Soya Pinkblack Wijaya, pewaris tunggal Wijaya Company yang berusia 18 tahun, adalah gadis ceria, cantik, dan tomboy. Setelah ibunya meninggal, Soya mengalami kesedihan mendalam dan memilih tinggal bersama dua pengasuhnya, menjauh dari rumah mewah ayahnya. Setelah satu tahun kesedihan, dengan dorongan sahabat-sahabatnya, Soya bangkit dan memulai bisnis sendiri menggunakan warisan ibunya, dengan tujuan membuktikan kemampuannya kepada ayahnya dan menghindari perjodohan. Namun, tanpa sepengetahuannya, ayah dan kerabat ibunya merencanakan perjodohan. Soya menolak, tetapi pria yang dijodohkan dengannya ternyata gigih dan tidak mudah menyerah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nancy Br Sinaga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Kamar VVIP. Dengan fasilitas mewah menjadi tempat dimana Soya beristirahat. Hana sang sahabat duduk di sisi ranjang menggenggam tangan Soya takut jika sahabatnya itu tak akan bangun untuk selamanya. Sedikit berlebihan namun, itulah rasa sayang diantara keduanya.
Klek
Pintu terbuka perlahan. Jino serta Alex yang mengekor dibelakangnya masuk kedalam ruangan itu dengan langkah kaki yang hampir tak terdengar.
Alex si duda. Menatap sedih gadis 18 tahun yang sedang terbaring itu. Luka di kakinya tampak sudah diberi penanganan. Terlihat perban putih mengelilingi kaki indah itu.
"Jin? kenapa?" tanya Hana. Sambil menyentuh pipi Jino yang lebam. Melihat tidak hanya Jino yang terluka membuat Hana paham akan sesuatu, "Kalian bertengkar?" Jino mengangguk seraya berjalan ke arah sofa untuk merebahkan tubuhnya.
"Astaga Jino," ucap Hana.
"Boleh aku ngobrol sebentar dengan Soya?" tanya Alex pada Hana.
"Tapi jangan sampai dia bangun yah, tadi Soya sempat kritis. Jadi biarkan dia beristirahat dengan baik," ucap Hana dengan senyum manisnya.
Jantung Alex seketika berdebar mendengar Soya kritis. Rasa bersalah semakin bersarang dihati luasnya. Dia tak menyangka jika tindakan gegabah ini membuat mereka semua lupa bahwa Soya juga memiliki perasaan yang tak bisa mereka abaikan.
Alex menarik kursi itu perlahan agar tak membuat bunyi di ruangan yang sunyi itu. Dia genggam tangan Soya lembut. Wajah ayu dan mempesona beberapa waktu lalu kini berubah pucat tak seperti keseharian gadis itu yang tampak ceria.
"Aku tidak suka melihatmu seperti ini. Maaf, jika aku tahu kamu akan melakukan tindakan se frontal itu. Aku tidak menyetujui saran para tetua itu."
Alex melipat bibirnya kembali menahan setiap kata yang ingin diucapkannya. Dia menatap intens wajah Soya kembali. Sekelebat ingatan tentang kemarahan gadis itu beberapa waktu lalu membuat bulu kuduknya terangkat.
"Kenapa?"
Alex menatap gadis yang sedang terbujur itu. Apa dia tak salah dengar. Soya terbangun dari tidurnya.
"Kau sadar?" tanya Alex.
"Kenapa?" tanya Soya kembali.
Gadis itu membuka matanya perlahan menoleh menatap pria yang ada di sampingnya. Walau sekujur tubuhnya lemah. Namun, tatapan tajam syarat akan intimidasi tidak hilang dari netranya.
"Apa maksud kamu?" tanya Alex yang tak mengerti dengan kata tanya yang Soya lontarkan.
"Kenapa Om melakukan itu padaku? aku kira kita berteman, tapi kenapa Om khianati aku?" tanya Soya.
Bagai ditusuk jutaan jarum. Alex menatap pias remaja dihadapannya ini. Alex mengingat, jika beberapa waktu lalu mereka berjanji akan menjalin sebuah pertemanan. Tapi sayangnya kini Alex telah melukai perasaan Soya yang ternyata tulus menganggap Alex adalah temannya.
"Maaf, Soya."
"Aku tidak bermaksud apapun. Aku salah, aku akui itu," ucap Alex menyesal.
"Aku pikir Om akan bersabar. Om tahu didunia ini orang yang aku cintai dengan tulus dan segenap hatiku hanyalah Bunda. Tak ada cinta yang seperti itu di dalam kehidupanku setelah Bunda meninggal. Walau Hana dan Jino selalu ada disampingku disaat aku terpuruk, tapi mereka paham. Mereka tidak bisa menggantikan posisi Ibu di hatiku bahkan Mang Tekyung dan Bibi Hilda sekalipun."
Alex tak menimpali ataupun menyela. Dia membiarkan Soya mengatakan apa yang ingin diutarakan gadis itu.
"Selama ini semua orang mengira aku dan Jino menjalin sebuah hubungan percintaan. Padahal aku sendiri tidak tahu apa itu percintaan antara wanita dan laki-laki. Hingga kini aku berusia 18 tahun, belum satupun pria yang tersemat disini," ucap Soya sambil menunjuk dadanya.
Alex terkesiap. Dia mengira selama ini Soya memiliki perasaan yang lebih dari sekedar teman terhadap Jino. Tapi nyatanya, dia salah sangka.
Duh makin penasaran nih kelanjutannya.