Dia meninggalkan kemewahan demi untuk hidup sederhana. bekerja sebagai pengantar makanan di restoran miliknya sendiri.
Dan dia juga menyembunyikan identitasnya sebagai anak dan cucu orang terkaya nomor 1 di negara ini.
Dia adalah Aleta Quenbi Elvina seorang gadis genius multitalenta.
"Ngapain kamu ngikutin aku terus?" tanya Aleta.
"Karena aku suka kamu," jawab Ars to the point.
Penasaran dengan kisah mereka? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
.
.
.
"Bisa saya bantu, Tuan?" tanya Aleta.
Orlando menatap Aleta, dia tidak yakin kalau Aleta bisa membantu.
"Apa kamu bisa?" tanya Orlando.
"Kalau saya bisa, berapa Tuan akan bayar saya?" tanya Aleta.
"Saya ingin lihat kerja kamu dulu," jawab Orlando.
"Tuan ...."
"Tidak ada salahnya kita mencoba," ucap Orlando memotong pembicaraan asistennya.
"Mari Nona," ajak Orlando.
Mereka pun bergegas keruangan komputer, saat melewati meja kerja sekretaris, sekretaris tersebut mengepalkan tangannya marah. Karena Orlando tidak meliriknya sama sekali dan malah berjalan cepat dengan cewek pengantar makanan.
"Aku ingin lihat kemampuanmu, kalau kamu bisa aku akan bayar 1 M," ucap Orlando.
Aleta hanya tersenyum saja lalu duduk didepan komputer milik perusahaan Orlando Corp.
Aleta memulai aksinya, menekan keyboard yang ada di komputer tersebut. Orlando begitu takjub dengan kelihaian jari-jari tangan Aleta. Orlando sampai tidak berkedip untuk beberapa detik.
Beberapa orang yang ada disitu pun tercengang melihat kelincahan jari Aleta. 30 menit berlalu, Aleta masih menyerang balik orang tersebut.
"Sepertinya mereka berkelompok," ucap Aleta. Tapi jarinya masih bergerak lincah di keyboard tersebut.
Satu orang hacker Aleta kalahkan, sehingga komputer musuh eror. kemudian Aleta menyerang balik satu orang lagi. Dalam pada itu Aleta membuat pertahanan pada perusahaan milik Orlando. Aleta sedikit lagi hampir berhasil mengambil kembali data-data perusahaan penting yang sudah dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Wah, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi," batin sang asisten.
"Siapa dia sebenarnya? mengapa dia begitu lihai dalam masalah seperti ini?" batin Orlando.
Ketiga hacker tersebut akhirnya dapat Aleta serang balik. Semua komputer mereka mengalami eror.
"Selesai," ucap Aleta tersenyum senang. Aleta juga memasang Anti virus agar perusahaan serta data lainnya tidak bisa ditembus oleh hacker lain.
"Sudah selesai, Tuan," kata Aleta.
"Bagaimana bisa?" gumam Orlando.
"Tuan, bayaran saya," kata Aleta.
"Oh iya, maaf. Sebutkan nomor rekeningmu," kata Orlando.
Aleta pun menyebutkan nomor rekening tersebut. Dan Orlando pun mentransfer uang tersebut yang berjumlah 1 M. Aleta tersenyum lalu mengecup ponselnya.
"Terima kasih tuan, kalau begitu saya permisi," kata Aleta.
"Biar saya antar," kata Orlando
"Tidak usah tuan, nanti suami saya salah faham, kalau suami saya salah faham, maka saya yang akan menghancurkan perusahaan Tuan," ucap Aleta lembut. Tapi yang mendengarnya bergidik ngeri.
"Benar-benar gadis jenius," gumam Orlando.
Aleta sudah tiba dibawah, ia menyapa resepsionis, Aleta tidak sengaja mendengar obrolan mereka.
Salah satunya memerlukan uang 50 juta untuk biaya pengobatan sang ayah.
"Aku akan bantu, kasihan dia," gumam Aleta.
"Nona, sebutkan nomor rekeningmu," titah Aleta.
"Hah ...."
"Jangan takut, uangku halal kok," kata Aleta.
Gadis itupun menyebutkan nomor rekeningnya. Tidak sampai 5 menit sudah ada notifikasi pesan di ponsel gadis itu.
Gadis itu hendak mengucapkan terima kasih, tapi Aleta sudah pergi dengan mengendarai motornya.
"Terima kasih Nona, semoga Tuhan membalas semua kebaikanmu," gumam gadis itu.
Gadis itu perlu uang 50 juta untuk biaya pengobatan, tapi Aleta memberinya malah lebih.
Gadis itu tidak henti-hentinya bersyukur didalam hatinya. Dia tidak menyangka masih ada orang baik seperti itu. Kenal tidak apapun tidak tiba-tiba dapat pertolongan.
