NovelToon NovelToon
Stole My Rain

Stole My Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ega Endrawati

Aku Revina.

Aku adalah orang yang tidak pernah menyangka jika perjalanan cinta ku akan berjalan seperti ini.

Aku kira, cinta itu hanya menyenangkan saja, ternyata cinta juga ada sedih nya. Di dalam cinta ada marah nya, ada kecewanya, ada kebohongan nya, bahkan ada pengkhianatan yang amat sangat menyakitkan.

Kenapa tidak pernah ada orang yang menceritakan sisi buruk dari rasa cinta ?

Kenapa mereka hanya menceritakan sisi bahagianya saja ?

Jika tau akan serumit ini, aku tidak akan pernah coba-coba untuk main-main dengan rasa cinta,sampai pada akhirnya aku akan siap menerima segala konsekuensinya.

Aku sudah terlanjur masuk kedalam sebuah perangkap yang hanya akan menenggelamkan ku di dalam kekelaman nya. Aku harus mencari jalan sendiri, mencari jalan terang untuk terbebas dari rasa cinta ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Endrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Keesokan paginya. Aku sudah terbangun lebih dulu sebelum Mama mengetuk pintu ku di pagi hari yang masih gelap ini.

“Pagi sayang” sapa Mama yang sedang tengah sibuk bersiap untuk pergi.

“Kamu udah siap?” Tanya Mama lagi.

“Udah dong” ucapku sambil memamerkan pakaian joging ku kepada Mama.

Om Bima keluar dari kamarnya dengan pakaian nya yang juga sudah siap untuk berolah raga.

“Teh dulu mas” ucap Mama menawarkan teh yang baru saja di buatnya.

“Oh iya. Terimakasih” jawab Om Bima terlihat begitu tersanjung sekali.

“David belum bangun?” Tanya Om Bima.

“Sepertinya belum” jawab ku melihat pintu kamarnya masih tertutup rapat dan lampu di dalam nya masih padam.

Om Bima mendekati pintu kamar David dan mengetuk pintunya. Awalanya pelan namun ketukan nya semakin kencang.

“David!” Panggil Om Bima.

“Bangun Nak. Kita kan mau liat sunrise”

Masih tidak tedengar suara sahutan dari dalam sana.

“David!” Panggil Om Bima sekali lagi.

“Kalian kalo mau duluan,duluan aja. Biar aku coba bangunin David dulu” tawar ku sambil tersenyum.

Om Bima dan Mama saling melempar pandang,seolah menyatukan fikiran mereka masing-masing.

“Ya udah kalo dia bangun nanti langsung susul kami ya”

“Oke Om”

“Bye sayang” pamit Mama.

Om Bimo meneguk dulu teh yang sudah mama buat untuk sekedar menghargainya lalu mereka keluar dari resort dan menutup pintunya.

Sekarang giliran ku untuk membangunkan David.

“David bangun!” Teriak ku sambil menggedor-gedor pintu kamarnya dengan keras.

“Ayo David bangunnnn...” teriak ku.

Aku juga mencoba menggedor-gedor jendela kacanya,namun usaha itu tidak membuahkan hasil.

“David kalo kamu ga bangun aku bakalan terus berisik di depan kamar kamu ya!” Ancam ku.

Tidak lama,pintu kamar nya terbuka lebar,dan terlihat lah David dengan wajahnya yang masih mengantik dan rambut nya berantakan muncul di balik pintu.

“Kenapa sih teriak-teriak pagi-pagi gini” omelnya.

“Kita kan mau liat sunrise”

“Ya udah pergi aja”

“Bener ya? Kamu ga akan ikut?” Ancam ku.

David berusaha untuk menyadarkan dirinya 100% dari alam tidurnya.

“Ya udah kalo gitu, aku pergi” ancam ku.

Lalu David menarik tangan ku.

“Mau kemana sih buru-buru amat” ucap nya menggerutu sambil berusaha menarik ku masuk ke dalam kamarnya,aku menahan diri karena tidak ingin masuk ke dalam kamar macan itu sambil tertawa.

“Gamau,aku gamu masuukkk” teriak ku sambil tertawa dan bertahan dengan memegang pintu kamarnya.

Namun dia menggendong ku untuk masuk ke dalam kamarnya.

Kami bercanda di dalam kamarnya untuk beberapa saat. Lalu akhirnya dia mengganti pakaian nya dengan baju olah raga dan memakai sepatunya.

Kami berdua keluar dari Resort dan mulai berlari kecil menuju tempat paling tinggi di Resort ini. Matahari hampir saja terbit sebentar lagi,namun aku dan David tidak akan membiarkan matahari muncul sebelum kami mencapai puncak resort ini.

Mama dan Om Bima sudah terlihat duduk dengan santai di puncak taman yang amat sangat indah ini. Banyak tempat duduk yang memang dan menghadap ke tempat matahari terbit. Taman ini memang di buat untuk para pengunjung Resort agar mereka bisa menyaksikan matahari terbit di atas tebing ini.

Om Bima berdiri ketika melihat kami datang.

“Sini sayang” pinta Mama sambil menepuk nepuk bangku kosong yang ada di samping nya.

Dengan nafas yang masih ter engah engah aku menghampiri Mama dan duduk di samping nya.

“Cape ya?” Tanya Mama.

