NovelToon NovelToon
Selalu Menunggu

Selalu Menunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Windia

Seorang perempuan yang selalu menunggu kedatangan lelaki tercintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PDKT

Devan langsung beristirahat selepas Lila mematikan sambungan teleponnya.

"Andai kalo jarak ini nggak ada aku akan tetap bikin kamu ketawa terus sayang" ucapnya lalu terkekeh pelan.

"I love you more sayangku" ucap Devan kembali sebelum ia terlelap dengan tidurnya.

.........

Berbeda dengan Indri dan Bima yang kini berdebat hanya karena masalah sepele.

“buruan nggak jalannya gue sudah pegel duduk di motor lo” gerutu Indri karena sedari tadi Bima membawanya masih bolak balik jalanan untuk mencari makan siang padahal sekarang sudah jam 5 sore. Selepas Bima dan Indri mengantar Lila pulang keduanya hendak mencari makan.

“Berisik lo, seharusnya gue yang ngamuk soalnya gue yang capek bawa motor” Bima tak mau kalah dengan Indri.

“salah lo yang ngajak gue buat makan bareng” ucap Indri.

“ya ya gue nggak usah nyalahin gue lah untung gue mau ngajak lo, jadi cewek cerewet banget” ucap Bima songong.

Indri langsung mencubit pinggang Bima yang membuat cowok itu meringis.

“Biarin dari pada lo ngeselin” sewot Indri tak mau kalah.

“Kita makan di restoran deket sini saja” putus Bima.

“Bagaimana kalo kita makannya di warung pinggir jalan saja pasti lebih unik makanannya”

“Lo yakin bakalan mau makan di pinggir jalan?” tanya Bima ragu akan keputusan Indri yang mengajaknya maakn di pinggir jalan.

“Heran gue sama lo dari sekian banyaknya cewek kok lo mau sih makan di pinggir jalan?”

“Gue bosen saja makan di resto” Ucap Indri lalu keduanya memilih untuk diam.

Beberapa menit kemudian motor Bima menepi di pinggir warung yang berada di sebelah kiri jalan, terlihat pengunjung sangat ramai di sana. Bima dan Indri turun dari atas motor dan berjalan mencari kursi untuk di tempati.

“Lo mau makan apa?” tanya Indri yang melihat Bima masih bingung dengan sekitarnya mungkin ini kali pertama dia menginjakkan kaki di di warung pinggir jalan seperti ini.

Tersadar dengan suara perempuan yang sedang memanggilnya dari tadi Bima langsung mengarahkan pandangannya kepada Indri.

“hah, apa apaan?” Bima balik bertanya pada Indri.

“Budek lo ya, gue tanya lo mau mesen apa?” ucap Indri dengan kesal.

“mm samain saja” ucapnya bingung tidak tahu menu apa saja yang ada di tempat ini.

“Mang mau lalapannya dua ayam sama lele ya mang” ucap Indri kepada bapak yang usianya sudah terbilang tua itu.

“Siap neng, di tunggu ya” ucap bapak itu sebelum beranjak meninggalkan Indri dan Bima.

Tak lama kemudian bapak itu muncul membawa nampan yang berisi nasi, ayam lele, sambel serta sayur mayur.

“Ini neng pesanannya”

“Makasih mang” ucap Indri sangat ramah. bapak itu mengangguk sambil meletakkan makanan tersebut lalu segera pergi.

“Kok kamu bisa sih se ramah itu, tapi giliran sama gue lo kayak kuntilanak”

“Jaga ya mulut lo, nggak usah ngajak gue debat sekarang, karena gue mau makan gue sudah laper” ucap Indri dan meraih satu piring nasi yang ada di depannya.

“Lo yakin mau makan di sini, lo nggak takut makanannya nggak higienis kan?” tanya Bima dan sedikit berbisik ke telinga Indri agar orang sekitar tidak mendengar ucapannya.

“gue jamin ini enak banget dan tentunya higienis lah nggak usah asal nuduh kayak begitu” ucap Indri dengan nada yang tinggi.

