Kisah tentang Muhammad Athar Fauzan Zayn dan Shaquilla Arini , mereka dua orang asing yang terpaksa menikah, ... namun Allah begitu baik dengan menumbuhkan rasa cinta di antara kedua nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Quila tidak pernah menyangka jika pria yang menikahi nya adalah pria yang sangat baik. Demi apapun , bolehkah Quila bersyukur , tampan , Sholeh dan sangat baik hati , itu definisi Muhammad Athar Fauzan Zayn .
Entah kebaikan apa yang di perbuat oleh nya dulu sehingga bisa memiliki pasangan seperti Athar .
Terlepas apa yang tadi di lihat nya di rumah kedua orang tua pria itu , Quila tidak henti-henti nya tersenyum. Bagaimana tidak , Athar secara tidak langsung membela diri nya .. secara tidak langsung Athar memilih diri nya .
Padahal bisa saja pria itu mengiyakan permintaan gadis itu . Dan meninggalkan Quila , sebab Quila sangat jauh jika di lihat dari segi sikap dari gadis yang menemui suami nya itu .
Quila memegangi dada nya yang terasa berdebar tidak karuan . Entah lah , baru beberapa kali Quila bertemu dengan pria yang menjadi suami nya itu , namun entah mengapa jantung nya selalu berdebar tidak karuan, terlebih Quila terpesona dengan sosok Muhammad Athar Fauzan Zayn . Pria yang baru di kenal oleh nya . Pria yang tiba-tiba menikahi nya .
"Kamu kenapa ?" Suara berat Athar membuyarkan lamunan Quila , gadis itu menoleh ke samping tepat dimana keberadaan Athar yang tengah fokus menyetir . Ya setelah shalat isya , Athar dan Quila pamit , sebenarnya Bunda Lydia meminta Quila menginap di pondok pasantren , namun Quila beralasan esok diri nya akan kuliah . Dan itu tidak bohong , esok memang ada jadwal kuliah nya . Dan satu lagi ya, Quila itu salah satu mahasiswi di universitas terkenal di ibukota , dengan jurusan hukum . Universitas itu juga milik Hadi Nugraha ..
Aura ketampanan nya sungguh berkali-kali lipat . Boleh kah Quila jatuh hati pada pria itu .?
"Ekhm , kamu kenapa Shaquila ?" Tanya Athar lagi ketika melihat sekilas Quila hanya diam saja , sambil memegangi dada nya . Athar takut jika Quila sakit ,
Quila langsung menggeleng kan kepala nya . "Enggak apa-apa " sahut nya , Quila langsung melengos , memalingkan wajah nya ke arah jendela mobil .
Athar tersenyum tipis . "Emmm , saya berterima kasih sama kamu Quila , karena kamu sudah bersikap seperti itu di depan keluarga saya " ucap Athar .
Quila menggigit bibir bawah nya , ada rasa gugup yang menyeruak di dalam diri nya .
Entah lah , diri nya juga tidak mengerti mengapa tadi diri nya bersikap seperti itu . Ini bukan sifat Quila ya . Ini sifat beberapa tahun yang lalu , ketika sang Mami masih ada di dekat Quila .
Menghembuskan nafas nya kasar, ada rasa sesak di dalam dada Quila ketika mengingat tentang sang Mami , tentang bagaimana penghianatan Papi nya dulu , hingga nyaris membuat sang Mami pergi untuk selama-lamanya .
"Santai aja , gue ngelakuin hal kayak gitu karena gue enggak mau di cap cewek yang enggak bener sama keluarga Lo "
Deg
Athar ternganga tidak percaya . Baru tadi gadis yang berstatus istri nya itu berbicara lembut lah sekarang , bicara nya ? Kenapa berubah .
Tersenyum getir , entah lah hati Quila ingin sekali berubah seperti dulu , seperti Shaquila Arini dulu yang sangat lembut , tidak begajulan seperti itu . Namun Quila berusaha tetap ingin menjadi Shaquila sekarang , yang tidak lemah dan pemberontak .
"Gue turun ! Lo bisa balik . Karena belum saat nya kita satu rumah " ucap Quila langsung melepaskan seltbelt nya .
Athar mengangguk kan kepala nya singkat, diri nya juga sudah sepakat untuk beradaptasi dulu pada Quila , dan tidak melarang jika Quila ingin tinggal di rumah orang tua nya .
Sebelum membuka pintu , Quila di buat tertegun dengan suara berat Athar .
"Saya tidak tau luka apa yang sudah kamu dapatkan Shaquila.. sampai kamu sebegitu nya berubah . Namun saya minta sama kamu , kamu sekarang tidak sendirian . Kamu punya saya , jika kamu ingin menyampaikan segala keluh kesah mu .
