NovelToon NovelToon
Midnight Rain

Midnight Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Kaya Raya / Angst / Romansa / Roman-Angst Mafia
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: AYZY

Pada mulanya, sebuah payung kecil yang melindunginya dari tetesan hujan, kini berubah menjadi sebuah sangkar. Kapankah ia akan terlepas dari itu semua?



Credits:

Cover from Naver

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYZY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Blue Hydrangea

Aku dapat mencium bau rokok dan bunga hydrangea yang merambat di udara. Sesekali angin berhembus kencang menyebabkan tirai tersebut seolah tengah menari. Aku baru saja keluar dari rumah, langsung melihat Andrew di depan sana—berdiri di samping mobil sembari mengisap rokok. Dia tidak melihatku, melainkan melihat ke arah langit malam yang mendung.

Aku menuruni anak tangga pendek, menciptakan sebuah suara yang seketika itu membuatnya menoleh ke arahku.

Untuk beberapa saat, mataku saling bertubrukan dengan matanya yang segelap malam. Itu membuatku bergidik ngeri setiap kali melihatnya. Dan itu selalu sama. Tidak pernah berubah. Kami tidak mengucapkan sepatah kata, dan tidak ada raut wajah khusus yang nampak selain ekspresi datar tanpa emosi.

Saat aku sudah berdiri tepat di depannya. Ia membuang puntung rokok ke bawah lalu menginjaknya dengan alas sepatu. Meskipun sudah padam, aku masih bisa mencium aroma tembakau dan bargamot (kayu-kayuan dan citrus) yang menempel di pakaiannya.

"Tidak ada yang tertinggal?"

Aku menganggukkan kepala. Aku tidak membawa banyak barang selain cat aklirik dan tas selempang.

"Andrew?"

"Hm?" sahutnya sembari membuka pintu mobil.

"Kalau kau keberatan turunkan saja aku di jalan raya, kau tidak perlu sampai masuk ke dalam gang."

Aku mengatakannya karena tahu dia tidak suka berada di lingkungan yang kumuh. Tempat tinggalku berdempetan dengan rumah-rumah lainnya dan jalannya sempit, hanya bisa di lewati sebuah mobil. Penerangannya juga minim, apalagi hujan baru saja turun. Sudah pasti di sana nanti akan ada banyak jalan berlumpur atau genangan air. Terakhir kali dia datang ke rumahku ia tampak sangat tidak nyaman, itu sudah bertahun-tahun yang lalu ketika ia memintaku untuk memberitahu alamat rumah.

Ngomong-ngomong, aku jadi teringat pekan lalu, saat kami baru pulang makan malam, dia benar-benar mengantarku ke halte! Dan meninggalkanku seorang diri di sana. Bahkan setelah apa yang kukatakan padanya waktu itu, ia tetap tidak peduli denganku.

Benar, ia tidak pernah.

"Tidak masalah."

"Apa?!"

"Sudahlah, ayo kita masuk ke dalam mobil terlebih dahulu!" ucapnya sembari masuk ke dalam, dan ....

Bruk!

Aku buru-buru berjalan memutari mobil, membuka pintu di samping kursi pengemudi. Begitu aku membukanya, aku melihat setangkai bunga Hydrangea biru di atas kursi yang tampak masih segar. Aku meraihnya, bunga itu sangat besar, namun tangkainya panjang dan kokoh. Saat aku sudah duduk dan menutup pintu, aku segera bertanya padanya.

Di saat yang bersamaan, ia sudah menyalakan mesin dan menjalankan mobil ini.

"Andrew, apa ini untukku?"

"Ya, itu untukmu."

Aku tersenyum lebar. Terkadang, dia membuatku tersentuh. Meskipun caranya tidak terduga sama sekali. Dia mungkin tidak memiliki ide untuk ini, tetapi secara kebetulan melihat bunga ini di depan rumahnya dan memetiknya untukku.

"Terimakasih, aku sangat menyukainya!"

Andrew baru menjawab setelah beberapa saat, kepalanya sama sekali tidak menoleh, sedari tadi hanya fokus menatap ke arah jalanan.

"Hn, kau selalu suka dengan bunga apapun."

Aku tertawa kecil. Itu benar. Dari dulu, aku memang suka dengan bunga. Andrew mengetahuinya semenjak dia mengetahui aku sering menggambar berbagai macam bunga di buku sketsa.

