Legenda Li Yuan

Bai Hu segera menghilang bersama Tetua Bao Zi di semak hutan belantara, keduanya mengikuti arah petunjuk yang diberikan oleh Li Tong.

Di tambah dengan kemampuan Bai Hu, tidak akan sulit bagi mereka untuk mencari jejak seseorang di hutan seperti ini. Bagi Bao Zi sendiri ini adalah pengalaman pertamanya memasuki Gunung Hua, selain terkenal angker Gunung Hua juga merupakan tempat yang tidak bisa disentuh oleh sembarang orang.

Gunung Hua sendiri memiliki penguasa yang legendaris, oleh karena itu Bao Zi pada mulanya sedikit kecewa dengan ulah kedua muridnya. Menyinggung seorang penguasa Gunung Hua bukanlah sesuatu hal yang bisa dimaafkan. Bao Zi dan Bai Hu tiba pada sebuah tempat yang diceritakan oleh Li Tong, sekitar wilayah tersebut terdapat kerusakan dari bekas pertarungan. Selain itu Tetua Bao Zi juga menyaksikan kumpulan mayat Serigala Perak yang sudah diambil Inti Beastnya.

Jika tidak keliru, maka ini adalah perbuatan Li Yuan dan Li Tong, terlihat dari pola sayatan yang tidak begitu rapi. Namun Tetua Bao Zi semakin salut dengan kemampuan kedua muridnya, membunuh Beast tingkat Keempat sebanyak ini adalah prestasi yang sangat luar biasa, apalagi ranah kedua muridnya masih berada pada tingkat dasar atau setara dengan Pendekar Bumi.

Saat ini, tiba-tiba Bai Hu mengeram dengan keras. Bao Zi juga dapat merasakan kehadiran Beast yang sangat kuat yang berada di atas kemampuannya. Tanpa menunggu lama, ia dan Bai Hu segera meninggalkan tempat tersebut dengan ekspresi yang buruk.

Tidak lama mereka pergi, seekor Beast Harimau Emas tiba. Beast tersebut mengendus bau kedatangan makhluk sejenisnya di tempat tersebut.

"Grrooorrrr"

Beast Harimau Emas bersuara dengan keras. Menandakan wilayahnya tidak boleh dimasuki oleh hewan lainnya.

Bai Hu merupakan Harimau Putih, sayang kekuatannya masih berada di bawah Harimau Emas. Sebagai sesama hewan buas tentu instingnya takkan berani mendekat. Sementara Bao Zi masih berada pada ranah Pendekar Suci Tingkat Menengah, ia tidak berani mengambil resiko untuk menyinggung kekuatan Penguasa Gunung Hua. Ia dan Baihu segera kembali menuju ke Gua dimana Li Tong berada.

"Guru, apakah ada titik terang keberadaan Li Yuan?" tanya Li Tong dengan khawatir.

"Saat ini kita hanya berharap Li Yuan beruntung" ucap Bao Zi dengan nada pasrah.

"Apakah selain Serigala Perak, kalian mendapati Beast lainnya?" tanya gurunya.

"Betul guru, kami menghadapi seekor Harimau Emas. Kekuatannya sangat luar biasa, aku dibiarkan lari oleh Li Yuan. Sementara dirinya mengalihkan perhatian Beast tersebut" ungkap Li Tong dengan ekspresi serius.

"Hmm.. Beruntung kamu masih selamat. Sesuatu yang hampir mustahil untuk kultivator seperti kalian bisa selamat" kata Bao Zi.

Mendengar ucapan gurunya, Li Tong sangat sedih. Hatinya bagai tersayat pisau yang tajam. Li Yuan adalah sahabat satu-satunya yang ia miliki sejak kecil. Ini adalah pukulan terberat dalam hidupnya. Sambil mengeratkan kepalan tangannya ia berkata, "Suatu hari aku akan menjadi lebih kuat, aku akan kembali ke sini untuk membalaskan dendam".

Bao Zi hanya mengangguk pelan menyaksikan tekad muridnya tersebut. Kali ini Bao Zi tidak berniat tinggal di sini, aura ganas Beast masih dapat ia rasakan, setidaknya Beast tersebut memiliki kekuatan setingkat dengan Pendekar Suci Tahap Akhir.

