“Kata mami, dilimu dikilim mami untuk menolongku dan papi. Apa dilimu ibu peli yang baik hati ? “
“A–aku ?! “
Ucapan anak laki-laki itu membuat Alana terkejut, dia tidak mengerti maksud dari perkataan anak tersebut.
Namun, siapa sangka kehadiran Alaska membuat Alana masuk ke kehidupan keluarga mereka dan siapa yang menyangka bahwa papi yang dimaksud Alaska adalah pria yang selama ini Alana tunggu kehadirannya.
Bagaimana dengan kisahnya ? Jangan lupa mampir !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ulah Arasyi dan Marissa
Disisi lain, ketiga bocah sedang duduk di mobil dengan anteng. Daddy Chandra menjemput ketiga bocah itu di sekolah. Untungnya Alaska satu sekolahan dengan Arasyi dan Marissa. Alaska mengenakan seragam milik Arasyi serta sepatu yang juga tidak pernah lagi digunakan oleh Arasyi. Daddy Chandra juga berniat sekalian mengantar Alaska kembali ke rumahnya karena putrinya sedang sibuk dan tidak ada waktu untuk mengantar Alaska pulang.
Awalnya anak laki-laki itu menolak untuk pulang karena takut dimarahi oleh tante dan neneknya. Daddy Chandra berusaha membujuk anak itu supaya mau pulang ke rumah karena takut putrinya akan bermasalah karena telah membawa seorang anak pulang ke kediaman mereka.
“Alas, kamu masih ingat rumah orang tuamu kan ? Coba tolong tunjukan jalannya ! “ pinta Daddy Chandra yang sedang fokus menyetir.
Alaska masih diam, dia tidak berniat untuk menjawab apalagi memberitahukan dimana rumah keluarga dari maminya.
“Eee Alas kaki, di tanyain om Cendela itu ! “ seru bocah perempuan yang duduk di sebelah kiri Alaska.
“Alas, maaf kami harus mengantar kamu pulang” kata Daddy Chandra lembut.
“Alas nda mau pulang, nda papi di lumah ! “ seru Alaska setelah banyak diam.
“Mami kamu dimana ? “ tanya Daddy Chandra yang memang belum mengetahui apapun tentang Alaska.
Lagi pula dia juga tidak bertanya kepada putrinya mengenai Alaska. Pertanyaan Daddy Chandra tak lagi mendapatkan jawaban sehingga Daddy Chandra memutuskan untuk singgah di salah satu minimarket.
“Daddy, kenapa belhenti ? “ tanya Arasyi yang sebenarnya itu adalah pertanyaan basa-basinya.
Dia menatap semangat melihat toko merah yang besar dengan dinding terbuat dari kaca transparan.
“Ayo, kita turun dulu. Kalian mau jajan apa daddy bayarin. Untuk hari ini saja, “
“YEEYYY DADDY YANG TELBAIK ! “ seru Arasyi yang doyan jajan.
Arasyi segera membuka pintu dengan semangat, begitu juga dengan Daddy Chandra yang membantu ketiganya untuk turun.
Di dalam mini market, Arasyi dan Marissa sudah memegang dua keranjang kuning di kedua tangan mereka masing-masing. Berbeda dengan Alaska yang hanya melihat tanpa mengikuti kedua bocah yang kini sibuk memilih jajanan.
“Kamu kenapa tidak menyusul Rasyi dan Rissa ? “ tanya Daddy Chandra heran.
Alaska menggelengkan kepalanya. Dia memilih untuk keluar dan duduk disana seorang diri. Daddy Chandra yang melihat itu menghela nafasnya. Dia berniat membawa mereka ke minimarket hanya untuk membujuk Alaska agar mau memberitahukan alamat rumah orang tuanya.
Namun, di luar dugaannya putra dan putri asistennya lah yang paling semangat berbelanja membuat Daddy Chandra mengusap wajahnya.
“Laci, cudah penuh kelanjangmu ? “ teriak Marissa yang menyeret dua keranjangnya yang sudah penuh dengan cemilan.
“Dikit lagi, melica ! Laci mau ambil yang catu itu, tempatna tinggi kali ! “ seru Arasyi menatap cemilan yang membuatnya sangat tergiur.
Mendengar hal itu, Marissa melepaskan kedua keranjangnya dan menghampiri sepupunya yang masih menatap ke arah salah satu cemilan.
“Nda ada kulci ya ? “ Arasyi menggeleng.
Lama keduanya terdiam hingga tercetuslah ide Marissa yang meminta Arasyi memanjat rak cemilan. Mendengar ide Marissa, Arasyi tampak berpikir sejenak hingga akhirnya dia mengangguk dan mulai memanjat rak cemilan dengan susah payah sementara Marissa dia membantu memegang p4nt4t Arasyi.
Kegiatan keduanya tidak diperhatikan oleh karyawan minimarket sehingga tidak ada yang tahu dengan perbuatan kedua anak itu. Sementaraitu, Daddy Chandra sedang duduk diluar bersama Alaska yang susah untuk diajak bicara.
“Alas, katakan pada om dimana rumahmu ? Jika papi mu tidak ada di rumah. Pasti ada mamimu kan ? “ tanya Daddy Chandra.
Alaska menggeleng membuat Daddy Chandra heran. “ Kenapa ? “
“Mami Alas cudah nda ada, “ jawabnya pelan.
“Maksudnya meningg4l ? “ tanya Daddy Chandra memastikan. Alaska mengangguk pelan.
