"Akan kubawakan surga dunia untukmu malam ini Maya,tinggalkanlah tunanganmu,Jadilah milikku seutuhnya."
"Tapi aku sangat mencintai Ikhsan". Lirih Maya penuh dilema.
"Cinta macam apa yang kau bicarakan,disaat kau tak menolak berserah diri dibawah kendaliku." Andra menatap sang sahabat dengan mata mengintimidasi.
Maya dan Andra bersahabat sejak mereka dibangku SMA ,saat Maya memiliki pacar,dan bertunangan.Andra baru sadar jika ia mencintai Maya.Hingga suatu malam,terjadi hal yang tidak diinginkan,yang menyebabkan keduanya menjadi partner ranjang sampai saat ini.Ikhsan mengetahui perselingkuhan tunangannya,namun masih tetap menerima Maya kembali.
Akankah Maya bertahan bersama Ikhsan atau memilih pergi bersama Andra,sahabatnya yang selalu membawanya terbang tinggi ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiyasa Rizki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
"Siapa yang nelpon sayang ?" Seru Ikhsan tanpa menoleh dengan tangan masih mengendalikan setir, dan mata tertuju ke depan mengendari mobilnya yang baru keluar jalan raya.
" Bukan siapa siapa " jawabnya singkat.
"Gw akan nemuin lo nanti jam 4 sore ,jangan hubungin gw dulu ".
Kalimat singkat yang Maya kirimkan. Membuat seseorang yang membaca nya tersenyum riang diseberang sana.
***
Ikhsan dan Maya kini sedang duduk di sebuah cafe yang baru buka di sekitar gedung perkantoran SCBD.
Cafe tersebut memiliki desain interior yang modern dengan jendela besar yang memberikan pemandangan kota yang menakjubkan.
Mereka memesan kopi dan kue kering sambil menikmati suasana yang santai.
"Tempat ini bagus sekali ," kata Maya sambil menatap sekeliling. "Aku suka bagaimana cafe ini memadukan elemen modern dengan suasana yang nyaman."
Ikhsan mengangguk setuju. "Iya, aku juga suka sayang, rasanya menyenangkan bisa duduk di tempat yang punya ambience yang beda,ditemani kamu"
"Oh, lihat, ada banyak buku di rak-rak di sana. Mungkin kita bisa datang lagi untuk sekadar membaca."
Maya tersenyum.
"Sambil menikmati kopi dan kue,.Aku juga suka kalau tempat ini punya koleksi buku yang bagus sayang. Mungkin kita bisa bikin rutinitas untuk ke sini setiap akhir pekan."
Mereka terus berbincang dan menikmati moment berdua merasa puas dengan pilihan cafe yang mereka temukan itu. Suasana yang tenang dan nyaman membuat mereka bisa lebih mudah berbagi cerita dan tertawa bersama.
Saat Ikhsan sedang menikmati kopinya yang hampir habis didasar gelas, sebuah suara biola mulai mengalun lembut dari sudut cafe. Melodi itu mengisi udara dengan nuansa melankolis yang membuat Ikhsan terhenti sejenak. Tiba-tiba, kenangan pahit dari masa lalu muncul di benaknya,kepalanya begitu sakit,seperti dipukul palu berkali kali.
Celotehan Maya di depannya bagaikan suara simpang siur yang tak terdengar jelas.Pikirannya menyajikan gambar mengerikan yang terasa begitu nyata mengguncang jiwanya,Bisikan bisikan itu mulai terdengar membuatnya traumatis lagi.
"May " Suaranya tertahan diujung lidah,wajah Maya di depannya kian mengabur ,membuat dirinya cemas.
Tangannya bergerak sendiri memegang kening,
"Pembunuh .."
"Pembunuh "
Bisikan bisikan itu mulai terdengar lagi.
"May ...kita pulang yuk "
" Yuk " Maya belum menyadari kejanggalan ini.ia segera membenahi tas dan ponselnya tanpa menoleh.Namun dia mendengar rintihan dan itu berasal dari Ikhsan.
"Uughhh " Masih memegangi kepalanya yang terasa sakit.
"Sayang ? " Panggilnya seraya menyentuh bahu ikhsan.tak ada respon.
"Sayang kamu kenapa ? " Tak ada jawaban .
"IKHSAN !!! ".
Maya mengguncang guncang tubuh tunangannya,dengan ketakutan.tatapan matanya begitu kosong serambi memegang keningnya dan merancau tak jelas.
Lalu tiba tiba Ikhsan menatap Maya mencoba dan berusaha memastikan dirinya kini kembali normal.
"Sayang Maaf tadi aku cuma pusing ".Ikhsan bangkit duluan .menyembunyikan raut muka dan meredam sakit kepala yang tengah di rasa nya.
"Ikhsan" .
Maya begitu bingung melihat ikhsan begitu kesakitan dan bicara merancau tadi .
Maya mengejar langkah ikhsan yang sudah mendahului nya keluar ruangan.
"Benar kamu ga apa apa ?" Tanya nya lagi memastikan Ikhsan baik baik saja.Dia berjalan sejajar mengimbangi langkah lebar tunangannya itu.
"Kepalaku pusing mungkin karena efek kurang tidur,santai aja kali ,ga usah ngliatin aku begitu " sahut ikhsan sambil mengacak pelan rambut Maya.Dia tidak akan menceritakannya kepada Maya ,bahkan ke pada siapa pun didunia ini .Tentang diri nya ... Dan masa lalu.
