Disarankan untuk membaca novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2.
Dila yang di besarkan dari keluarga paling kaya no dua di dunia, selalu di jaga ketat oleh sang Daddy. Membuat Dila menjadi sosok gadis yang culun, dengan tampilan khas kacamata besar, rambut di kepang dua, dan selalu memakai pakaian yang longgar. Selain penampilannya yang culun, Dila juga seorang gadis yang sangat ceroboh.
Dibalik tampilannya yang culun, Dila adalah gadis yang sangat cantik dan pintar. Membuatnya di terima bekerja sebagai sekertaris di perusahaan terkenal di Inggris.
Di perusahaan itulah Dila bertemu dengan atasannya yang tampan dan gagah yang di juluki Mr Perfect yang ternyata sudah memiliki seorang putri yang sama angkuhnya! Bagaimana kehidupan gadis culun dan ceroboh ketika bertemu dengan seorang pria yang perfect? Yuk baca ceritanya😍
Cerita ini seri ke 3 dari Novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2 dan Mr Arrogant. selamat membaca🥰🥰🥰
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 35
Dila kini sedang berbaring diatas tempat tidurnya setelah mom Keyla keluar dari kamarnya. Dila menatap pada langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Hati dan pikirannya sedang berperang didalam sana untuk menentukan jalan yang akan diambilnya.
"Tok ... tok." Pintu kamar diketok dari luar.
"Boleh dad masuk?" Tanya Dimitri dari luar pintu.
"Masuklah dad." Jawab Dila.
Dimitri melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar Dila, dan duduk disamping putrinya.
"Apa kau sudah baikan?" Dimitri menyentuh kening Dila.
"Dad aku ini hanya pingsan! Bukan sakit panas." Ujar Dila dengan tertawa.
"Ya sapa tahu dari pingsan menjadi sakit panas." Jawab Dimitri dengan tawa yang tak kalah kerasnya dari Dila.
"Dad." Dila langsung memeluk dadnya.
"Kau kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Dimitri mengelus rambut putrinya.
"Tidak dad, aku hanya ... " Dila terdiam dan hanya bisa menitikan air matanya.
"Hei sayang ... !" Dimitri meraih pundak Dila, sembari menatap intens wajah putrinya yang terlihat menangis. "Kenapa kau menangis?"
"Aku ... aku hanya ingin menangis saja." Isak Dila, kembali memeluk daddynya.
"Dila sayang, katakan pada dad siapa yang membuatmu menangis?" Dimitri menghapus air mata Dila. "Apa karena Aiden?" Tanya Dimitri dengan suara tegasnya penuh selidik.
"No dad!" Dila menggelengkan kepalanya.
"Jadi kenapa?"
"Aku hanya ingin menangis untuk yang terakhir kalinya dipangkuan Daddy." Jawab Dila. "Karena sebentar lagi aku akan menikah, dan aku tidak bisa lagi menangis dan merajuk padamu lagi." Ujar Dila, dengan suara yang sesenggukan.
Dimitri terdiam dan menatap wajah putrinya dengan sangat intens. Sekuat mungkin Dimitri berusaha untuk menahan air matanya agar tidak terjatuh, karena mendengar perkataan yang keluar dari Dila. Dimitri tidak pernah menyangka akan berada diposisinya saat ini, yang sebentar lagi akan melepas putri kesayangan pada seorang pria. Dimitri mengingat kembali saat pertama kali Dila dilahirkan, bahkan tangannya habis terkena gigitan oleh sang istri ketika Baby Dila dilahirkan.
Baby Dila itulah sebutan untuk sang putri, buah cintanya dengan Keyla. Putri yang selalu dijaganya dengan segenap kasih sayang, kini sudah sangat dewasa dan sebentar lagi putrinya akan menikah dengan seorang pria. Dan dirinya akan ditinggalkan oleh putrinya.
"Dad kenapa diam?" Tanya Dila, melihat dadnya yang hanya terdiam menatap dirinya.
