NovelToon NovelToon
Lonceng Cinta

Lonceng Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Slice of Life
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Alya harus menjalani kehidupan yang penuh dengan luka . Jatuh Bangun menjalani kehidupan rumah tangga, dengan Zain sang suami yang sangat berbeda dengan dirinya. Mampukah Alya untuk berdiri tegak di dalam pernikahan yang rumit dan penuh luka itu? Atau apakah ia bisa membuat Zain jatuh hati padanya?

Penasaran dengan cerita nya yuk langsung aja kita baca....

yuk ramaikan....

Update setiap hari....

Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gife, vote and komen ya...

Buat yang sudah baca lanjut terus , jangan nunggu tamat dulu baru lanjut. Dan buat yang belum ayo buruan segera merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....

Selamat membaca....

Semoga suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Zain tidak tahu bisa separah ini anggapan dari Adam, derap langkah kaki mendekati keduanya terdengar jelas. Maria dibantu oleh Alya menyuguhkan dua kopi hitam tanpa gula, dan cemilan di atas meja.

Maria melangkah pergi meninggalkan teras belakang rumah, berbeda dengan Alya. Nyonya muda satu ini duduk di samping, Zain. Merasa aneh dengan situasi yang sedang terjadi, Alya melirik ke arah Zain dan Adam dalam diam.

"Tuan muda tenang saja, Nona Alya juga akan mengikuti tes. Jika ada masalah nanti bisa kita cari solusi jalan keluarnya," sambung Adam.

Alya melirik ke arah sang suami dengan ekspresi wajah penuh tanya, ada apa? Kenapa namanya ikut diseret-seret.

"Maaf, Pak Adam. Ini masalah apa, ya, Pak?" tanya Alya langsung keinti pembahasan.

Adam mengulum senyum sungkan terhadap Alya.

"Ah, jadi begini, Nona. Saya meminta untuk Tuan muda untuk cek kesehatan dan kesuburan. Mungkin kalau ada masalah pada itu. Biar bisa segera ditangani, begitu juga dengan Nona Alya."

"Eh? Apakah ini pembahasan tentang keturunan?" tanya Alya yang mulai paham.

Adam mengangguk cepat.

"Iya, tentang itu, Nona. Tuan muda beralasan karena Tuan dan Nona masih sangat muda, saya rasa ini bukan alasan untuk menunda momongan. Saya hanya takut kalau saja, saya mati. Dan bertemu dengan kakek, ditanyai apakah kakek sudah punya cucu atau belum. kakek sedari dulu sudah meninggalkan amanat untuk saya, agar secepatnya punya cucu dari Tuan muda dan Nona."

Alya meneguk kasar air liur yang tersangkut di kerongkongan, mengatup rapat bibirnya. Bagaimana kalau saat diperiksa, dan ketahuan kalau dirinya masih suci. Zain mendesah kecil. Sedang di balik daun pintu, Usman terkekeh kecil. Ia yang mendesak Adam untuk berbicara dengan keduanya, Usman sudah tak sabar punya cucu. Yang lain pamer cucu, dan Usman cuma bisa pamer uban yang mulai tumbuh di kepala.

.

.

.

"Duduklah, Zain!" serunya dengan ekspresi wajah memelas.

Zain mendesah kasar, ia duduk di bangku. Duduk berhadapan dengan Mira, sang mantan kekasih. Wanita cantik itu mengulas senyum lebar untuk sang lelaki, Zain tidak menyangka kalau perempuan satu ini yang akan menjadi model perusahaannya.

"Sudah lama kita tidak bertemu Zain," ucapnya lirih.

Zain tidak bergeming, pria itu bungkam. Mira mengigit bibir bawahnya, kenapa Zain seolah-olah membatasi diri mereka untuk bertemu. Mengapa sang mantan kekasih sangat jauh berubah? Sejak menikah dengan perempuan desa itu.

"Kenapa kamu menjadi model untuk perusahaanku?" tanya Zain langsung saja ke inti masalah.

Mira menundukkan kepalanya, lalu berkata.

"Aku ingin dekat denganmu, Zain. Seperti dulu, lagi. Aku akui semuanya adalah kesalahanku, dan aku menginginkan kamu untuk kembali padaku. Di mana masa-masa indah kita berdua, tidak bisakah kita mengulangnya kembali?"

"Maaf, Mira. Aku sudah menikah," tukas Zain. Pemuda itu bahkan memperlihatkan cincin di jari manisnya.

Mira mengangguk.

"Iya, aku tahu kamu sudah menikah Zain. Dan aku pun tahu semuanya hanya demi warisan keluarga."

"kamu yang berpikir demikian, Mira," bantah Zain dengan ekspresi wajah datar.

Mira terkekeh serak, ia mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk. Diangkat kembali melirik ke arah Zain, kenapa lelaki ini begitu sulit untuk Mira terka. Tidakkah waktu satu tahun yang Mira berikan, bisa untuk memastikan bagaimana perasaan Zain padanya.

