~ Sinopsis ~
Luna, seorang gadis yang penuh mengalami rasa pahit dari kecil yang mana ibu nya meninggal dunia saat bekerja sebagai TKW dan sang ayah bunuh diri karena penyesalan dari kecanduan judi.
Luna pun harus hidup mandiri bersama adik laki-laki nya, Putra dan menjadi tulang punggung untuk adiknya.
Sampai suatu ketika, dia diberikan cincin oleh seorang pengemis yang mana permata cincin itu telah masuk kedalam tubuh nya dan berubah menjadi Sistem Ratu.
Kehadiran sistem ratu malah menuntunnya hidupnya ke jalan kemewahan, kekuasaan dan kegelapan dari manusia.
Ini lah kisah dari Luna dan Sistemnya
*) Update setiap hari: 1 atau 2 Bab per hari. 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ujian Akhir Semester
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
Pekan ujian akhir semester pun tiba, Luna yang sudah percaya diri dengan pengetahuan melalui salinan buku pelajaran. Dia bersikap santai tanpa membaca buku atau menghafal.
Dia hanya menikmati musik dari Earphone nya.
Alexa yang melihat sikap Luna itu membuat nya jengkel dan bertekad.
"Luna, lihat saja! Aku akan menjatuhkan nilai mu lagi seperti tengah semester."
Memang pada tengah semester, peringkat Luna dikalahkan oleh Alexa yang menempati peringkat umum sedangkan yang kedua adalah Raffi.
Maka dari itu, Raffi melihat Alexa dan menganggukkan kepalanya begitu juga Alexa.
Beberapa saat kemudian, guru masuk dan membagikan soal dan kertas jawaban ujian. Luna pun melepaskan earphone dan bersiap untuk mengerjakan ujian.
"Ujian dimulai! Waktu kalian 90 menit."
Luna dan murid lainnya langsung mengerjakan soal ujian. Luna yang sudah memahami dan mengetahui semua jawaban di kertas ujian, dia dengan mudah mengerjakan nya.
Sesudah menyelesaikan itu, Luna pun langsung beranjak dari kursinya dan pergi untuk menyerahkan kertas ujian.
Hal itu membuat sorot perhatian semua murid tertuju kepada Luna. Meski begitu, Luna tidak mempedulikan hal itu serta tetap menyerahkan kertas.
Guru yang mengawasinya pun juga menatap heran.
"Luna, apa yang kamu lakukan? Cepat kembali ke tempat duduk dan mulailah menjawabnya."
"Saya sudah selesai, Bu."
"Apa?!" ucap heran guru.
Guru itu juga sudah menganggap remeh Luna yang dimana Luna tidak mungkin bisa menyelesaikan soal dalam waktu kurang dari 5 menit kecuali dia sembarang jawab.
"Luna, apa kamu yakin?" ucap ragu guru.
"Iya. Pak," jawab Luna dengan senyuman yakin.
Sesaat kemudian, Alexa meledek Luna.
"Sudah Bum Biarkan saja. Saya yakin Luna sudah putus asa mengerjakan soal-soal ini."
Luna tersenyum lalu, berbalik badan.
"Alexa, bagaimana kalau kita bertaruh? Nilai siapa yang paling tinggi diantara kita berdua? Bukan kah itu yang disukai di sekolah ini," ucap Luna seraya melirik Raffi.
"Cihh!" gumam Raffi seraya memalingkan wajah nya.
Melihat teman nya di ledek, Alexa langsung menerima nya.
"Baik. Apa taruhan?"
"Menjadi kacung selama tiga hari untuk semua murid dikelas ini. Bagaimana?" tanya Luna.
"Menarik. Baik. Aku pasti akan membuat mu menjadi kacung lagi seperti dulu," ucap sombong Alexa.
"Kita lihat saja," jawab Luna.
Guru Pengawas ujian disana hanya menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.
Setelah itu, Luna tersenyum kecil dan meninggalkan kelas.
Alexa yang berdiri sontak duduk kembali dengan geram kesal, "Luna! Awas ya kamu!"
Sampai sebelum pulang sekolah, guru yang mengawasi ujian datang dan memberikan hasil ujian.
Pada saat Luna sekolah, sistem kurikulum sekolah sudah mengunakan alat khusus pemeriksa ujian jadi tidak akan ada kecurangan dalam perubahan jawaban untuk guru selain itu juga penilaian bisa lebih cepat.
