Ada Cinta Di Pesantren

     Saat ini Syekh Achmad sudah berada di tempat teman nya, lebih tepat nya di pondok pesantren tempat putra nya mengajar.

Selain ingin bertemu dengan Faizal, ia juga sekalian ingin bersilaturahmi dan melepas rindu pada teman nya itu.

  Mereka berbasa basi menanyakan kabar dan saling bertukar informasi seputar pesantren yang mereka miliki.

 Tak lama seorang gadis bernama Afifah datang dengan membawa dua gelas kopi hitam.

 "Silakan Syekh" ucap nya lembut.

Lalu dengan sikap yang sopan ia berlalu masuk ke dalam rumah lagi.

"Itu putri mu Syekh"? tanya Syekh Achmad.

"Iya itu putri saya, lebih tepat nya putri kedua saya" jawab Syekh Yusuf.

"Masya allah, kebetulan sekali" ucap Syekh Achmad.

"Apa itu maksud antum"? Tanya nya tidak paham.

" Ya jadi begini, antum tau kan putra ana si Faizal yang sekarang ngajar disini kan sudah dewasa usianya juga sudah genap 24 tahun bulan ini. Mungkin bila antum berkenan kita bisa menjodohkan kedua anak kita, siapa tau mereka cocok " ucap Syekh Achmad panjang lebar.

Syekh Yusuf mengangguk mengerti dan tersenyum.

"Bisa itu, apa lagi Faizal juga pernah ya belajar di kairo"? Ucap Syekh Yusuf.

"Ya kebetulan juga begitu, sama sama lulusan kairo jadi insyaallah mereka sekufu. Dan mereka bisa saling bertukar cerita tentang pengalaman masih masing"

"Apa selama di sini mereka pernah saling bertemu" tanya Syekh Achmad kemudian.

"Sepertinya belum pernah, karena di pesantren ini antara santri putra dan putri memang ana batasi dengan ketat" jawab Syekh Yusuf.

"Baik, insyaallah nanti kita buat sesi taaruf buat mereka"

"Ana setuju, tapi kembali lagi kepada anak anak jika mereka tidak cocok ana gak akan maksa" ujar Syekh Yusuf.

"Oh ya tentu, itu tergantung keputusan anak anak, kita hanya memberi jalan saja"

Syekh Yusuf terdiam dan berfikir sejenak, itu ide yang bagus. lagi pula usia putri nya juga sudah 23 tahun, sudah lumayan pas untuk masuk ke jenjang pernikahan.

"Baik, kalau begitu kapan kita ketemu kan mereka"? Tanya Syekh Yusuf.

"Kebetulan tiga hari seminggu lagi hari ulang tahun Faizal, Umi nya ingin Faizal pulang untuk mengadakan syukuran. sekalian nanti kita bicarakan secara perlahan kepada mereka tentang perjodohan ini" ujar Syekh Achmad.

"InsyaAllah ana setuju"

Setelah perbincangan yang serius itu, Syekh Achmad kemudian berpamitan untuk menemui Faizal sebentar sebelum beliau memutuskan untuk kembali.

"Ana pamit dulu Syekh, setelah menemui Faizal ana langsung kembali" ucap Syekh Achmad.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

Syekh Achmad kemudian berlalu meninggalkan Syekh Yusuf untuk pergi ke asrama putra untuk menemui putra nya.

Tok Tok Tok

Terdengar suara ketukan pintu di kamar Faizal, Faizal menghela nafas lalu beranjak untuk membukakan pintu kamar nya.

"Assalamu'alaikum nak" sapa Syekh Achmad menyapa putra nya.

"Waalaikumsalam, Abi"! Faizal terkejut, pasalnya Abi nya tidak memberi kabar terlebih dahulu kalau mau datang.

" Abi kok gak kasih kabar kalau mau kesini" tanya nya.

"Abi, memang sengaja mau kasih kejutan buat kamu"

"Kejutan apa abi"? tanya Faizal seraya mempersilahkan Abi nya untuk duduk di sofa yang ada di kamar nya.

" Begini nak, seminggu lagi kan ulang tahun mu, dan Umi ingin kamu pulang untuk mengadakan syukuran dan setelah itu kamu bisa kembali kesini lagi" ujar Syekh Achmad.

Faizal sebenarnya masih engan untuk pulang, namun ia tidak mungkin menolak permintaan Umi nya. Apalagi ini berhubungan dengan syukuran untuk dirinya.

"Baiklah Abi, tapi setelah syukuran selesai Faizal akan kembali lagi ke sini" ucap nya.

"Apa masalah waktu itu membuat mu masih engan untuk pulang" tanya Abi nya.

"Engak Bi" jawab nya singkat.

