yang lama Rangga kembali dengan pikirannya tetang operasi blackout yang sempat dia gagalkan.

Dia menatap kaca Taksi dengan lama, namun pikirannya masih dengan flashback dengan hal itu.

Penyamaran seorang Looter itulah yang terbesit dipikirannya. Saat itu dia menatap pantulan dirinya di cermin logam yang kotor, menyisir rambutnya dengan tangan.

Wajahnya tanpak lebih muda dalam balutan seragam pasukan Renoir yang sedikit kebesaran, sengaja ia pilih untuk memperkuat ilusi bahwa dia hanyalah seorang rekrutan baru.

Sebuah bekas luka samar di dagunya tertutupi bayangan, tapi sorot matanya tetap tajam. Seorang veteran terhebat yang kini berpura-pura menjadi anak baru.

Dari luar, suara langkah kaki semakin mendekat. Saat pintu terbuka, seorang pria berbadan besar dengan pelat nama "Hawk" menyeringai melihatnya.

"Hei, bocah! Apa yang kau lakukan? Dandan sebelum perang?" ucap Hawk, menertawakannya.

Dia memasang ekpresi gugup, lalu cepat-cepat berdiri dan memberi hormat seadanya. "Maaf, pak! saya hanya memastikan seragam saya rapi."

Hawk menggeleng, menepuk bahunya dengan kasar. "Santai saja. Di tempat ini, tidak ada yang peduli seragammu rapi atau tidak. Yang penting kau bisa angkat senjata dan tidak kencing di celana saat baku tembak!"

Beberapa prajurit lain mendengar itu ikut tertawa.

Seorang pria lebih pendek dengan rambut coklat kusut, bernama vince, menyeringai. "Kau rekrutan baru dari mana, hah? Aku tidak ingat ada wajah sepertimu di kamp pelatihan."

Dia menggaruk tengkuknya, pura-pura gugup. "Dari kamp selatan. Aku dikirim ke sini karena kelebihan personel di sana."

Vince mendecak. "Ya, semoga kau tidak mati duluan. ada banyak anak baru seperti kau yang tak bertahan lama di sini."

Dia hanya tersenyum tipis. Jika saja mereka tahu siapa dirinya sebenarnya.

To Be Continued.....

1
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Kalau dia hantu didunia bayangan, kalau saya istri bayang-bayang didunia fiksi/Hey/
Khabar: 😄😄😄😄😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!