"No, Zain. Kalau memang kamu benar-benar menikahi dia bukan karena warisan. Lantas kenapa kamu masih belum bisa menyentuh dia? kamu hanya sedang menipu hatimu sendiri Zain. kamu menikahi dia, karena harta. Tidak memiliki perasaan apapun padanya, kamu masih sangat mencintai aku. Mengapa egomu sebegitu pentingnya, Zain? Aku mengaku salah. Karena itu jangan dorong aku terus menjauh dari dirimu. Aku tidak mempermasalahkan statusmu dan gadis itu. kan, yang terpenting bagiku adalah hatimu, Zain," tutur Mira terdengar menggebu-gebu.

Zain diam, apakah perasaannya masih sama untuk Mira? Walaupun semuanya sudah berlalu satu tahun. Ia menikahi Alya, semuanya berjalan begitu cepat. Mereka mulai menerima satu sama lain, mulai tidur di atas ranjang yang sama. Mulai bisa berbincang-bincang tanpa rasa canggung, hanya saja untuk lebih dari itu. Zain masih sangat sulit, membuka hati terhadap Alya.

Gadis itu sangat baik, Zain perlahan-lahan mulai melihat sosok yang hebat dari dalam diri Alya. Bagaimana cintanya pada Allah, bagaimana kasih sayang tulusnya pada kedua orang tua Zain. Dan begitu pula pada adiknya, Alya berusaha keras untuk diterima di keluarga Zain. Walaupun tahu semuanya tidaklah mudah, karena perbedaan mereka cukup jauh.

Dari kasta, pendidikan, dan cara mereka memandang dunia sangat berbeda. Meskipun demikian, Zain menghormati Alya. Karena gadis itu, memiliki pendirian teguh. Dibandingkan dengan Mira, sang istri sangat jauh.

Namun, ada sisi lain dari diri Alya yang menyentuh relung hati terdalam Zain. Dan pemuda satu ini tidak menyadari bagaimana perasaannya sesungguhnya pada Alya, dan terjebak pada rasa yang masih belum selesai.

"Siapa yang bilang aku belum menyentuhnya?"

"Jangan berdusta Zain, kamu pikir aku bodoh? Sampai tidak tahu bagaimana perasaanmu. Dan hubunganmu dengan gadis itu?"

"Berhenti menghubungi adikku, Mira."

"Aku tidak melakukan itu, tetapi Farah, lah yang menghubungi aku. Dan mencariku," jawab Mira dengan tegas.

Adik sang mantan kekasih yang selalu memberikan informasi padanya, apa yang didengar dan apa yang terjadi. Farah tidak pernah berpikir panjang, ia akan langsung membagikan informasi pada Mira.

"Aku akan mengatur adikku, jadi kamu abaikan saja apa yang dia katakan padamu."

Zain bangkit dari posisi duduknya.

Mira ikut berdiri, ia melangkah mendekat Zain mengikis jarak yang terbentang di antara mereka berdua. Pelukan tiba-tiba dari Mira, cukup membuat Zain terkejut. Lelaki itu membeku, jantungnya berdebar keras.

"Dengarkan, lah, bagaimana jantungmu berdebar sekeras ini Zain. Berdebar hanya disaat kamu bersamaku," ucap Mira terdengar sangat lembut.

.

.

.

Ada apa dengan Alya? Kenapa gadis itu tampak begitu aneh malam ini. Lihatlah, bantal di tangannya. Dan selimut tebal yang dibentangkan di atas lantai, lalu bantal menjadi pelengkap. Zain memperhatikan tindak-tanduk sang istri, yang kini merebahkan tubuhnya di lantai beralaskan selimut tebal.

Zain melepaskan kaca mata baca, yang membingkai hidung bangirnya. Meletakkan di atas nakas bersamaan dengan buku yang ia baca, Zain menurunkan kedua kakinya. Melangkah mendekati Alya, yang kini memilih untuk membelakangi ranjang. Kedua matanya terkatup rapat, kala mendengar derap langkah kaki sang suami yang berhenti tepat di belakang tubuhnya. Zain duduk di lantai, menghadap ke arah Alya.

"Kenapa tidur di sini?" tanya Zain.

Tidak ada sahutan dari bibir sang istri, hembusan napas kasar dari Zain kembali mengalun.

"Apa ada masalah?"

Kedua kelopak mata Alya terbuka, dan berkata.

"Tidak ada, aku hanya ingin tidur di sini saja. Biar aku ingat di mana sesungguhnya posisiku."

1
Annisa Rahman
Mari mari yuk mampir kesini ditinggu kedatangannya
bolu
selama baca dari chapter 1-22 jalan ceritanya sangat bagus dan fresh, tolong secepatnya update chapter ya kak ✨🌼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!