"Mas,minta uang boleh gak tiga ratus ribu,untuk beli kebutuhan dapur dan sabun sudah pada habis! " ucap ku lembut
" Uang aja kamu nih,gak mikir apa yang cari susah,kamu kan tau sekarang nih sulit cari uang taunya minta aja, mana banyak lagi." omel mas Riyan sambil membanting gelas di hadapannya.
" Tapi ini tanggung jawab mu mas,mama juga jarang minta minta uang segitu kalo gak bener-bener habis semua mas." jelasku, agar mas Riyan berfikir kebutuhan habis semua.
Ranita putri dulu adalah seorang janda mempunyai anak satu laki-laki bernama Anwar, ranita putri mengenal Riyan ketika ranita merantau kekota dan menikah.niat hati merubah nasip namun naasnya kehidupannya sangat jauh ketika dirinya masih sendiri apakah ranita mampu melewati semua dan meraih kebahagiannya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu tak tau diri
" Assalamualaikum." ucap seseorang dari luar.
Mebetulan meli yang sedang ada di ruang depan langsung menengok ke sumber suara.
" Wa'alaikumsalam." ucap lembut mba meli sambil berdiri melihat keluar rumah.
" Nak meli kan ini." ucap ibu ratmi dengan wajah gembira dan nada suaranya di lembutkan selembut mungkin.
" Ya bu, saya meli mbanya ranita yang dari kampung."balas meli dengan lembut dan tak lupa menawarkan masuk kedalam rumah.
" Mari bu masuk dulu saya panggilkan emak sama bapak di dalam." ucap meli lembut dan langsung masuk kedalam rumah.
" Kamu kenapa gak bilang sama ibu kalo mereka datang sekeluarga,ren?" ucap ibu ratmi dengan sedikit kesal karena setau ratmi kalo meli datang ingin bertemu ranita pasti sama ibunya aja tapi kali ini sama bapaknya yang membuat ibu ratmi takut salah bicara karena sewaktu dulu pertama datang ke kampung halaman ranita ibu ratmi pernah membuat bapak bambang marah karena sifat ibu ratmi yang menghina istrinya seperti gembel dan lebih parahnya lagi menghina meli perawan tua, karena meli di atas usia 28 tahun belum menikah-menikah sekali menikah mendap duda yang memiliki anak 1,duda yang di tinggal mati istrinya.
Dengan mengingat kejadian itu ibu ratmi sangat tidak menyukai bapak bambang.
" Ada siapa mel diluar?" tanya emak iyem saat meli sudah berada di dekat kedua orang tuanya di meja makan.
" Mertua ranita mak." ucap meli santai.
" Ya sudah kita temui mereka mak,dari pada nanti kita di bilang tidak sopan ada tamu kok kita malah ngumpet." ucap pak bambang kepada istrinya karena dari wajah emak iyem emak malas menemui mereka.
" Mereka ngapain mel kesini?" tanya emak mengabaikan ucapan bapak bambang.
" Gak tau mak, tapi sepertinya reni yang memberitahu kita datang mak soalnya kan seperti tadi pagi meli ceritain." ucap meli menduga-duga atas kedatangan ibu ratmi yang terbilang dadakan.
" Hemmm...kirain mau minta oleh-oleh seperti biasa kalo kita datang kesini." ucap emak sedikit dongkol kalo mengingat-ingat kejadian yang sudah lewat.
" Emak,gak boleh gitu biar bagai mana pun ibu ratmi itu mertua ranita besan kita, kalo bisa ya kita bawakan oleh-oleh tapi kan tidak mekasa keadaan mak." ucapan bapak bambang membuat emak langsung memberi tau sikap ibu ratmi.
" Bapak aja yang gak tau ya mel, kalo kita datang dadakan tanpa bawa oleh-oleh langsung di bilang pelit ya kan mel." omel emak mengingat sikap ibu ratmi.
" Ya pak, meli curiga keluarga suami ranita gak ada yang tulus baik sama ranita buktinya tadi pas aku sama emak cek lemari ranita ya allah pak tau gak baju-baju ranita itu sudah seperti lain lap pak gak pantes di pakai,malah baju suaminya yang bagus-bagus." cerita meli panjang lebar dan itu membuat pak bambang bertanya-tanya di dalam hatinya.
" Kalian berdua membuka barang milik orang lain tanpa izin itu gak baik mak,mel.walau kalian berdua keluarga ranita tapi bapak gak suka perbuatan kalian." ucap bapak dengan wajah memerah seperti seseorang menahan amarah.