“Jika papimu tidak ada di rumah, lantas kamu tinggal dimana nak ? “
“Onti Cessie dan kakek nenek, “
“Kamu masih ingat dimana rumah mereka ? “ tanya Daddy Chandra yang sedikit lega karena Alaska sudah mulai mau diajak biacara.
Tiba-tiba saja terdengar bunyi barang jatuh, Daddy Chandra sontak menoleh ke dalam dari kaca minimarket. Betapa terkejutnya dirinya saat melihat rak cemilan tumbang beserta isi-isinya. Melihat hal itu, Daddy Chandra langsung berlari dia takut putra dan keponakannya terkena tumbangan rak cemilan.
“Rasyi, Rissa ! “ panggil Daddy Chandra khawatir.
“Ekheeeee, daddyyy !! “ terdengar suara dari arah rak yang tumbang itu.
“Rasyi !!! “
Karyawan minimarket sudah duluan mengangkat satu rak yang tumbang. Hingga terlihatlah dua anak yang menelungkup di tumpukan cemilan.
“Rasyii !! Rissaa !! “
“Adek, kalian tidak apa-apa ? “ tanya salah satu karyawati yang mengenakan kerudung tengah khawatir.
“Hiks, cakit ! “ isak Arasyi.
Daddy Chandra langsung memeluk putranya, sementara karyawati tadi kembali membantu Marissa yang terdiam syok.
“Aduh, ini bakal ganti rugi.. “ ucap lirih karyawan laki-laki yang tadi mengangkat rak cemilan.
“Maaf, maafkan anak saya. Saya akan ganti rugi atas kecerobohan yang dibuat putra dan keponakan saya ! “ seru Daddy Chandra yang tak sengaja mendengar ucapa salah satu karyawan minimarket.
*
*
*
*
Mobil yang dikendarai Daddy Chandra tiba di sebuah gerbang tak kalah mewah dari kediamannya. Dengan tatapan tak percaya, Daddy Chandra menatap Alaska.
“Ini rumah papimu ? “ tanya Daddy Chandra tak percaya.
Tak lama seorang satpam menghampiri mobil Daddy Chandra dan langsung mengetuknya.
“Ah, maaf ! “ kata Daddy Chandra saat dia sudah menurunkan kaca jendela mobilnya.
“Maaf tuan, anda sedang mencari siapa ? “ tanya satpam itu.
“Saya mau mengantar Alaska, “ kata Daddy Chandra dan menoleh ke belakang untuk melihat keberadaan Alaska yang duduk di tengah putranya dan keponakannya.
“Loh, tuan muda. Maaf tuan, bisa kah tuan membawa tuan muda Alaska ke rumah mertua tuan saya. Beliau berada disana saat ini, “
“Oh, kalau begitu bisakah beritahu saya alamat rumah mertuanya, saya ingin mengantar putranya pulang,” sahut Daddy Chandra lega.
“Bisa tuan, sebentar ! “ Satpam tersebut kembali ke posnya dan berlari kembali menghampiri mobil Daddy Chandra dan memberikan secarik kertas berisi alamat.
“Ini tuan, alamatnya”
“Terima kasih, pak ! “
“Sama-sama tuan, “
Daddy Chandra kembali menaikan kaca mobilnya. “ Tuh, papimu sudah pulang. Kita ke rumah kakek dan nenekmu ya ! “
Alaska tak merespon dia hanya diam dan yang terlihat hanyalah wajahnya yang khawatir. Daddy Chandra tidak memperhatikan wajah Alaska dia fokus menyetir.
Sementara itu, Cessie dan kedua orang tuanya tengah bersitegang dengan Araska yang menatap mereka dengan tatapan mengerikan.
Cessie wanita itu tampak ketakutan, dia tidak pernah melihat wajah Araska yang begitu menyeramkan.
“Kak Aras, “
“Katakan padaku, apa yang kalian lakukan kepada putraku sehingga dia bisa pergi dengan wanita tak dikenal ! “
Sorot mata Araska yang tajam membuat bulu kuduk ketiga orang itu merinding, apalagi asisten Araska juga turut menatap mereka dengan saksama.
“A–aku tidak melakukan apapun kak, kami pergi berziarah ke makam kak Cassie. Saat ziarah, Alas tiba-tiba tidak ada di sebelahku dan a–aku–, “
“Bicara yang jelas ! “ bentak Araska membuat Cessie tersentak kaget.
“Alaska pergi bersama wanita itu kak ! “ jawab Cessie cepat.
Hal tersebut tak membuat Araska puas. Dia menatap tajam kedua mertuanya. Papi Varen tampak tenang, dia menjelaskan versinya sendiri walau dia merasa takut saat ini.
Jujur Araska lebih percaya papi mertuanya ketimbang Cessie dan ibu mertuanya yang terlihat sedang menyembunyikan sesuatu.
“Mengapa kalian tidak mencegah Alaska pergi dengan wanita itu ? “ tanya Asisten Araska.
“Kami sudah mencegahnya, tapi Alaska seperti terhasut dengan wanita itu sehingga dia melakukan hal itu membuat Alas pergi ! “ jelas Mami Tea membual.
“Iya, benar apa kata mami kak. Wanita itu sangat licik ! “
“Dia memperalat Alaska untuk mendapatkan kakak ! Orang seperti itu harus dipenjarakan kak ! Wanita jahat itu tidak pantas mendapatkan kakak ! “ ucap Cessie memanasi Araska.
“Maksudmu, putriku memperalat anak ini untuk mendapati seorang duda ? “
Degh !
Sontak kelima orang tersebut mengalihkan pandangan mereka menatap sosok pria paruh baya dengan ketiga anak kecil di sampingnya.
“Alaska ! “
“Papiiiiii !! “