NovelToon NovelToon
Lelaki Di Persimpangan Mimpi

Lelaki Di Persimpangan Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tukar Pasangan
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: She Amoy

Pernikahan Raina dan Riko menjadi kacau karena kehadiran mantan kekasih Raina. Terlebih lagi, Riko yang sangat pencemburu membuat Raina tidak nyaman dan goyah. Riko melakukan apapun karena tidak ingin kehilangan istrinya. Namun, rasa cemburu yang berlebihan itu perlahan-lahan membawa bencana. Dari kehidupan yang serba ada menjadi tidak punya apa-apa. Ketakutan Riko terhadap banyak hal membuat kehidupannya menjadi konyol. Begitu pun dengan istrinya Raina, Ia mulai mempertimbangkan kelanjutan pernikahan mereka. Masa depan yang diinginkan Raina menjadi berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Amoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memberi Waktu

Sejak kecil, Riko menjadi anak yang sangat bergantung pada orangtuanya. Sampai dewasa pun, terutama Yangti, selalu memberikan solusi dalam setiap masalah yang Riko hadapi. Mulai dari urusan sekolah, pergaulan, dan keuangan. Riko tidak pernah mengambil tanggung jawab apapun dalam hidupnya. Maka tidak heran, jika urusan rumah tangga pun, Yangti dan Yangkung selalu turun tangan untuk menyelesaikan masalah.

Sama halnya dengan kali ini, jika mertuaku tidak ikut datang ke rumah, tidak mungkin Riko mau mengatakan keinginannya pada Ibu.

Sementara itu, Ibu berusaha mencairkan suasana. Kata-katanya dibuat ringan dengan hampir tertawa. Ia tidak mau ada drama berkepanjangan di rumah ini. Ia hanya memikirkan solusi singkat agar suasana tidak semakin canggung.

“Lebih baik sekarang kita makan dulu, saya sudah masak sayur asem, ikan asin, sambal dan tempe. Maklum kalau di kampung makanannya memang begiini. Hayu atuh kita pada makan dulu!”

Ibu berdiri mengajak semua orang untuk makan. Eyang Kakung terlihat antusias, mengingat di rumahnya jarang sekali disuguhi makanan seperti ini. “Bahaya kalau makan ikan asin!” Begitu kata Eyang Putri, sewaktu mereka sedang berada di puncak kejayaan. Tapi hari ini ceritanya lain lagi, semua masakan Ibu di meja habis tak bersisa.

Selain membawa buah-buahan untuk ibu, Eyang juga membawa kue-kue dan makanan lainnya untuk Arkana dan Aksa. Mereka semua akhirnya pamit, Riko tidak berkata apa-apa padaku sejak datang tadi siang. Aku sendiri, tak ingin menyampaikan apapun lagi. Biarlah waktu yang akan menyembuhnya kami berdua.

“Bu, tadi maksudnya apa sih? Pake ngomong siapa tahu nanti balik lagi, ada jodoh lagi. Memangnya Ibu keberatan ya kalau aku bercerai dengan Riko?” Aku menggendong Arkana yang akhirnya tertidur.

“Ih si Neng mah suka gak ngerti. Itu tadi cuma diplomasi. Gini-gini juga Ibu teh pengalaman dan luas pergaulan. Tadi itu, supaya semuanya enak, dan jangan sampai mereka sakit hati. Masalah kalian mau balik lagi atau enggak, ya itu tergantung kamu. Jangan dipikirin atuh!”

Aku tersenyum.

“Bisaan si Ibu. Kalau aku enggak mau rujuk lagi gimana Bu?”

“Loh, ya enggak apa-apa atuh. Ibu malah seneng kamu di sini, jadi Aksa juga keurus, Ibu juga ada temen. Maaf ya, sebenarnya selama ini Ibu sedih. Sejak kamu menikah dengan Riko, kamu jadi lupa sama Aksa. Kamu terlalu fokus sama Arkana. Tuh lihat sekarang si Aksa, waah tiap hari ketawa-ketawa, makannya juga tambah banyak!”

Aku kembali tertegun. Mungkin Ibu benar, aku terlalu fokus dengan Riko dan Arkana, sampai aku lupa siapa yang melahirkanku, dan ada satu anak lagi yang sudah kulahirkan. Aku terlalu takut menjadi istri yang berdosa pada suami, sehingga mengabaikan Aksa dan Ibu di sini.

“Assalaamualaikum!” suara Aksa di depan pintu membuat kami sama-sama menoleh. Biasanya, dia pendiam dan berbicara dengan pelan. Sore itu, dia mengucapkan salam dengan suara yang keras, diikuti oleh tiga temannya.

“Waalaikumsalam, sudah pulang nak?” tanyaku sambil berdiri dan memindahkan Arkana ke kamar.

“Mamih, aku mau main di sini ya sama temen-temen!”

Meskipun sudah malam, Aku mengiyakan dan mempersilakan masuk dengan catatan tidak boleh main terlalu lama. Aksa mengajaknya ke kamar. Terdengar tawa Aksa dan teman-temannya. Ah, sederhana sekali kebahagiaan ini. Mendengar Aksa tertawa saja, aku merasa hidupku sudah lengkap.