Jadi, aku berpikir untuk mengangkat tema bunga untuk karyaku nanti.

Hydrangea biru melambangkan penyesalan dan permintaan maaf. Namun, apakah Andrew bahkan mengetahuinya? Kurasa tidak. Kecuali dia memang mengetahui kesalahannya, tapi dia tidak.

Kejadian siang tadi masih teringat jelas di benakku. Sepasang pria dan wanita dewasa berdiri di depan tempat makan, di bawah rintikan hujan, saling berbagi payung dan bertukar tatapan. Mereka begitu serasi. Hanya aku saja yang terlalu bodoh untuk itu, tidak berani  bertanya padanya dan mentoleransi.

Tapi inilah saatnya. Ketika kami bahkan tidak memiliki percakapan seperti selayaknya sepasang kekasih. Aku dan Andrew tidak pernah bertukar pelukan, atau bahkan sekedar untuk bergandengan tangan kecuali saat Andrew memaksaku untuk mengikutinya kemanapun dia pergi. Dia tidak pernah melakukannya denganku tetapi melakukannya dengan wanita lain. Dan itu lebih dari apa yang selama ini kubayangkan.

"Andrew ...." Aku bertanya sembari melihat jalan raya yang sepi. Mobil ini sudah lama meninggalkan kawasan kota kecil. Meskipun gelap, jalanan itu tampak terang berkat lampu-lampu kota yang sedang menyala terang.

Aku menarik napas, lagi-lagi aku yang harus memulai percakapan.

"Ya?"

"Ap-apakah kau memiliki wanita lain?"

"Why would you think that?"

Napasku tercekat.

"Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan tadi siang?!"

"Kita bicarakan nanti."

"Apa maksudmu bicara nanti? Mengapa tidak sekarang?"

"Because I know what that means."

"Jadi kau tahu aku tahu? Tapi kau berpura-pura seolah-olah tidak terjadi apa-apa?"

"..."

"Andrew, apa kau mencoba untuk membuatku yang mengatakannya?"

"Bisakah kau mengatakannya?"

Aku menatapnya tak percaya. "Andrew!"

"Sama seperti kau yang pergi keluar bersama Sean. Aku sama sekali tidak mempermasalahkannya. Jadi kurasa kita impas."

"Andrew, itu dua hal yang berbeda! Aku dan Sean tidak sengaja bertemu. Sedangkan kau? Bisakah kau menjelaskan mengapa kau berciuman dengan wanita lain?"

SCREEEECH!

Tiba-tiba saja mobil ini berhenti di perempatan jalan. Kulihat lampu di depan sana sedang merah. Beberapa pejalan kaki yang sedari tadi menunggu di tepi jalan segera menyebrang melewati zebra cross.

Pemandangan itu sama sekali tidak bisa mengalihkan perhatianku darinya. Diam-diam aku berharap dia akan memberikan jawaban atau hanya sekedar untuk meminta maaf. Tapi, setelah beberapa detik berlalu, ia sama sekali tidak menjawab. Padahal, jika dia langsung minta maaf saat itu juga, mungkin saja aku akan langsung memaafkannya dan kembali menjadi gadis bodoh yang dibutakan oleh cinta.

"An-drew?"

Sialnya, suaraku bergetar. Seharusnya aku tidak berharap lebih dari itu.

"Stella, percayalah itu tidak seperti apa yang kau lihat."

Aku bisa mendengar helaan napasnya, jari-jarinya memutih karena terlalu mengeratkan genggamannya pada stir mobil. Matanya menjadi semakin gelap seolah-olah ada api yang menyala di matanya.

Tapi, mengapa ia bahkan tidak mau mengucapkan kata maaf?

"Bagaimana aku bisa percaya?" lirihku. Entah ia bisa mendengarnya atau tidak. Aku tidak lagi mau menatap wajahnya, lebih memilih untuk membuang muka ke arah jendela di samping kanan.

"Lagipula, kau tidak akan mengerti."

Memangnya ada yang aku mengerti tentangmu?

Andai aku bisa mengucapkannya secara langsung di hadapannya. Tapi aku tidak bisa.

Terlalu sulit untukku mengadu kalau itu menyangkut urusan pribadinya.

Tapi, jika urusan pribadi itu melukai hatiku, bagaimana aku bisa mentoleransinya?

