Kelahiran Kembali Putri Yang Di Sia-siakan

Natalia tersenyum cerah melihat Steven mau makan sedangkan Steven menatap Natalia dengan intens.

"Alia jadi makin dewasa, Alia? aku tak tahu bagaimana cara menjelaskan perasaanku ini padamu. apa hubungan kita akan berubah saat aku mengakui perasaanku padamu?" batin Steven.

Natalia memasukkan sendok yang Ia jadikan menyuapi Steven.

Steven seketika terbatuk-batuk melihat itu secara langsung lalu Natalia yang terkejut pun segera memberikan sebotol minuman di meja makan dan membuka tutup botol minumnya.

"kami bercium*n secara tak langsung?" batin Steven yang jantungnya berdebar kencang.

"Paman tak apa-apa?" tanya Natalia khawatir.

Steven menggeleng kepala sembari meneguk minuman pemberian Natalia, Natalia benar-benar sudah dewasa seakan sudah pandai menjaga sesuatu.

"santai aja Paman, kenapa minumnya buru-buru?" bujuk Natalia mengelus punggung Steven.

Tiba-tiba Steven menegang ketika jemari lentik tangan Natalia memegang tengkuk belakangnya.

"u--udah Alia, Terimakasih." ucap Steven menurunkan tangan Natalia yang mengerjab polos lalu Steven mengusap kepala Natalia dengan lembut.

"kamu udah makin dewasa ya? udah pandai merawat Paman." gemas Steven mengalihkan diri.

Natalia tersenyum manis dan sekali lagi jantung Steven sangat tidak aman.

"buka mulut!" pinta Natalia dan Steven membuka nya seperti terhipnotis.

"hap..! makan yang banyak bayiku." kata Natalia mengusap kepala Steven yang merona dengan mata melebar.

"ba--bayi?" gumam Steven lalu Natalia nyengir menggemaskan dengan mulut penuhnya itu dengan makanan.

Steven tertawa mengacak rambut Natalia yang menepis tangan Steven dengan kedua alis menyatu tampak jengkel pada Steven telah mengacaukan rambutnya itu yang dari salon.

kedekatan Steven dan Natalia itu terlihat jelas oleh Kean.

kalau saja Kean punya kuasa penuh maka Ia tak akan terjepit dengan Pengusaha Wanita yang menjadi alasannya bisa memasuki acara ini.

"tak bisa di biarkan..! aku harus membuat wanita ini berbicara dengan Steven dan aku bisa membawa Lia berbincang meluruskan kesalahpahaman." batin Kean yang tak mau kehilangan kesempatan emas.

kecerobohan Vinne membuat Kean dalam masalah besar dan Natalia menghindarinya hanya karna tak menolongnya tenggelam hari itu juga ocehan Natalia yang bilang Ia dan Vinne adalah penyebab Natalia masuk Neraka terdalam.

.

Kean membawa Mami Erni bertemu dengan Steven, wanita pengusaha yang mengikatnya bagai lem kuat di acara ini.

"halo Tuan Steven, saya Mami Erni." senyum lebar Mami Erni memang sangat mengagumi Steven yang sangat tampan dan mapan.

Natalia melihat Kean memperkenalkan Mami Erni ke Pamannya mengerutkan keningnya, "jadi Wanita ini alasan Kean bisa masuk ke acara ini? dasar licik..! kenapa aku baru melihat sisi nya yang suka main wanita tak pandang umur ini?" batin Natalia.

"yah." jawab Steven menatap tajam ke arah Kean yang seperti sengaja memberikan wanita ini untuk mengunci pergerakan Steven melindungi Natalia.

di Kalangan Sosial atas ini, Mami Erni adalah seorang Pengusaha wanita di bidang Perabotan elit yang sangat terkenal dengan sifatnya yang suka main pria muda bahkan selalu tidur dengan berondong muda nan tampan.

"kalian bicaralah berdua." kata Kean dengan seringainya.

Natalia menatap datar Kean seakan tahu maksud Kean itu.

"ayo kita kesana Nona Natalia." ajak Kean dengan sopan ala bangsawannya.

Steven melindungi Natalia dengan lengannya tapi di tarik oleh Mami Erni yang tak akan menyia-nyiakan kesempatan bersama Steven saat ini.

"ayo kita berbincang Tuan Steven." ajak Mami Erni dengan tak tahu malunya melingkarkan tangannya di lengan Steven yang kelihatan sangat tidak nyaman.

"To--Tolong lepaskan tanganku Nyonya." pinta Steven yang masih menjaga harga diri Wanita itu sebagai perempuan terhormat.