"Saya tidak memaksa kamu . Tapi saya suka dengan sikap kamu tadi kepada keluarga saya . Sampai bunda saya tersenyum seperti itu , terimakasih,"
Deg
Quila tidak mampu berkata-kata , hanya bulir bening yang menetes di pipi nya . Tanpa mengatakan apa pun , Quila berlari keluar dari mobil tersebut , tanpa menatap Athar sama sekali . Karena Quila tidak ingin siapa pun mengetahui sisi lemah nya .
•
Alifa masih saja menangis tersedu-sedu , entah lah , setiap perkataan yang keluar dari mulut Athar tadi , bagaikan blm yang meledak di dalam hati nya . Sungguh Alifa tidak pernah menyangka jika diri nya akan di tolak oleh Athar .
Padahal awal nya Alifa sangat percaya diri , jika diri nya bisa mendapatkan Athar kembali , mengingat bagaimana besar rasa cinta Athar dengan diri nya selama ini . Dan Alifa yakin dengan hal itu , namun semua nya sirna ketika Alifa mendengar sendiri dari mulut pria itu .
Alifa meremas dada nya yang terasa sangat sesak . Mata nya sudah sembab, karena sedari tadi tidak berhenti menangis.
Bagi Alifa , Athar segala nya untuk nya .
Diri nya sudah terbiasa dengan Athar selama ini , selalu bersama - sama dengan Athar , hingga cinta bersemi di antara kedua nya .
Namun siapa sangka , Allah menguji mereka kembali , dengan tidak mentakdirkan kedua nya bersatu .
"Ya Allah , bolehkah aku meminta jika semua amal yang telah aku perbuat , di tukar dengan Athar . Sungguh aku sangat mengharapkan pria itu ya Allah . "
"Sungguh aku tidak bisa hidup tanpa Athar " lirih Alifa .
Tok tok tok
"Alifa sayang , buka pintu nya nak . Umi sama Abi mau bicara . Kamu kenapa sayang ?" Itu suara Umi Fatimah -- ibu dari Alifa yang mengetuk pintu kamar Alifa , karena sedari pulang dari entah kemana tadi Alifa tidak keluar dari dalam kamar nya , putri nya itu mengurung diri nya di dalam kamar .
"Gimana mi ?" Tanya Abi Zul-- ayah Alifa yang datang menghampiri sang istri .
Umi Fatimah menggeleng kan kepala nya . "Alifa enggak nyahut bi , ini gimana ya Abi" umi Fatimah sudah sangat cemas sekali, takut terjadi sesuatu pada putri nya itu .
Abi Zul menghembuskan nafas nya kasar , tangan Abi Zul terangkat mengetuk pintu kamar milik Alifa , namun jawaban apa pun tidak terdengar dari dalam , membuat kedua nya semakin gelisah .
"Abi dobrak saja pintu nya " ucap umi Fatimah.
Abi Zul yang juga tak kalah khawatir nya , langsung mengambil ancang-ancang , dan mendobrak pintu kamar Alifa .
Brak
Satu kali gagal
Brak
Dua kali masih gagal
Hingga
Braaaaaaak
Pintu kamar Alifa terbuka , dan mereka langsung bisa melihat tubuh Alifa yang terkapar mengenaskan di bawah lantai kamar nya , membuat umi Fatimah langsung menjerit histeris .
"Astaghfirullah , ya Allah nak . Alifa.....
•
Athar, Bunda Lydia dan ayah Arsyad berjalan tergesa-gesa menyusuri lorong koridor rumah sakit . Tadi Athar mendapatkan kabar dari Abi Zul kata nya Alifa mencoba melakukan tindakan bunuh diri dengan mengiris tangan nya menggunakan pisau cutter . Dan kabar tersebut membuat mereka syok berat , terutama Athar . Athar tidak pernah menyangka jika Alifa akan melakukan hal tersebut .
Kenapa Athar yang di hubungi oleh Abi Zul, karena selama ini yang kedua orang tua Alifa tau , jika Alifa menyukai Athar ,
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam "
"Bagaimana keadaan Alifa ?" Tanya Arsyad sambil mendekati Abi Zul , yang masih menenangkan sang istri , sedangkan istri nya sudah memeluk tubuh Lydia .
"Alifa masih di tangani oleh dokter Syad . Astaghfirullah saya tidak tau mengapa dia bisa melakukan tindakan seperti ini " sahut Abi Zul sambil menghembuskan nafas nya berat .
Deg
Athar mengepalkan kedua tangan nya . Athar tidak bodoh , diri nya yakin Alifa melakukan tindakan seperti ini karena pembicaraan mereka tadi .
"Yang sabar , serahkan semua nya kepada Allah , minta kesembuhan kepada Allah . " Ucap Arsyad sambil menepuk pundak Abi Zul .
Abi Zul mengangguk kan kepala nya , lalu menoleh menatap ke arah Athar .
"Athar ... " Panggil nya .
Athar mendongak menatap wajah Abi Zul . "Iya Abi " sahut Athar .
"Tolong nikahi Alifa sekarang "
Deg