Jadi aku sampai pada satu kesimpulan.

"Karena aku bukan orang yang kau cintai 'kan?"

Itu adalah sebuah firasat. Sejak dulu sampai sekarang, tidak ada perubahan. Aku tidak mengerti mengapa ia ingin aku selalu bersamanya ketika ia sendiri selalu menarik batasan-batasan di antara kita.

"Cinta atau bukan, itu tidak penting."

Tidak penting katanya? Itu artinya selama ini yang aku lakukan adalah kesia-siaan.

Mobil ini kembali berjalan, menelusuri jalan yang lengang. Meskipun tidak turun hujan, akan tetapi suhu di luar sana pasti dingin. Karena ini sudah memasuki bulan Desember—musim dingin.

"Turunkan aku di sini. Aku ingat harus membeli sesuatu."

Aku melihat sebuah swalayan di tepi jalan. Itu adalah sebuah bangunan dua lantai yang sering ku kunjungi untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok. Dan dengan cepat, mobil ini langsung berhenti di tepi jalan.

Aku segera melepas sabuk pengaman dan membuka pintu mobil.

Dan juga, itu adalah alasan supaya aku bisa segera pergi darinya.

"Andrew, pergilah!" ucapku sembari memeluk bunga hydrangea yang dia berikan untukku. Aku sudah berdiri di depan pintu mobil yang terbuka. Aku melihat Andrew yang duduk di kursi sembari menatapku dalam.

"Aku bisa pulang naik bus!" tambahku.

"Tunggu sebentar!"

Secara tidak terduga, Andrew membuka pintunya dan berlari ke arahku. Saat ia sudah berdiri di depanku, ia melepas syal bewarna biru tosca yang ia kenakan kemudian mengalungkannya pada leherku.

Aku tidak mengerti, mengapa ia selalu baik padaku setiap kali kami sedang berselisih paham?

Tubuhnya tinggi. Sedangkan tinggiku hanya sebatas bahunya. Jika aku berdekatan dengannya seperti ini, aku tidak lagi merasa kedinginan, karena tubuhnya cukup besar untuk menghalau udara yang ada.

"Stella—"

Aku mendongakkan kepala, terkejut dengan panggilannya yang tiba-tiba.

"Telpon aku jika sudah pulang."

Setelah itu, ia kembali lagi ke dalam mobil. Dan dalam sekejap, mobil itu sudah kembali berjalan.

...CHAPTER END...

1
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
AYZY: iya, tunggu ya
total 1 replies
N~ma
bagus banget ceritanya
AYZY: /Heart/
total 1 replies
N~ma
updatenya langsung double donk author
leann
bagus banget kak ceritanya 😭😭
leann
/Smile/
leann
kenapa tu bwang
leann
waduh waduh
chaeeryyy
lanjutt
Ayaya38
next
Asma'ul Khusnah
Kpan lagi update kak?
AYZY: sabar sabar, lagi nulis ini
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
kamu bisa jadi lebih baik stella.. tujuan andrew supaya kamu bisa berdiri sendiri..
AYZY: /Facepalm//Grin//Scream/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
ahhh.. lamaaaa...
tapi sukaaa.. gimana dong..
boleh banyak2 dong up nya..
/Kiss//Kiss/
AYZY: sabar sabar sabar
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
laaahh.. kok gitu.. di eksekusi langsung stella nya.. /Chuckle/
AYZY: gua yang deg degan /Drowsy/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
🌸Ar_Vi🌸
rumit keknya ya thor..
saran aja nih.. kalau buat cerita misteri, updatenya sehari 3 x.. supaya pembacanya ga kentang.. /Chuckle//Kiss/
AYZY: lagi sakit kepala 😣😭
🌸Ar_Vi🌸: semangat kakak.. /Applaud/
total 3 replies
🌸Ar_Vi🌸
selowww banget ya ceritanya.../Bye-Bye/
AYZY: wkwk gimana, lanjut nggak
total 1 replies
AYZY
jika kamu tidak akan melakukan apa pun malam ini, bagaimana kalau kamu melakukan sesuatu untukku?
AYZY
kalau aku tak datang siapa yang bisa menggantikanku ya?
AYZY
sepanjang waktu aku menunggumu untuk memintaku ikut denganmu. karena aku hanya ingin mendengarnya darimu
AYZY
Aku baru saja bangun, ada apa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!