“Cape. Jalan nya nanjak banget” jawab ku sambil mengatur nafasku.

Mama tersenyum.

Matahari mulai terbit sedikit demi sedikit. Sinarnya sudah mulai bercahaya menyinari tempat ini,dan cahayanya mulai menghangat kan tubuh kami dari dingin nya pagi ini.

“Bagus banget sunrise nya” ucap ku begitu kagum dengan keindahan matahari yang seperti keluar dari dalam ujung lautan ini.

“Gimana? Kamu suka?”

“Suka Mah”

“Kamu bahagia?”

“Bahagia banget. Revi ga pernah ngerasain ini sebelumnya. Ngerasain resort mahal..” aku melirik dulu Om Bima dan David yang sedang duduk jauh di kursi belakang sebelum aku melanjutkan bicaraku.

Aku mendekatkan wajah ku kepada Mama.

“Kata temen-temen Revi Resort ini permalam nya 30 juta” bisik ku membuat Mama tertawa.

“Kata siapa?” Tanya Mama tersenyum melihat tingkah lucuku.

“Kata Kanza dan Stevi tadi malam”

“Oya?”

“Iya Mah. Mereka aja ga percaya aku nginep di tempat ini”

Mama tidak menyautiku hanya tersenyum dan mengelus rambutku. Dia menatapku dengan wajah nya yang seperti memikirkan sesuatu.

“Sayang. Mama sudah memutuskan” ucap nya membuat raut wajah ku berubah seketika.

Aku diam menunggu Mamah langsung menjelaskan saja apa maksud dari perkataan nya.

“Mamah akan menikah dengan Om Bima”

Aku mengangkat kedua halisku. Awalnya aku terkejut,namun aku ubah reaksiku dengan tersenyum begitu bahagia kepadanya.

“Benarkah?” Tanya ku berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

“Iya” jawab Mama dengan benar-benar bahagia juga.

Aku senang melihat dia benar-benar bahagia seperti ini. Tidak mungkin aku merusak moment kebahagiaan nya dengan harus terus memikirkan perasaan ku dan David.

Aku langsung memeluk Mama dengan haru.

“Revi ikut bahagia Mah dengernya”

“Makasih yaa. Kakak udah jadi anak yang baik”

Kita melepaskan pelukan nya.

“Jadi kapan tanggal pernikahan kalian ?”

“Rencananya kami akan menunggu sampai Kakak selesai ujian sekolah dulu,terus nanti baru obrolin lagi mau di bulan itu atau bulan depan nya lagi. Mama juga masih banyak urusan yang harus di selesaikan sebelum Mamah keluar kerja”

Awalnya aku cemberut mendengar Mama terlalu lama menunda pernikahan nya,sampai kalimat yang terakhir Mama ucapkan,ekspresi ku berubah drastis.

“Mamah mau keluar kerja?” Tanya ku tak percaya.

Mama mengangguk dengan begitu meyakinkan nya.

“Beneran? Mama keluar kerja?”

“Iya sayang. Kalau udah nikah,Mamah akan dirumah jadi ibu rumah tangga yang baik untuk suami dan anak-anak mama nanti nya”

Aku benar-benar terharu dengan keputusan Mamah.

Aku memeluknya sekali lagi.

Ternyata benar apa yang di katakan teman-teman ku. Mungkin saja kebahagiaan Mamah adalah awal dari perubahan hidup ku. Mungkin saja setelah Mamah menikah,kebahagiaan ku akan terasa saat itu. Tristan benar,kebahagiaan Mamah lebih penting dari pada ego ku.

Kami kembali ke resort untuk mendapatkan sarapan pagi kami di dalam resort.

Beberapa pelayan sudah datang untuk menghidangkan sarapan pagi kami yang mewah. Kami meminta untuk sarapan di meja luar samping kolam renang,karena aku mau makan sambil menatap pemandangan indah yang akan aku tinggalkan besok.

Kami makan dengan perasaan yang begitu bahagia di meja luar. Aku melihat David pun terus saja tersenyum sejak turun dari puncak Resort. Sepertinya dia juga sudah tahu tentang keputusan Mama ku dan Papanya akan segera menikah. Dia pasti juga ikut bahagia sepertiku. Ya,aku bahagia,walaupun ada sedikit kegundahan yang mengganggu fikiran ku.

“Kita makan siang di luar ya?” Pinta Om Bima.

“Kemana?” Tanyaku.

“Ada tempat makan paling enak di dekat sini”

“Oh,yang kemarin mas ceritain?” Tanya Mama.

“Iya”

“Kalian mau ya?” Tanya Om Bima menatap ku dan David bergantian.

“Boleh”

Seharian itu,kami habiskan waktu dengan bermain di luar resort dengan begitu bahagianya. Om Bima terus mengajak kami jalan-jalan setelah makan siang di restaurant enak dan mewah yang ada di sekitar sana. Aku merasakan kasih sayang dari Om Bima kepadaku,awalnya aku kira dia sedang mencuri perhatian ku saja agar aku bisa menyukainya,namun apa yang dia lakukan benar-benar terlihat tulus sekali.

1
vivian
Support up thor semangattttt
tyan_01
Up thor
vivian
Love you thor
venna
Terusan nya gimanaa ???
Anonymous
Bagus thor😇
Ms. No name
Ayo up thor upp
venna
Lanjut thor semangat 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!