Selena mengalami penindasan baik di rumah maupun di sekolah. Semua orang menganggapnya sebagai beban yang tidak berguna. Namun, sebenarnya Selena adalah serigala berbulu domba yang telah menipu semua orang. Dia selalu membalas dendam berkali-kali lipat dan tak ada satupun yang menyadarinya.
Ares Kairos, seorang jenderal yang bertempur gagah berani di garis depan. Namun, dia hampir berubah menjadi monster gila yang kehilangan akal karena tidak bisa menemukan partner yang cocok. Suatu hari ada gadis aneh yang jatuh ke pelukannya dan dengan kurang ajar meraba tubuhnya.
Selena : Hei tampan, tubuhmu terlihat bagus. *hampir meneteskan air liur*
Ares : Siapa kau?
Selena : Belahan jiwamu. *mengulurkan cakar serigala*
Pangkalan militer.
Tentara : Lapor jenderal! Istrimu kabur lagi!!!
Ares : Kemana dia?
Tentara : Lapangan latihan, dia memerintahkan kami untuk melepaskan pakaian atas.
Ares : *menggebrak meja hingga hancur* SELENA!!!
Selena : Otot yang bagus~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiyana Cindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31 - Membujuk Ares
“Berhenti menggosokan tubuhmu padaku!”
Selena berusaha menyingkirkan Ares yang menindihi tubuhnya.
“Tubuhmu berat sekali,” keluhnya dengan kening mengkerut.
Menyadari kesusahan partnernya, Ares menyingkirkan dari atas tubuhnya tapi tidak meninggalkannya. Dia melingkarkan lengannya pada pinggang Selena.
“Jangan mengendusku seperti anjing!” Selena merasa tidak berdaya karena Ares terlalu lengket padanya.
Mendengar kata ‘anjing’ membuat Ares tidak senang dan menatapnya kesal. “Grrrrrmmm.”
Dia menggeram sambil menunjukan telinga dan ekornya supaya Selena paham bahwa dia bukan ‘anjing’.
“Aku tahu aku tahu kau bukan anjing melainkan kucing.” Selena mengangkat kepalanya dan mengelus telinga di balik rambutnya. “Sangat lembut,” pujinya gemas.
Ares dengan antusias menggerakan telinga berbulunya hingga tangan Selena tergelitiki. Ekornya bergerak menyentuh lengan Selena supaya tidak mengabaikannya.
“Kau suka dengan sentuhanku?” Dengan senang hati Selena menyentuh ekornya karena yang paling dia suka adalah hal yang lucu dan lembut.
Grrrr ….. grrrrr ….
Ares mendengkur seperti seekor kucing dan menikmati belaiannya.
“Kau berhasil menjinakan- maksudku menenangkan Ares?” Marshal Zeus yang tidak pernah beranjak dari sana sangat terkejut dengan pemandangan di depannya.
Dia sangat mengenal cucunya dan dia belum pernah melihatnya bersikap manja.
“Sudahku bilang .aku yakin bisa menenangkan Ares,” jawab Selena percaya diri
Marshal Zeus tidak mau mengakuinya tetapi cucunya sangat membutuhkan Selena.
Mengapa dia harus berasal dari Keluarga Hyperion?
Dia tidak peduli jika asal usulnya rendah tapi setidaknya jangan berasal dari keluarga menyebalkan itu.
Marshal Zeus menganggap Keluarga Hyperion sebagai rival abadinya terutama kepala keluarga sebelumnya, Ajax Hyperion.
Dia adalah orang konservatif yang ekstrim dan membanggakan kejayaan masa lalu keluarganya.
Untungnya pria tua itu sudah pensiun sehingga dia tidak akan bertemu dengannya lagi di pertemuan para petinggi militer.
“Tapi kelasmu adalah F, bagaimana bisa energimu cukup untuk menenangkan Ares?” Marshal Zeus masih ragu dan menatapnya curiga.
“Mungkin kekuatanku sudah meningkat,” jawab Selena berbohong.
Dia tidak bisa mengatakan bahwa alat tes kekuatan sub-ras tidak bisa menentukan kekuatan aslinya.
Dia curiga jika ibunya melakukan sesuatu pada tubuhnya.
“Kau harus melakukan tes ulang.”
Selena menganggukan kepalanya lalu menepuk lengan Ares supaya melepaskannya. “Ayo kita kembali!”
Ares menggeram kemudian menggelengkan kepalanya, dia terus menguatkan pelukannya.
“Aku lapar.” Tepat setelah mengatakan kalimat itu, perut Selena berbunyi dengan keras.
Dia belum makan sama sekali hari ini!
Ares mengerjapkan matanya kemudian melirik perut Selena hingga membuatnya malu.
“Jangan menatapnya!”
Ares belum mendapatkan kesadarannya sepenuhnya sehingga dia masih bertingkah laku seperti hewan yang mengandalkan insting.
Gulugulugulu~~~~
Sekali lagi perutnya berbunyi keras dan kali ini Marshal Zeus mendengarnya.
“Ares, kau harus memberi Guidemu maka,” ucap Marshal Zeus tenang supaya cucunya memahaminya.
Ares terlihat enggan melepaskan pelukannya tapi dia tidak ingin partnernya kelaparan.
“Kucing baik, aku akan memegang tanganmu supaya kau tidak takut,” bujuk Selena sambil menyentuh tangan Ares yang berubah menjadi kaki singa.
