NovelToon NovelToon
My Boss Is My Ex Husband

My Boss Is My Ex Husband

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Single Mom / Janda
Popularitas:4.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Adzana Raisha

Ruby Alexandra harus bisa menerima kenyataan pahit saat diceraikan oleh Sean Fernandez, karna fitnah.

Pergi dengan membawa sejuta luka dan air mata, menjadikan seorang Ruby wanita tegar sekaligus single Mom hebat untuk putri kecilnya, Celia.

Akankah semua jalan berliku dan derai air mata yang ia rasa dapat tergantikan oleh secercah bahagia? Dan mampukah Ruby memaafkan Sean, saat waktu berhasil menyibak takdir yang selama ini sengaja ditutup rapat?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adzana Raisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wira

Kiran mengurungkan niat untuk mencari angkutan umum di dekat trotoar begitu melihat Wira masih berdiri di area parkir Baby shop. Pria itu berdiri, dengan tubuh bersandar pada badan mobil. Kiran sontak berbalik arah, kembali menghampiri Ruby.

"Sudah dapat?." Tanya Ruby begitu Kiran kembali.

"Belum," jawab Kiran setengah meringis.

"Lalu kenapa kembali? Kau takut?." Mungkin Kira takut jika mencari angkutan umum seorang diri, begitu fikir Ruby.

"Bukan, bukan seperti itu, Kak."

"Lalu?."

Kiran lebih dulu melirik ke arah Wira yang masih bertahan di posisinya semula.

"Itu," tunjuk Kiran dengan dagu. "Rupanya Tuan Wira masih ada di sini."

Ruby menatap kearah yang ditunjukan Kiran. Ya, benar. Atasannya itu juga masih berada di tempat ini.

"Lalu kenapa, kau malu?."

Kiran hanya menggeleng.

"Kau takut?."

Kini Kiran menggangguk.

"Ya, Tuhan. Apa yang kau takutkan, dia juga manusia biasa seperti kita, bukan hantu." Ruby berdecak. Ia menepuk bahu Kiran sebelum melangkah ke arah trotoar.

Baru saja Ruby menginjakkan kaki di Trotoar sementara pandangannya menyapu sekitar mencari-cari keberadaan taksi, seseorang menegurnya dari arah belakang yang membuatnya terlonjak kaget.

"Kalian belum pulang?." Tanya seseorang. Ruby yang terkesiap sontak menatap wajah seseorang yang berada di balik punggungnya.

Tuan Wira.

"Belum, Tuan. Kami sedang mencari angkutan umum."

Wira menatap ke arah sekitar, kemudia melihat arloji di pergelangan tangan.

"Ayo, ikut denganku," ajak Wira yang spontan membalik badan. Menuju ke arah mobil yang masih berada di area parkir.

"Tapi, Tuan."

"Ini sudah pukul 11 malam dan tidak ada taksi melintas. Kalian akan menunggu sampai kapan?." Suara Wira kian lirih terdengar seiring tubuhnya yang perlahan menjauh. Pria itu kini sudah memasuki mobil berwarna putih itu dan mulai menghidupkan mesin.

Bagaimana ini.

Ruby setengah berlari menghampiri Kiran yang menatapnya penuh tanya. Gadis itu sempat melihat Wira menghampiri Ruby, hingga keduanya saling berbicara. Tak pelak hal tersebut menjadi sebuah pertanyaan di benak sang gadis yang membutuhkan penjelasan.

"Kak, ada apa?."

Ruby belum menjawab namun kendaraan Wira sudah mendekat.

"Loh, Kak. Ada apa?." Wajah Kiran sudah cemas, dan Ruby hanya menempelkan telunjuknya di bibir, meminta Kiran untuk diam.

"Tapi barang-barang kami cukup banyak, Tuan." Ruby ingin menolak, begitu Wira keluar dari kendaraan untuk menyapa mereka.

"Bagasi mobil akan muat menampungnya." Wira tak banyak bicara. Ia bergerak membuka pintu bagasi dan memasukkan barang. Kiran dan Ruby melonggo hingga tak sempat membantu.

"Ayo, naik," titah Wira yang kemudian juga ikut masuk ke dalam mobil. Duduk di kursi kemudi. Sementara Ruby dan Kiran membuka pintu belakang dan dua-duanya duduk di kursi penumpang.

"Kalian fikir aku sopir."

Glek. Dua perempuan itu menelan salivanya berat. Kiran mendorong Ruby untuk pindah ke depan sementara Ruby pun melakukan hal serupa. Mendorong Kiran untuk pindah ke kursi depan. Terjadilah adegan dorong mendorong, hingga terdengar deheman dari Wira yang sontak membuat dua perempuan itu terdiam.

"Kakak, kau saja yang pindah," gumam Kiran yang mana membuat Ruby tak kuasa menolak.

💗💗💗💗💗

"Apa suami kalian tidak menjemput?." Mobil sudah melaju, memecah jalanan malam yang mulai sepi kendaraan. Mengingat malam kian merangkak.

"Saya belum menikah, Tuan." Jawaban Kiran membuat Wira terdiam sejenak.

"Ini sudah malam, akan sangat berbaya jika kalian pulang tanpa pengawalan seperti ini." Ruby memilih menjadi pendengar. Meski posisi duduknya tepat di samping Wira, Ruby memilih menatap ke arah jendela yang menyuguhkan pandangan sekitar.

"Kita sudah terbiasa, Tuan. Pulang dan pergi bekerja berdua seperti ini." Kiran terus meladeni pertanyaan Wira. Satu hal yang kini kedua perempuan itu sadari, Wira rupanya menjadi banyak bicara ketika berada di luar Resto.