"Tidak papa sayang, dad hanya tidak pernah menyangka kalau putriku akan secepat ini meninggalkan dad." Lirih Dimitri.
"Daddy aku tidak meninggalkanmu, aku hanya akan menikah dengan seorang pria." Ujar Dila dengan tersenyum.
Dimitri dan Dila pun saling berpelukan erat.
"Dengar sayang, tawaran dad masih berlaku. Jika kau ingin membatalkan pernikahanmu dengan Aiden! Maka dengan sangat senang hati dad akan melakukannya." Ujar Dimitri dengan dengan suara tegasnya.
"Daddy ... " Rajuk Dila, dengan wajah yang cemberut. Membuat Dimitri tertawa dengan kencang karena melihat ekspresi wajah putrinya.
"Baiklah dad keluar dulu! Kau beristirahlah." Dimitri mengecup kening putrinya dan berjalan pergi keluar dari kamar Dila, sembari menghapus air mata yang dari tadi sudah menggenang dipelupuk matanya.
Dila hanya terdiam menatap punggung dadnya dengan tatapan nanar, ingin sekali dirinya berkata agar dadnya membatalkan pernikahannya. Namun dirinya tidak sekuat itu untuk menghancurkan nama baik keluarga Mateo.
"Aku sangat sayang pada kalian." Lirih Dila dengan memejamkan matanya.
Dila harus beristirahat dengan baik dan mengunpulkan seluruh tenaga dan hatinya. Karena besok dirinya akan datang ke perusahaan Greenerg, untuk menemui sang pemilik perusahaan yang bernama Aiden Tama Graham. Seorang pria licik yang sudah membuatnya terikat tanpa bisa mundur lagi.
............
Perusahaan Greenerg.
Aiden yang sedang berada diruanganya sedang disibukan dengan semua berkas yang diberikan oleh Jack. Dibacanya semua berkas satu persatu dan langsung ditandatanganinya setelah memastikan semuanya dengan benar.
"Tuan, apa anda yakin nona Dila akan datang kemari?" Tanya Jack.
"Aku sangat yakin." Jawab Aiden singkat, sambil terus membaca berkas yang dipegangnya.
"Tapi kalau nona Dila tetap mundur dan tidak melanjutkan pernikahan ini bagaimana tuan?" Tanya Jack lagi.
Aiden terdiam dan meletakkan berkas diatas meja dengan tatapan mata yang tajam kearah Jack. "Sudah aku katakan dia pasti datang! Karena aku yakin wanita gila itu sangat menyayangi kedua orang tuannya terutama dadnya. Dia pasti tidak akan mampu memberikan rasa malu pada kedua orang tuanya." Ucap Aiden panjang lebar.
"Tapi tuan," Saat Jack ingin berbicara. Ucapannya terpotong oleh kedatangan Martin, pegawai yang menggantikan posisi Dila sebagai sekertaris pengganti.
"Tuan Aiden ada nona Dila dilantai bawah dan meminta untuk bertemu dengan anda." Ujar Martin.
"Suruh dia masuk!" Perintah Aiden.
"Baik tuan." Martin kembali keluar dari ruangan tuannya.
"Kau lihat Jack! Aku tidak akan pernah kalah dalam melakukan apapun." Ujar Aiden dengan seringai licik diwajahnya.
"Anda memang the best tuan." Puji Jack pada tuannya.
Sementara itu Dila yang sudah diijinkan masuk oleh pegawai perusahaan, berjalan dengan langkah yang pasti menuju ruangan Aiden. Kini dilihatnya pria tampan yang sedang duduk dikursi kerjanya yang sedang menatap dirinya dengan tatapan intens.
"Jack tinggalkan kami!" Perintah Aiden masih dengan tatapan matanya kearah Dila.
"Baik tuan." Jawab Jack, berlalu pergi dari ruangan tuannya.
Dila yang masih berdiri ditempatnya, masih terdiam dengan tatapan penuh emosinya.