"Aku sebenarnya masih ingin mencari Li Yuan, namun tempat ini terlalu berbahaya bagi kita. Aku tidak memiliki pilihan lain selain menghindari tempat berbahaya seperti ini" ucap Bao Zi.

"Li Tong! Segera kamu naik ke punggung Bai Hu, kita segera pergi dari sini" ucap gurunya tersebut.

Li Tong memandang sekeliling, untuk terakhir kali ia masih berhai bisa melihat Li Yuan. Tetapi bayangan sahabatnya tidak nampak. Lalu Li Tong kembali naik ke punggung Bai Hu dan melesat pergi meninggalkan Gunung Hua.

Sore harinya Bai Hu telah membawa mereka kembali ke Sekte Laohu, untuk sementara pencarian terhadap Li Yuan tidak bisa dilakukan karena situasi Gunung Hua yang sangat berbahaya. Gunung Hua merupakan kawasan yang bersebelahan dengan Gunung Juewu, adanya Beast yang menyebrang bisa disebabkan oleh keadaan tertentu.

Bahkan Tetua Bao Zi sudah mengumumkan hal ini kepada aula misi, sehingga pencarian terhadap Li Yuan akan sia-sia malah bisa menimbulkan bahaya baru.

Tetua Jia Fu yang mendengar pengumuman dari aula misi, langsung tak berdaya. Apalagi pengumuman tersebut berasal dari Tetua Bao Zi yang sudah berada pada ranah Pendekar Suci. Segala rencana yang ia buat sebelumnya menjadi percuma.

Di sisi lainnya Jia Hien masih terlalu larut dalam pikirannya, perasaannya yang mulai tumbuh untuk Li Yuan harus diuji dengan kehilangan dirinya.

"Hien'er ayah tahu tentang perasaanmu pada Li Yuan. Percayalah jika kalian memang ditakdirkan berjodoh, maka takkan ada yang bisa menghalanginya" ucap Jia Fu memberi semangat kepada putrinya.

"Iya ayah, aku takkan melakukan kesalahan kedua kalinya" jawab Jia Hien yang kini telah berubah.

"Ini baru putri ayah" ucap Jia Fu sambil mengusap lembut kepala putrinya. Ia masih merasakan kesedihan putrinya.

"Kita tidak pernah tahu rahasia langit, Li Yuan adalah anak yang baik. Ayah percaya langit akan menjaganya" ujar Jia Fu kembali memberikan semangat kepada putrinya.

Jia Hien hanya mengangguk pelan, ia tidak mengingkari ucapan ayahnya. Bahkan Jia Hien selalu teringat dengan ketegasan dan kemurnian hati Li Yuan.

Di Paviliun Bao Zi, Fan Lau dan dua orang saudaranya ikut merasakan duka yang dialami Li Tong. Selama beberapa bulan di Sekte Laohu, mereka semua seperti saudara saling berbagi suka dan duka. Mereka tidak menyangka kehadiran Li Yuan hanya sekejap saja, namun pada dasarnya mereka semua berharap Li Yuan dapat selamat dari serangan Beast di Gunung Hua.

Hari berikutnya Li Tong pergi ke perpustakaan Sekte Laohu, tekadnya untuk menjadi kuat telah mendarah daging. Li Tong menghampiri setiap rak buku, ia mencari buku untuk meningkatkan ketrampilan bela dirinya.

Setelah ia menukarkan Inti Beast dengan poin kontribusi, ia menyisihkan sebagian besar untuk Li Yuan . Poin kontribusi Li  Tong sendiri cukup banyak, ia berencana untuk menukarkannya dengan kitab beladiri. Dari salah satu rak buku, ia melihat kitab berwarna coklat tua dengan sampul yang sedikit usang. Pada kitab sampul tersebut tertulis judul "Teknik Tubuh Batu".

Li Tong memeriksa kitab tersebut, dari halaman pertama hingga halaman terakhir. Ia menelan ludahnya, teknik yang ia baca sangat mengagumkan.

"I..Ini" mata Li Tong melebar setiap kali ia membalikkan halaman.

"Ini sangat cocok untukku" batin Li Tong senang. Lalu ia menuju ke petugas untuk mengkonfirmasi ingin meminjam kitab tersebut. Setelah melewati prosedurnya ia kembali ke tempat tinggalnya untuk mulai berlatih. "Li Yuan, aku akan membalaskan dendammu" ucap Li Tong pelan.