Faizal merasa malah untuk mengingat lagi kejadian beberapa waktu itu dan juga ia tidak mau kedua orang tua nya menjadi khawatir nanti nya.

Selain itu hati nya akan semakin terluka jika harus mengingat lagi apa yang terjadi waktu itu.

Syekh Achmad menatap lamat putra nya itu,

hanya jawaban singkat tanpa penjelasan yang berarti, itulah sifat Faizal saat mendapati masalah.

Syekh Achmad menghela nafas panjang, mencoba memahami keadaan putra nya saat ini dan sifat putra nya yang tertutup.

"Abi harap semua itu memang sudah tidak membebani mu lagi" ucap Syekh Achmad menatap dalam Faizal dengan penuh harap.

Beberapa saat kemudian hanya keheningan yang ada di ruangan itu.

"Ada yang mau Abi bicarakan"

Syekh Achmad kembali angkat bicara membuat Faizal langsung menoleh ke arah Abi nya.

"Apa itu Bi'? tanya Faizal tidak menutup rasa penasaran nya.

Biasanya jika ada yang ingin Abi nya katakan ia akan langsung mengatakan nya. tidak seperti saat ini yang harus memakai embel embel.

" Kamu tau kan Syekh Yusuf, beliau memiliki dua putri tapi yang pertama sudah berkeluarga, dan yang satu nya, dia baju saja menyelesaikan pendidikan nya di kairo" ujar Syekh Achmad.

Namun apa yang dikatakan Abi nya, tidak begitu mengagetkan bagi Faizal. karena Faizal sendiri sudah mengetahui nya.

Faizal menghela nafas, lalu membenarkan posisi duduk nya. ia tau kemana arah pembicaraan Abi nya ini.

"Abi berniat untuk meminang putri kedua nya untuk mu Faiz" ujar Syekh Achmad yang langsung membuat Faizal terkejut dengan ucapan Abi nya.

Ia mengira pembicaraan itu hanya akan berlanjut dengan bahan candaan untuk memaksa Faizal segera menikah.

Namun saat melihat expresi wajah Abi nya, ia dapat mengetahui ucapan Syekh Achmad merupakan sebuah peryataan.

Yang artinya Abi nya sedah todak bercanda.

"Abi tau kamu sudah menemukan seseorang yang sesuai dengan keinginan mu. tapi Abi tidak melihat ada kepastian malah membuat kamu jadi seperti ini" ujar Syekh Achmad.

Faizal tidak membalas, ia malah menatap kosong ruangan itu.

Ucapan Abi nya tidak mungkin bisa ia bantah.

Abi nya terlihat menegakan duduk nya dan menatap Faizal dengan serius.

"Kamu mau kan menikah dengan putri Syekh Yusuf? kalian bisa ta'aruf dulu"

Tatapan Faizal kosong, namun pikiran nya siap meledak.

Ia ingin menolak tapi ia tidak memiliki alasan yang pasti, lagian apa lagi yang bisa ia harapkan saat ini.

"Terserah Abi saja"

Jawab nya membuat Abi nya tersenyum senang.

"Kalau begitu kamu harus pulang di hari ulang tahun mu, karena Abi sudah mengundang Syekh Yusuf beserta keluarga nya untuk datang sekalian biar kamu sama putri nya bisa sama sama ta'aruf" ujar Syekh Achmad yang tanpa Faizal tau Abi nya sudah meyusun acara untuk mereka bisa bertemu.

Faizal hanya menggangguk faham.

Ia merasa harapan nya jatuh sejalan dengan semangat nya yang runtuh karena perjodohan.

Lebih tepat nya Faizal seperti sudah mati rasa saat ini, hanya karena merasa sudah di tolak dengan seseorang yang begitu ia kagumi.

"Kalau gitu Abi pulang dulu nak, kalau bisa pulang lah di hari sebelum acara syukuran dilaksanakan" ujar Syekh Achmad mengingatkan putra nya.

"Baik Abi"

"Assalamu'alaikum" pamit Syekh Achmad.

"Waalaikumsalam Abi, hati hati dijalan"

Syekh Achmad kemudian bergegas keluar dari asrama Faizal, ia melangkah dengan begitu senang menuju halaman pesantren dimana mobilnya terparkir disana.

Ia tidak sabar ingin segera sampai rumah lalu memberikan kabar gembira ini pada istrinya.

*Jodoh itu cerminan diri, bukan tumpuan harapan. jika kamu tidak berbahagia dengan dirimu sendiri, kamu akan sulit berbahagia dengan nya.

Cintai dia, tapi jangan berharap padanya.

Cintai dia dan berharap pada Allah agar dia memberkahi perjodohan kamu*