"Lo kenal cewek itu?" tanya sahabatnya. Gadis itu menggeleng.
"Aneh, kenapa dia tidak segan-segan memberikan uangnya. Padahal aku perhatikan dia hanya bekerja sebagai pengantar makanan," kata sahabatnya lagi.
"Kita tidak tahu pertolongan Allah datang dari sudut manapun, siapapun dia semoga Allah membalas kebaikannya berpuluh kali lipat," jawab gadis itu.
Airmata nya tidak henti-hentinya menetas, antara senang dan haru bercampur jadi satu. disaat ia sedang kebingungan dan tidak tau harus berbuat apa? Tiba-tiba ada orang baik memberikan uangnya tanpa pamrih. Bukan sedikit.
"Apa mungkin dia anak orang kaya yang menyamar?" tanya sahabatnya lagi.
"Gak tau, bisa jadi sih. Zaman sekarang lagi ngetrend orang kaya yang menyamar jadi miskin," jawabnya.
"Yuk lanjut kerja, ntar sore kita ke rumah sakit," kata sahabatnya. Gadis itupun mengangguk.
Sedangkan Orlando masih penasaran dengan Aleta. Saat ini ia dan asistennya berada diruang kerjanya.
"Menurutmu siapa gadis itu?" tanya Orlando.
"Maaf Tuan, data wanita itu tidak diketahui, atau lebih tepatnya tidak bisa ditembus," jawab sang asisten.
"Hmmm, aku mengerti. Dia seorang yang hebat pasti menyembunyikan identitasnya," kata Orlando.
"Dulu aku sempat mengagumi gadis itu, tapi sayangnya dia sudah menikah. Dan kamu tau siapa suaminya?" tanya Orlando. Sang asisten menggeleng.
"Tuan muda Henderson, karena aku merasa aku bukan saingannya. Jadi aku mundur secara baik-baik. Aku masih sayang perusahaanku yang kubangun dengan susah payah," kata Orlando.
Sang asisten hanya terdiam mendengar curhatan hati sang bosnya itu. Dia tau kalau bosnya tidak pernah jatuh cinta, bahkan bosnya rela keluar dari kehidupan keluarganya yang memaksanya untuk menikah karena perjodohan.
"Menurutmu aku harus bagaimana?" tanya Orlando.
"Kita tidak tau rahasia Tuhan, kadang jodoh datang dari arah yang tidak kita duga,' ucap sang asisten bijak.
"Hmmm, kamu benar. Karena aku tidak ingin dijodohkan aku rela dicoret dari KK oleh orang tuaku," ujar Orlando.
Sementara Aleta sudah tiba di restoran miliknya. Ia tersenyum manis menyapa setiap pelayan dan koki yang ada di restoran tersebut.
"Senang banget keliatannya?" tanya Dara.
"Bukannya setiap hari aku selalu begini?" Aleta balik bertanya.
"Tapi ini kelihatan berbeda, ada apa sih?" tanya Dara lagi.
"Gak ada, cuma tadi aku dapat job dan dapat bayaran 1 M," jawab Aleta berbisik, karena takut didengar oleh yang lain.
"Gak heran sih, kamu kan ...."
"Ssst, jangan ngomong disini," potong Aleta.
"Oya, hari ini aku pulang cepat. Aku mau ke mansion Oma. Sudah sebulan tidak berkunjung kesana," kata Aleta.
Ya karena kesibukan masing-masing cucu-cucu Diva dan Darmendra jarang berkunjung. Yang biasanya setiap akhir pekan, tapi sekarang jadi jarang.
"Cucunya kan banyak?" tanya Dara.
"Iya, tapi tetap saja beda. Kalau aunty triple sering berkunjung sih, jadi Oma tidak terlalu kesepian," jawab Aleta. Dara manggut-manggut.
Saat ini mereka berada diruang kerjanya Dara. itu sebabnya mereka bisa ngobrol dengan leluasa.
"Aku kenalin kamu sama cowok mau gak?" tanya Aleta.
"Mau jadi Mak comblang nih ceritanya?" tanya Dara balik.
"Mau gak? Kalau gak mau ya sudah gak apa-apa?" tanya Aleta lagi.
"Gak usah deh, aku yakin jodohku sudah diatur oleh yang diatas," jawab Dara.
"Hmmm, kamu benar. Ok aku mau lanjut kerja, nanti dapat teguran dari bos," kata Aleta.
"Cih gayamu Ale, sendiri yang bos malah bersembunyi," ejek Dara. Lalu keduanya pun tertawa.
Aleta pun keluar dari ruangan tersebut dan berjalan menuju dapur restoran.
.
.
.