Tawanya, senyumnya, suara lembutnya adalah hal terindah yang pernah aku miliki dalam hidupku. Semua yang membuatnya tertawa, aku berusaha untuk melakukannya.
Meski awalnya dia tidak terlihat di mataku, tapi dia terus membuat dirinya tampak di mata dan hatiku. Namun, agaknya Tuhan tidak mengizinkan aku selamanya membuatnya tertawa.
Meksipun demikian hingga di akhir cerita kami, dia tetaplah tersenyum seraya mengucapkan kata cinta terindah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sweet Marriage 31
" Lei, a-apa yang kamu pakai itu? Ke-kenapa kamu pakai baju begitu."
Ravi terkejut dengan penampilan Leina malam ini. Sungguh lain dari pada malam-malam sebelumnya. Dan entah kapan Leina menyiapkan baju tersebut.
Setelah memutuskan tentang mereka yang ingin memiliki anak, Leina dan Ravi tidak langsung kemabli ke Jakarta. Mereka memilih untuk berada di Bandung barang 2 sampai 3 hari.
Dan malam ini adalah malam pertama bagi keduanya menginap. Ravi sungguh tidak menyangka bahwa Leina sekarang ini menggunakan baju yang sering disebut baju haram atau nama sebenarnya adalah Lingerie.
Leina mengenakan lingerie berwarna hitam yang transparan, sangat kontras dengan kulit putihnya. Dan yang membuat Ravi semakin bergetar, bagian-bagian sensitif milik istrinya terlihat jelas di matanya. Itu adalah pertama kalinya dia melihat benda-benda milik wanita.
" Apa Mas nggak suka?"
Gluph!
Ravi menelan saliva nya dengan susah payah. Bagaimana bisa wanita yang sudah ia kenal sejak kecil itu, temannya itu, kini menjadi seperti wanita yang berbeda.
" Lei, kamu cantik. Sangat cantik Lei."
" Terimakasih Mas, dan kamu juga ganteng, serius aku nggak bohong."
Leina mendaratkan tubuhnya di pangkuan Ravi. Ia mengalungkan kedua tangannya di leher sang suami. Dan gayung pun bersambut, Ravi mencium bibir Leina dengan lembut. Bagi keduanya ini adalah ciuman pertama mereka. Dan yeaah, rasanya sungguh luar biasa.
Ciuman yang tadinya lembut itu berubah menjadi sedikit menuntut. Naluri Ravi mulai menggerakkan bagian-bagian tubuhnya. Ia menjelajahi rongga mulut Leina dengan lidah. Bukan hanya itu, tangan Ravi pun juga ikut bergerak. Ia mengusap punggung Leina, setelah itu bergerak menuju ke bagian depan dimana dua buah gunungan yang sintal ada di sana.
" Aaaahhh."
Desahaan meluncur dari bibir Leina, tangan Ravi yang menggenggam erat dadanya dan memijitnya pelan, membuat Leina semakin tidak bisa menahan bibirnya untuk bersuara.
" Lei, apa kamu beneran siap untuk ini?"
" Haah, ya Mass sangat siap. Aku cinta kamu Mas."
" Ya sayang, aku juga cinta kamu Leina, istriku."
Ravi merebahkan tubuh Leina secara perlahan. Doa ia panjatkan sebelum sepenuhnya menggauli istrinya.
Setelah itu Ravi kembali menciumi Leina, mulai dari kening, mata, hidung, lalu bibir.
Bibir Ravi mulai turun ke leher, lalu bersemayam di dada Leina sedikit lebih lama. Dia mencium, mengulum, dan juga menyesapnya. Saat ini, Leina sungguh tidak lagi bisa menahan, bibir nya terus mendessah.
Ravi terus menjelajahi sejengkal demi sejengkal bagian tubuh Leina. Dia melakukannya dengan lembut, hingga dibagian yang paling utama milik Leina. Tidak lupa Ravi juga melepaskan lingerie yang masih melekat di tubuh sang istri.
" Lei, ini akan sedikit sakit. Bilang ya sayang?"
" Aah ya Mas."
Perlahan tapi pasti, doa kembali Ravi panjatkan. Bukan hanya agar segera mendapatkan anak, tapi ia berdoa jika benar hamil, Leina bisa terus sehat.
" Sayang, aku mulai."
Ravi mengarahkan miliknya, ia melakukannya dengan sangat hati-hati. Saat Leina berteriak, Ravi ingin menghentikannya. Ya dia takut Leina kesakitan. Meskipun saat ini Ravi tengah berada di puncak hasrat, tapi Ravi masih bisa berpikir rasional.
" Apa berhenti aja Lei?"
" Ughhh, nggak Mas. Lanjutkan. Aku nggak apa-apa."
Ravi melakukan sedikit penekanan, sehingga miliknya akhirnya bisa masuk sepenuhnya. Ia berhenti sesaat untuk mengambil nafas, dan setelah itu Ravi mulai bergerak.
" S-Sayang, apa sakit?"
" Eughh, nggak kok mas. Sekarang udah nggak sakit."
Leina berbicara jujur, ia bisa merasakan bahwa bagian bawah tubuhnya terasa sangat penuh dengan milik Ravi. Awalnya ia takut, dalam pikirannya apakan benda sebesar itu bisa muat di sana. Tapi ternyata cukup. Dan awal yang sakit kini terasa nyaman dan entah mengapa rasanya juga enak.
" M-mas, a-aku."
" Ya sayang, tunggu sebentar ughh. Dikit lagi oke. Ayo kita lakukan bersama."
Desahhan dan errangan memenuhi kamar hotel. Ini jadi malam pertama bagi keduanya setelah beberapa bulan menikah. Malam pertama yang tertunda, malam pertana yang memiliki banyak pertimbangan itu berhasil mereka lalui dengan baik.
Kini keduanya benar-benar menjadi pasangan suami istri. Pasnagan suami istri yang bukan hanya sekedar kesepakatan tetapi pasangan suami istri yang berjanji hidup bersama dan berbagi dalam ras suka dan duka.
" Terimakasih istriku, terimakasih sudah mau jadi istriku sepenuhnya."
" Terima kasih juga Mas, terimakasih udah mau rawat aku, terima kasih udah mau menerima aku."
TBC
😭😭😭😭😭😭😭
Bnr" nih author,sungguh teganya dirimuuuuu
Semangat berkarya thoor💪🏻💪🏻👍🏻👍🏻
gara" nangis tnp sebab
😭😭😭😭😭
bnr" nih author
pasti sdh ada rasa yg lbih dari rasa sayang kpd teman,cuman Ravi blum mnyadarinya...
bab". mngandung bawang jahat😭😭😭😭😭
Mski blum ada kata cinta tapi Ravu suami yg sangat peka & diandalkan...
aq padamu mas Ravi😍