Sebenarnya sejak tadi dia sudah gatal ingin menyentuh telapak tangan imutnya.
Rasanya lembut seperti bantalan kaki kucing!
Ares terbujuk kemudian mengikuti Selena dan Marshal Zeus.
“Marshal, apakah anda baik-baik saja?” tanya Letnan Gloria yang khawatir melihat tubuhnya berantakan.
“Aku baik-baik saja, Jenderal Ares berhasil ditenangkan.” Dihadapan publik Marshal Zeus memanggil cucunya dengan jabatan militernya sehingga orang-orang tidak menuduhnya nepotisme.
Letnan Gloria berusaha melihat dari balik bahu Marshal Zeus. “Nona Selena.”
Dia terkejut sekaligus senang karena akhirnya Selena ditemukan.
“Hallo Letnan Gloria,” sapa Selena ramah dan Ares tidak menyukainya.
Grrrrrrrr …….
Ares menggeram ke arah Letnan Gloria dan hampir saja melompat untuk menerkamnya.
“Jangan!” Untungnya Selena berhasil menyadarinya sehingga dia menarik ekornya.
Ares menunjukan wajah sedih sambil menggosokan wajahnya di tangan Selena.
“Jen- Jenderal Ares?” Dokter Althea sangat terkejut melihat perilaku manjanya hingga menghancurkan sosok kuat di dalam pikirannya.
Dia sangat mengagumi orang itu setelah mendengar cerita dari ayahnya, apalagi kakeknya sering memujinya sehingga membuat Althea penasaran.
Dia dengan sukarela mendaftar sebagai dokter di garis depan untuk melihat sosok itu dan Althea setuju dengan pendapat ayah dan kakeknya. Ares adalah orang yang luar biasa meskipun usianya masih muda dan bertarung tanpa kenal takut melawan zerg.
Dia sangat menghormatinya.
Althea tidak ingin terjadi apa-apa dengan Ares sehingga dia berusaha keras mengembangkan obat penenang yang cocok sampai dia menemukan Guidenya.
Namun, dia kecewa karena Guidenya sangat lemah dan tidak mungkin menangani energi mengamuk Sang Jenderal.
Oleh sebab itu Althea ingin mengusir Selena.
“Siapkan makanan bergizi untuk Guide!” perintah Marshal Zeus tegas.
Selena dan Ares pergi menuju kantin di bawah tatapan semua orang. Dia memegang tangan Ares dengan kuat untuk memastikan dia tidak menyerang orang lain.
Sekarang dia harus fokus makan dan memulihkan energinya.
Dia harus menenangkan energi Ares yang mengamuk sampai dia berubah menjadi manusia normal.
“Silakan dinikmati.”
Petugas kantin mengantarkan makanan sambil melirik Jenderal Ares takut.
“Apakah kau mau?” tawar Selena sambil menunjuk makanan.
Ares mengendus lalu membuat ekspresi jijik, dia memandang Selena terutama lehernya yang memancarkan aroma yang disukainya.
“Kau tidak bisa memakanku!” Selena menutup mata Ares untuk menghalangi pandangannya.
Ares mengira bahwa Selena mengajaknya bermain sehingga dia mengulurkan tangannya untuk memeluk tubuhnya.
“Peluk saja ini karena aku harus makan.” Selena meletakan Maomao yang berubah menjadi bola bulu ke dalam lengan Ares.
Ares menundukan kepalanya dan menatap bola bulu bingung tapi ketika dia mencium aroma yang sama seperti Selena dia bermain dengan bola bulu itu.
“Kyaaaaaa jangan melemparku!” seru Maomao kesal.
Selena tertawa kecil melihat Maomao berubah menjadi ‘mainan’ setelah selama ini mempermainkan orang lain.
Selena melahap semua makanan di atas meja hingga tandas dan memberi isyarat supaya petugas kantin mengirim makanan lagi. Makanan di sini sangat lezat dan bergizi sehingga membantu pemulihan energinya.
Dia tidak ingin menyia-nyiakannya.
"Sudah kenyang?” Marshal Zeus yang baru saja datang merasa sudut bibirnya berkedut ketika melihat tumpukan piring.
“Iya~~~” jawab Selena sambil bersendawa keras.
“Kau sama tidak sopannya dengan keluargamu,” sindir Marshal Zeus.
“Aku tidak pernah menganggap mereka sebagai keluargaku,” jawab Selena jujur sambil menyeka mulutnya dengan serbet.
“Bukankah Pyros Hyperion sangat memanjakan putrinya?” Marshal Zeus teringat undangan ‘terpaksa’ yang selalu dikirimkan padanya saat ulang tahun putrinya.
Sejak dia mengacau 15 tahun yang lalu, Keluarga Hyperion selalu mengundangnya ‘ramah’.
“Itu Cassandra.” Pyros memang memanjakan Cassandra karena dia ingin ‘mengemasnya’ dengan bagus supaya mendapatkan Sentinel terbaik.
Pyros Hyperion hanya peduli dengan keuntungan.
“Bukankah putri Pyros hanya satu?” tanya Marshal Zeus heran.
“Tidak, Pyros memiliki putri lain yang ingin disembunyikan tapi dia terpaksa merawatnya.” Selena menatap Marshal Zeus dengan tenang.
“Tidak mungkin, apakah kau anak itu?”
-TBC-