"Jadi, ada apa kau kemari?" Tanya Aiden dengan senyum sinisnya.
"Apa perlu aku jelaskan tujuanku kemari?" Cibir Dila. "Sedangkan kau tahu dengan jelas apa tujuanku kemari!" Ucap Dila, yang tak kalah sinisnya.
"Aku memang tidak tahu tujuanmu kemari!" Aiden bersender dikursinya. "Kalau tidak ada yang ingin kau katakan, maka keluarlah! Karena aku sangat sibuk." Ujar Aiden, sembari mengetuk-ngetuk pena yang dipegangnya kearah meja.
"Kau itu benar-benar pria yang sangat menyebalkan!" Cibir Dila. "Aku kemari untuk membahas tentang pernikahan kita." Ucap Dila dengan menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Pernikahan kita?" Seru Aiden. "Bukankah kau sudah membatalkannya?"
"Aiden Tama Graham ... !" Bentak Dila, dengan mengepalkan kedua tangannya. "Jangan pernah membuatku marah!" Geram Dila.
Aiden yang dibentak, langsung membalas dengan tatapan tajam pada Dila. Aiden berdiri dari duduknya dan berjalan dengan langkah yang cool kearah Dila. "Aku pernah katakan padamu, jika kau kembali untuk meneruskan pernikahan kita. Maka kau harus menuruti semua perkataan dan ucapanku tanpa ada bantahan sama sekali." Ucap Aiden, yang sudah berdiri disamping Dila.
"Oke, aku akan menuruti semua yang kau katakan." Ujar Dila, sembari terus menahan amarah yang sedari tadi ditahannya.
"Gadis baik." Bisik Aiden, sembari menarik ikatan rambut Dila, hingga membuat rambut panjang Dila terjatuh. Diambilnya beberapa helai rambut Dila.
Dila yang tidak suka denngan perlakuan Aiden pada rambutnya, langsung mencengkram tangan Aiden dengan sangat keras.
"Jangan pernah menyentuh rambutku!" Seru Dila, masih mencengkram tangan Aiden.
"Baru aku bilang kau gadis baik, sekarang kau kembali menjadi gadis yang menyebalkan." Aiden menarik tangan Dila, dan menguncinya hingga membuat tubuh Dila berputar dan kini berada dipelukan Aiden.
Dila berusaha melawan dengan menggunakan kakinya. Tapi gerakan Aiden lebih cepat dengan melumpuhkan gerakan kakinya, hingga membuat tangan dan kaki Dila tidak bisa digerakan sama sekali. Dengan tubuh yang membelakangi Aiden, Dila dapat merasakan hembusan nafas Aiden di tengkuknya.
"Peraturan pertama, kau dilarang menggunakan tangan dan kakimu untuk menyerangku. Kau paham!" Bisik Aiden, dengan suara yang penuh dengan penekanan.
"Oke." Lirih Dila.
"Gadis baik." Seru Aiden, mencium dan menghirup aroma rosemary dari rambut Dila.
"Aku memang baik, tapi aku tidak bodoh." Dila mengarahkan kepalanya kearah belakang dengan sangat kuat hingga membentur hidung Aiden dan sangat kencang. Hingga membuat Aiden terhuyung kebelakang.
"Damn ... !" Umpat Aiden memegang hidungnya yang terasa sangat sakit.
"Bagaimana rasanya tuan Aiden Tama Graham? Sakit bukan?" Ujar Dila. "Itu adalah hadiah pernikahan dariku, karena kau sudah berbuat licik padaku." Ucap Dila tersenyum sinis.
"Kau perawan tua gila." Umpat Aiden lagi. Masih menahan sakit dihidungnya.
"Dan kau duda gila." Seru Dila. "Kita ini pasangan yang serasi bukan?" Seloroh Dila, dengan tawanya. "Dan aku sudah tidak sabar untuk menjadi istrimu." Ujar Dila dengan senyum liciknya. Sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Aiden dengan hati yang puas, karena sudah berhasil membalas kelicikan Aiden.