"Kalian bersaudara?."

"Ya, Tuan. Kami bersaudara dan juga tinggal di rumah yang sama." Kini fakta baru Wira dapat. Rupanya Ruby dan Kiran adalah saudara.

Wira terus bertanya ini dan itu, Kiran pun menjawab meski terkadang ngelantur dan membuat Ruby yang duduk di depan menggigit bibir, menahan tawa. Hingga tanpa terasa kuda besi yang mereka tumpangi sudah terhenti di halaman rumah.

"Ini tempat tinggal kalian?."

"Benar, Tuan." Lagi-lagi hanya Kuran yang menjawab. Ketiganya lantas turun dan mengeluarkan barang dari bagasi mobil. Begitu mendengar suara-suara di depan, Fatimah yang sedang menonton televisi, keluar. Raut wajah penuh tanya tergambar jelas di wajah patu baya itu, begitu melihat sebuah mobil beserta pria asing yang mengantar pulang ke dua putrinya.

Saat barang-barang sudah mendarat di lantai teras pun pandangan Fatimah hanya tertuju pada wajah pria yang sebelumnya tak pernah dilihat itu.

Kiran dan Ruby mengucap salam, Fatimah hanya menjawab sekenanya karna pandangannya cukup banyak tertuju pada Wira.

"Ruby, Kiran, kalian pulang dengan siapa?." Fatimah kini menatap ke dua putrinya seolah meminta penjelasan. Sementara ke dua perempuan itu saling senggol. Saling tunjuk untuk memberikan jawab.

"Perkenalkan, Bu. Saya Wira, teman kerja ke dua putri anda," jawab Wira yang tanpa sungkan menghampiri Fatimah. Ia pun mengulurkan tangan pada perempuan paruh baya tersebut setelah selesai menurunkan barang.

"O, jadi teman kerja anak-anak saya," jawab Fatimah antusias yang sontak mendapat anggukan dari Wira. "Kalau begitu terimakasih banyak, Nak Wira atas tumpangannya. Mari, silakan masuk," ucap Fatimah seraya mempersilahkan Wira untuk masuk ke dalam rumah.

" Terimakasih, Bu. Saya langsung pamit mengingat waktu sudah semakin malam," tolak Wira dengan nada suara tenang dan tegas.

Fatimah menganggukkan kepala. Perempuan paruh baya itu tampak menyukai keramahan Wira.

"Baiklah, saya permisi. Selamat malam." Wira menundukan kepala sopan pada Fatimah, yang mana membuat paruh baya itu pun melakukan hal yang sama.

"Sekali lagi terimakasih banyak Nak Wira."

Wira hanya menganggukan kepala lantas menutup pintu mobil dan mengendarainya. Hingga kendaraan itu menghilang ditelan pekatnya malam, Fatimah masih terus memperhatikan. Sementara tak jauh dari posisinya, dua orang perempuan yang sedari tadi menyaksikan interaksi Fatimah dan Wira, dibuat mengangga. Tak menyangka jika Wira mempunyai sisi lain yang tak pernah dibayangkan oleh ke duanya.

Tbc.

1
Kenzie Kenzie
kiran wira kiraaaan 😒
Nabila hasir
nunggu lanjitannya kiran dan wira.
ama rio dan selena
kakak dara
Luar biasa
Memyr 67
sean, itu kanjeng maminya ditaklukkan dulu. berkeras untuk bersama ruby lagi, tapi kanjeng mami nggak setuju, malah benci ma ruby, yg ada membawa ruby masuk neraka dunia.
Memyr 67
sean memang bodoh. bukan masalah uangnya saja. tapi anak ika yg diancam akan dibunuh ibunya, yg lebih membuat ika bersedia melakukan apapun. mana ada ibu yg tau anaknya mau dibunuh, diam saja.
Memyr 67
dipilah dipilih, sama saja margareth. takdir dapat mantu dari golongan ekonomi biasa saja.
Ridwan Muhammad
Luar biasa
ayalattea
waaw
Memyr 67
ibu ibu ratunya tega margareth. anak disuruh liat istrinya telanjang sama cowok lain. sakitnya itu dalem, sembuhnya lama. tanpa perasaan, anak madih luka dalam, berdarah darah disuruh milih cewek lain, supaya cepwt menikah lagi. pake ngancem lagi. ini ibu kandung apa ibu jelmaan iblis?
May Keisya
Ruby hrs berani ngungkapin ap yg dihati..keterbukaan itu penting utk suami istri..nyaman dan tdknya itu penting
May Keisya
maafin sean Rubi dia tdk tau apa2 sedang emosi dan mengambil keputusan yg slh,itu jg bukan keinginannya saling memaafkanlah... dia juga korban
Merry Merr
Luar biasa
Memyr 67
nyesek mesti. devita songong
Memyr 67
bisa bisanya sean punya ibu berhati iblis
Nabila hasir
lha ini memang bodynya ruby bagus yaa.jadinya gampang tinggal permak luar dan penampilannya.
lha kalau kayak emak seperti diriku iki dengan body yg lebih berisi dak semok yoo harus di permak bb nya juga😁😁😛😛
Intan Marliah
Luar biasa
Nurul S N
emng penyesalan datangnya selalu belakangan klw didepan ya jadinya perencanaan🤭😁
engki besic
Luar biasa
Nabila hasir
setidaknya jika kamu cinta ma ruby
perlu rasa percaya kepada pasangan sean
Mahanie Mutalib
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!