" Ya maaf pak soalnya meli lihat ranita dari semalam bajunya seperti gak ganti-ganti trus ucapan reni juga menghina ranita tadi pagi membuat meli mengeceknya sendiri dan benar aja pak baju ranita gak ada yang pantas di gunakan kecuali baju yang ku belikan dari kampung itu aja." balas meli sedikit takut-takut dengan ucapan bapaknya tadi.
" Ya sudah ayo kita temui mertua ranita, ranitanya tadi kemana mel?" tanya pak bambang.
" Katanya mau kerumah mba dina katanya gitu mau." jawab meli sambil mengekor di belakang pak bambang.
"Maaf ya bu lama." ucap ibu sopan.
" Gak apa-apa bu besan." balas ibu ratmi sambil tersenyum-senyum malu-malu.
" Ini di minum dulu." tawar emak sedangkan meli dan bapak bambang memilih diam.
Mereka pun mengobrol basa basi seputar keadaan di kampung dan sebagainya,namun emak gak bercerita soal aset peninggalan orang tua ranita dan tujuan ranita pulang.
**********
" Kenapa kamu ban" tanya jesika ke riyan.
" Bini ku sudah pulang dan parahnya keluarganya nginap di sana." ucap riyan tak suka dan dongkol.
" Hah, kenapa gak abang suruh istri abang kasih tau keluarganya untuk cari penginapan aja sih?" ucap jesika asal.
" Maunya begitu Jes tapi sepertinya mereka gak mau pasti alasnya cuma sebentar aja mereka di sini, itu sudah sering aku dengar dari ucapan istriku." ucap riyan frustasi.
" Ya sudah lah bang kalo abang gak mau tidur di rumah bisa kok tidur di kost jesika!" ucap jesika merayu riyan agar mau bermalam di kostnya.
"Nanti kalo di gerebek gimana?" tanya riyan takut-takut.
" Ya gak lah bang kost jesika itu bebas bang asal jangan berisik ja." kata jesika.
" Ok deh aku tidur di kost mu aja kalo gitu selama keluarga istriku di rumah soalnya aku juga gak tenang gak bisa istirahat dengan tenang." ucap riyan panjang lebar dan menerima tawaran jesika dan itu membuat jesika tersenyum menggoda riyan sedangkan riyan pun begitu faham dengan senyum godaan jesika.
*********
"Oh jadi pada mau jalan ya apa gak capek bu baru datang sudah keliling?" tanya ibu ratmi.
" Gak bu, kebetulan kami di sini cuma sebentar aja sekalian mau ajak ranita dan anwar jalan-jalan ke kebetulan kami ada di sini." ucap emak sedikit mengusir secara halus agar tamunya pulang cepat.
" Oh begitu ya juga ya." ucap ibu ratmi kehabisan kata-kata untuk bahan bicara.
" Ibu maaf ya sepertinya kami mau keluar sudah siang soalnya takut pulangnya kami kemalaman." ucap meli dengan sedikit memaksa dan itu membuat pak bambang sedikit marah namun sedikit senang karena anaknya yang mewakili perasannya yang memang sudah tak nyaman karena terlalu lama ibu ratmi bertamu sudah 2 jam lebih ibu ratmi bertamu dan sudah menghabiskan aneka cemilan dan minuman beberapa gelas serta membuat emak dan pak bambang tak bisa berdiri karena kelamaan duduk, walau cara meli sedikit kasar.
" Oh ya sudah kalo gitu kami pamit dulu bu, pak besan dan dek meli." ucap ibu ratmi tapi tak lupa sebelum keluar rumah ibu ratmi sempat celingukan melirik kebelakang yang memang tak tertutup kordennya.
" Lah sudah capek cucu mbah Kakung nih." ucap pak bambang ke cucunya yang memang sedari tadi menunggu di luar dan langsung di susul oleh meli, emak iyem dan ranita,
Posisi ibu ratmi masih di teras rumah ranita bersama dengan keluarga ranita dan ranita yang kebetulan ikut keluar langsung di bisiki di telinga oleh meli untuk lekas mengunci pintu rumah.
Karena memang sedari tadi mereka sudah siap namun ada tamu jadi di pending dulu jalannya hingga tamu pulang walau dengan sedikit mengusir he hehehehe.
Ibu ratmi pun hanya melihat kepergian keluarga itu dengan omelan yang tak sampai ketelinga keluarg ranita namun terdengar oleh tetangga ranita yang kebetulan gak sengaja baru datang dari belanja sesuatu tetangga itu pun hanya menggelengkan kepala nya karena sangking sudah hapalnya keluarga suami ranita karena hampir setiap hari ada aja ulah mereka yang kadang bikin para tetangga naik tensi karena berisik.
jangan lupa saling dukunggg