Sejak kedatangan mertuaku ke rumah, Riko semakin sering menghubungiku. Dia juga datang menengok Arkana. Sikapnya berubah drastis. Dari yang jarang salat menjadi rajin ke masjid. Dari yang cuek pada Aksa menjadi perhatian. Riko terlihat berusaha menyenangkan aku dan keluargaku.

Satu sisi, aku merasa kasihan dengan Riko dan Arkana. Tapi sisi lain, aku juga sudah mulai menikmati "kebebasan" dan ketentraman tinggal di desa ini. Kenangan-kenangan bersama Krisna terus bermunculan. Peristiwa pertama kali kami bertemu, tergambar jelas di ingatan.

Enam tahun yang lalu

"Raina dan Dini saja yang bantu acara di Mercure. Orang-orang kantor pusat biasanya sibuk koordinasi dengan peserta. Kalian bisa kan, bantu untuk mempersiapkan materi, modul cetak, dan urusan operasional yang lain? Itung-itung liburan di hotel, sekalian jalan ke pantai. Atasan kami waktu itu, menugaskan aku dan Dini untuk terlibat dalam Diklat keuangan untuk karyawan. Para peserta terdiri dari karyawan yang bertugas pada departemen tersebut yang berasal dari berbagai daerah. Sedangkan pemateri didominasi oleh pejabat kantor pusat.

"Siap, Pak!" Serempak kami menjawab. Aku dan Dini memang membutuhkan suasana baru, sehingga penugasan tersebut membuat kami girang bukan kepalang.

Dari situlah kisahku dengan Krisna dimulai.

Krisna Aditiya. Pria berketurunan Pakistan itu sudah lama tinggal di Indonesia. Ibunya berasal dari Jakarta dan ayahnya dari Pakistan. Sejak SMU, Krisna sudah menjadi warga Negara Indonesia dan tinggal di daerah Jakarta Barat. Selesai kuliah, Krisna langsung bekerja di perusahaan besar di Jakarta di bidang komoditas pangan. Sebagai pegawai BUMN yang terbilang sukses di usia matang, Krisna sudah menjabat sebagai kepala Divisi Keuangan. Semua itu ia dapatakan karena dedikasi dan keuletannya sebagai karyawan, ditambah koneksi orangtuanya yang cukup luas. Sebab, keuletan saja tidak cukup untuk menjadi karyawan tetap di sebuah perusahaan BUMN.

Pagi itu, Krisna menghadiri sebuah diklat keuangan yang diselenggaran di hotel Mercure Ancol Jakarta. Pelatihan yang diadakan selama dua pekan itu dihadiri oleh manager keuangan dan administrasi dari cabang-cabang di seluruh Indonesia. Semua peserta melakukan registrasi di lobi hotel untuk pengambilan kunci kamar dan dilanjutkan dengan sarapan. Setelah selesai, Krisna bergegas menuju restoran untuk menikmati secangkir kopi dan sepotong roti. Ia tidak terlalu lapar pagi itu. Ia hanya butuh kopi panas dan beberapa batang rokok.

Beberapa meja kosong menghadap kolam renang tampak menarik. Krisna memang harus duduk di luar ruangan. Sebuah asbak putih sudah menantinya di sana. Sambil mendorong sebuah koper dan memegang secangkir kopi, Krisna berjalan dengan hati-hati menuju meja tersebut. Ia mendorong pintu keluar, ke arah kolam renang. Tiba-tiba seorang wanita muncul dari arah depan. Tepat ketika ia mendorong pintu.

“Ups!” aku hampir menabrak kopi yang sedang dipegang seorang pria tampan berusia tiga pulahan.

“Oh, sorry! Are you okay?”

“Yes, sure. Its oke!” jawabku ketus.

Sok-sokan ngomong bahasa Inggris. Mungkin dia pikir aku berasal dari hutan, nggak ngerti dengan ucapan seperti itu.

Sesaat kami bertatapan. Ada senyum di bibir pria itu dan ada kesal di wajahku. Pria itu meletakkan kopi di atas meja dan koper di samping kursi sebelah kanan.

1
pembaca setia
bagus ih ceritanya. ayo lanjutkan Thor
Fathan
lanjut thor
Fathan
bagus banget ceritanya. relate sama kehidupan nyata dan gak lebay.
Fathan
pusing banget tuh anak
Fathan
bodoh
Fathan
tinggalin ajaaa
Fathan
rAina bodoh
Fathan
ngeselin rikooo
Fathan
menarik nih, seru
Fathan
rapi bahasanya
pembaca setia
ceritanya menarik. mengungkap sebuah kejujuran perasaan penulis. Bahasa rapi dan minim typo. rekomendid novelnya
Sunshine🤎
1 like+subscribe untuk karya mu Thor. semangat trus sering² interaksi dan tinggalkan jejak di karya author lain, dan jangan lupa promosiin karya agar popularitas meningkat/Good/
SheAmoy: makasih kakak
total 1 replies
anggita
like👍+☝iklan buat author.
SheAmoy: makasih kak
SheAmoy: makasih banyak kakak
total 2 replies
SheAmoy
thanks kak
Necesito dormir(눈‸눈)
Makin lama makin suka, top deh karya thor ini!
SheAmoy: makasih kaka
total 1 replies
Black Jack
Saya benar-benar tenggelam dalam imajinasi penulis.
pembaca setia: menarik banget nih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!