Maka dari itu, guru yang ujian sebelumnya sudah langsung bisa membagi nilai ujian.
"Baiklah, sekarang ibu akan umumkan nilai tertinggi."
Bu guru itu pun mengambil satu lembar yang berada di paling atas.
"Untuk ujian matematika bernilai 100 diraih oleh ... Luna."
Saat nama Luna disebut semua orang terbengong dan terheran-heran.
Terutama Raffi dan Alexa, mereka sampai menghampiri guru dan melihat kertas ujian Luna.
"Bu guru, dia pasti curang!" seru kesal Alexa.
Guru itu pun menjadi kesal dengan perlakukan Alexa dan Raffi.
"Alexa, Raffi. Duduk ditempat kalian. Satu yang ibu akan beritahu kepada kalian. Smart Rate Exam tidak mungkin melakukan kesalahan dan kecurangan. Jadi, ini murni hasil dari pekerjaan Luna sendiri. Kalian mengerti!"
Tidak hanya Alexa dan Raffi namun, semua murid dikelas berbisik-bisik dengan tatapan kearah Luna terkecuali Sania, Dia tersenyum Senang melihat Luna yang mendapat kan nilai tinggi.
Dengan wajah yang penuh senyuman, Luna pun beranjak dari kursi dan pergi menghampirinya guru lalu, merampas hasil ujiannya sendiri yang telah diambil oleh Alexa.
"Alexa, bersiap menjadi kacung selama 3 hari untuk kami," ucap Luna yang melihat Alexa dengan tatapan dan senyuman remeh.
Hal ini dikarenakan, Alexa lah yang selalu mendapat nilai matematika tertinggi namun, tidak saat itu.
Luna dengan system nya mampu mendapat kan nilai tertinggi.
Selama seminggu itu, Luna terus menerus menjalani ujian sekolah dan kali ini, Luna tidak membuat nilainya sempurna melainkan membuat semua nilai berangka 98 maka dari itu, ada beberapa pelajaran yang membuat Alexa unggul sampai pada akhir ujian dan disaat semua nilai sudah masuk.
Bu Guru Rani menyadari sesuatu yang tidak normal pada nilai Luna yang dimana semua nilai ujiannya memiliki angka yang sama 98 kecuali ujian hari pertama yang dimana Luna mendapatkan nilai 100.
Bu Rani terus memandangi rapot Luna sampai mengerutkan dahinya, "Aneh, apa dia sengaja merubah nilai nya sendiri." Bu Rani terus menganalisa dan tidak menemukan jawaban hingga akhirnya Bu Rani mengabaikan nya, "Hah, tidak tahulah. Mungkin, dia memang menyembunyikan kemampuannya.
Keesokan harinya, majalah dinding sekolah yang besar diisi oleh hasil-hasil nilai dan sesaat, Luna datang semua mata para murid kelas sebelas tertuju kepadanya.
Meskipun begitu, Luna tidak mempedulikannya dengan tatapan itu dan banyak murid yang sedang melihat nilai memberikan jalan untuk Luna dan sampailah didepan papan yang mana ada Sania tepat disampingnya.
"Luna, selamat!" ucap Sania.
Mendengar itu, Luna menoleh kearah Sania, "Eh, selamat untuk apa?"
"Lihatlah!" ucap Sania sambil memberikan kode agar Luna melihat papan.
Luna pun mengalihkan pandangannya ke papan yang mana Luna selalu melihat dari peringkat terbawah.
Lalu, dia menaikan pandangan melihat urutan hingga peringkat 100 dan itu masih belum ada namanya. Luna terus mencari sampai akhirnya, dia melihat peringkat 10 besar yang mana ada nama Sania di peringkat Empat, Raffi di peringkat ketiga, Alexa di peringkat dua dan peringkat pertama, Luna.
Melihat itu, Luna pun sontak membuat jantung nya berdegup kencang disertai dengan senyuman lebar.
"Syukurlah, Thank God! Terimakasih Jarvis dan Queen System sudah membantu ku," batin Luna.
Mulai sejak itu, Luna pun dikenal dengan julukan Woman Genius di sekolahnya.
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
prestasi non akademik nàik.......
.. asyik lho