Tak mungkin Steven mempermalukan Orangtua didepan banyak Orang.

"Ayo Nona..!" ajak Kean seakan tersenyum puas dengan rencana nya yang Ia kira berhasil.

Natalia menyeringai tipis lalu menepis tangan Kean yang hendak memegang tangannya dan dengan senyum termanisnya memeluk Steven di depan Mami Erni yang langsung melotot.

"Maaf Mami, Pria ini adalah milikku." kata Natalia dengan wajah polosnya menatap Wanita gila pria muda itu.

DEG

"Priamu?" gumam Kean melebarkan matanya terkejut.

Steven sendiri mematung menatap Natalia yang mengatakan Ia adalah miliknya.

"ka-kamu jangan mengada-ngada ya? kamu kan keponakannya." bantah Mami Erni tak percaya.

Natalia mendongakkan wajahnya ke arah Steven, "Pria ini Paman angkatku dan kalaupun kami menikah itu tak akan menentang alam kan?" kata Natalia dengan begitu polos.

"Lia?" panggil Kean memegang lengan Natalia di tepis langsung oleh Steven dan menatap tajam Kean.

"kau urus aja wanita simpananmu." ucap Steven dingin lalu menggendong Natalia ala bridal style sementara Natalia malah menyembunyikan wajahnya di leher Steven seolah tak keberatan sama sekali di gendong Steven.

Kean mengepalkan tangannya melihat Natalia memang sengaja menghindarinya bahkan mengatakan hal di luar dugaannya.

"apa maksud perkataannya Kean? kenapa gadis itu bilang Tuan Steven adalah miliknya? bukan paman kandung maksudnya bagaimana?" cecar Mami Erni ke Kean.

Kean memejamkan matanya, "dia memang bukan Paman kandung gadis itu tapi hanya Boneka yang di tinggalkan oleh Kedua Orangtua Gadis itu menjaga Perusahaan yang akan menjadi milik gadis itu."

Mami Erni sampai tertegun sendiri, Ia yang gila Pria muda itu mana tahu fakta mengejutkan itu.

.

Steven menurunkan Natalia di tempat yang sedikit longgar dari para tamu undangan.

"Alia?" sapa Steven dengan nada bergetar.

Natalia menatap Steven serius, "Vinne bilang Paman sangat mencintaiku dan 2 tahun lagi Paman memang mengungkapkan Perasaannya padaku tapi saat itu aku tak bisa berpikir jernih langsung menjauhinya. kapan Paman jatuh cinta padaku ya? apa sekarang dia sudah menyukaiku?" batin Natalia yang tidak tahu isi hati Steven.

"apa Paman marah?" tanya Natalia dengan raut wajah lucunya memelas seperti anak kecil yang takut berbuat salah.

Steven tertegun, "ke--kenapa marah?"

Natalia sumringah seketika, "kalau begitu udah cukup bagiku Paman."

Steven hendak bicara tapi Natalia malah melihat arah lain, "Apa yang kau pikirkan Steven? Alia cuma membantumu aja tadi." batin Steven mengutuki hatinya yang baper itu.

"Dansa Paman..? ayo ikut aku." Natalia menarik lengan Steven yang terhuyung mengikuti Natalia.

Steven tersenyum melihat Natalia terlihat begitu antusias serta menggemaskan, Natalia membawa Steven ke atas panggung.

Natalia menarik paksa lengan Steven dan meletakkannya di pinggang kecilnya begitu juga Natalia melingkarkan tangannya di leher Steven.

"Paman aku ingin dapatkan hadiah, jadi Paman harus membantuku."

Natalia sampai berjinjit berbisik tepat di telinga Steven yang memejamkan matanya, darahnya seakan mendesir hebat merasakan bisikan lembut nan memabukkannya itu.

Hati Steven seakan jatuh ke lantai dengan posisi yang begitu dekat dengan Natalia, bagaimana cara Steven mampu membuang perasaannya yang tak seharusnya Steven miliki.

Kean mengepalkan tangannya melihat Natalia tertawa di atas panggung bersama Steven, Ia juga mendengar perkataan Orang di sekitarnya kalau Steven akan menjadi penerus tetap Panelly Group jika menikahi Putri Kandung Keluarga Panelly.

"tak bisa begini..! mereka tak boleh bersama." batin Kean dengan mata memerah.

Kean tidak tahan langsung pergi begitu saja, Ia merasa harga dirinya seakan di injak-injak oleh Natalia yang dulu mengejarnya bagai wanita murah*n.