" Aku ada janji dengan teman kantorku ,mereka ingin mengucapkan selamat atas pertunangan kita,secara langsung.Boleh aku pergi sebentar?" Tanya Maya dengan hati hati .
" Tapi maaf aku ga bisa nemenin ya " jawab Ikhsan saat mereka sudah di dalam mobil .
Ikhsan memutuskan untuk segera pulang ,Ia takut Maya melihat sisi dirinya yang lain,yang tak pernah ia tampakkan selama ini .Alunan biola menjadi pemicu traumatisnya ,benda yang sudah 5tahun selalu ia hindari.
" Maaf ya ,kamu bisa pulang sendiri kan nanti?"
Lanjutnya dengan tatapan sendu.
Maya tersenyum segera menggangguk.
Tentu saja itu yang diharapkan Maya ,menemui Andra seorang diri tak memberitahui Ikhsan apalagi sampai mengajaknya.
Maya meminta Ikhsan menurunkannya di depan sebuah Mall elit di bilangan jakarta pusat.ia melanjutkan perjalanannya menggunankan taxi online menuju tempat pertemuannya dengan Andra.
Ia mengirim pesan kepadanya ,mengabarkan kalau sedang dalam perjalanan.
Pukul 15.30 saat Maya sudah sampai di cafe yang telah ditentukan ,cafe biasa yang sering mereka datangi,walau sekedar untuk nongkrong atau mengerjakan tugas kampus bersama .Dulu .
Maya memilih menaiki tangga mencari tempat duduk lantai 2 di pojok depan kaca ,ramai nya lalu lintas menjadi pemandangan di depannya.
Sepuluh menit kemudian Andra datang menghampiri Maya ,
Dengan tampilan sempurna berpakaian kasual,kaos hitan polos dipadukan celana pendek.Rambutnya masih basah menandakan ia baru selesai mandi sebelum menuju kesini. Aroma parfum yang selalu dikenalnya menyeruak masuk hidung Maya ,mengusik jiwa nya.
" Hai " sapa nya .
Andra segera duduk di depan Maya dan tersenyum tipis ,matanya celingukan memandang kanan kiri menghindari kontak mata dengan Maya.
"Sudah lama disini " kata pertama yang Andra ucapkan.
Maya hanya menggangguk .
"Selamat ya untuk pertunangan lo , semalam gw dateng tapi ga bisa nyamperin lo ".
"Kenapa ?? gw nyariin lo semalam,gw khawatir lo masih marah sama gw " ucap Maya yang tengah menatap dalam mata Andra.
"Sebelumnya kita sudah sepakat untuk mengakhiri hubungan kita yang .. " nafas Maya tercekat tak mampu mengucapkan hubungan yag terlarang itu antar sahabat.
"Gw cuma pengin kita akhiri secara baik baik,kalaupun ga bisa jadi sahabat kayak dulu lagi seenggaknya jangan bertingkah seolah olah kita tak saling kenal,gw ga bisa ngeliat lo ngehindarin gw kayak gini.gw ngerasa kehilangan ,gw cemas dan khawatir sama keadaan lo" Maya membeo panjang lebar mengutarakan segala macam isi hatinya.
" Makasih May ,atas perhatian lo .Tapi seperti yang lo katakan tadi , kita kan hanya sahabat .Jadi lo ga perlu secemas ini "
Maya kehabisan kata,jadi wajar kalau ia merasa serpihan serpihan moment yang mengkristal seperti ini terasa familiar di ingatannya.
Detik demi detik waktu mungkin berhenti secara perlahan,ikut menyaksikan intensitas perasaan yang begitu dalam menyelimuti mereka,menelan semua kata hingga tak sanggup untuk terucapkan.
Deru angin sore menjadi saksi keheningan mereka yang rikuh dua orang yang pernah bersahabat.
" Lo ada waktu malam ini ? Kita nonton yuk " Andra yang pertama memecahkan mantra itu.
"Ikhsan ga ngizinin gw berhubungan sama lo,dia udah tanya soal kita pernah ... "Maya menggantung kata katanya kelu .
"Soal kita pernah tidur bareng, lo berlutut di depan gw tanpa sehelai benang " Seru Andra frontal.
Maya membelalakan matanya ,pipinya tersipu merah,entah karena malu atau marah.
" Kita adu pukul malam itu ,gw sangka dia akan ninggalin lo, ternyata dia cukup tangguh juga melihat pacarnya Berlutut di ... " Andra berhenti berucap memilih melihat kedepan pemandangan yang disajikan cafe itu,macetnya lalu lintas Jakarta.Mata nya berkaca kaca dan sesaat kemudian ia menatap lurus mata Maya.
Pandangan mata mereka bertemu. Manik mata Maya begitu indah,ia tersihir didalamnya.
Tatapannya begitu memabukkan mengusik hati terdalamnya.
Maya dibuat bengong oleh ucapan Andra serta bulir air yang masih tertahan di matanya.Ada kesedihan dimata sahabatnya itu.
Segera ia mengalihkan pandangan.
"Emmmhhh ... .Mau nonton Apa malam ini ?" Ucapnya kemudian.
"Ada film bagus ,Genre yang lo suka baru tayang di bioskop" . Jawab Andra menatap lekat manik mata Maya mencoba menyelam ke dalamnya.
"Okey nanti kita nonton ya " .