“Ya sudah nggak usah marah marah kayak begitu, malu no di liatin banyak orang”.

“Lo yang mulai duluan, sudah ah mending gue makan sekarang”.

Melihat Indri yang sangat menikmati makanannya membuat Bima menegukkan ludah karena dia sama sekali belum menyentuh sedikit pun makanan yang ada di depannya sekarang. Indri yang melihat Bima belum makan dia langsung mencubit ayam goreng dan mencolek dengan sambel kemudia ia masukan ke dalam mulut Bima.

“Aaaaa” suruh Indri pada Bima agar membuka mulutnya.

Tanpa penolakan Bima langsung membuka mulutnya dan mengunyah makanan tersebut dengan teliti.

‘Enak’ batin Bima.

“Bagaimana rasanya lo suka?” tanya Indri yang melihat Bima terdiam sambil mengunyah makanan di dalam mulutnya.

“Enak” ucap Bima singkat. Mendengar jawabn dari Bima, indri langsung tersenyum.

‘Gila ini cewek ternyata cantik juga kalo senyum’ batin Bima karena pertama kalinya indri tersenyum di depan Bima.

Keduanya melanjutkan memakan makanan yang ada di depannnya tanpa ada yang mengeluarkan kata kata apa pun.

“In gue mau tanya sama lo?” ucap Bima dengan tiba tiba mengangkat suaranya.

“apaan?” ucap indri singkat.

“Kok lo mau sih makan di sini, padahal kan lo punya uang buat makan di resto atau pun cafe” ucap Bima mengeluarkan pertanyaan yang terlitas dari tadi di dalam benaknya.

“Gue lebih suka makan di tempat kayak gini meskipun gue punya uang, setidaknya gue bisa ngebantu pedagang pinggir jalan buat dapet rezeki, ya kalo di pikir pikir makanan di resto memang enak tapi mereka kan sudah kaya tuh, ya mending kita berbagi rezekinya di kalangan rakyat menengah ke bawah saja” jelas singkat dan padat jawaban yang di berikan oleh Indri atas pertanyaan yang mengganjal di benak Bima. Mendengar jawaban tersebut membuat Bima menyunggingkan senyumnya.

“Ternyata lo baik juga ya” ucap Bima sambil mengunyah makanannya”

“Gue memang baik, kecuali sama lo” ucap Indri sambil melotot ke arah Bima.

“Ya elah baru saja di puji lo udah berubah jadi galak lagi” Bima kesal dengan perubahan sikap Indri yang tiba tiba naik pitam ketika berhadapan dengannya.

“Gue bercanda kali, kalo orangnya baik ke gue ya gue baikin balik kalo sebaliknya gue bakal bunuh dia idup idup” ucap indri lalu tertawa.

“Oh” jawab Bima.

Melihat respon Bima kepadanya membuat Indri mencubit pinggang Bima.

“Aw sakit bego” ringis Bima.

“Lagian lo nggak meratiin gue dari tadi terus respon lo juga kayak begitu” ketus Indri.

“Oh jadi lo mau gue perhatiin?” Ucap Bima menggoda Indri.

Indri yang mendengar ucapan Bima kini mengerucutkan bibirnya padahal di dalam hatinya sekarang jedag jedug.

‘Bisa nggak sih hati, jangan berdebar ntar kalo cowok ini tahu dan kepedean nanti bagaimana’ batin Indri.

“Kok diem lo salting karena ucapan gue tadi?” Bima semakin membuat Indri gagal fokus.

“Apaan sih apa gue salting sama cowok kayak lo” elak Indri.

“Dasar cewek selalu saja gengsian” celetuk Bima secara tiba tiba.

“Dasar cowok bisanya ngegombal doang” balas Indri tak mau kalah dengan ucapan Bima.

Bima yang melihat wajah Indri yang tampak kesal, membuatnya tersenyum.

‘Ini cewek lama lama gemesin juga’ batin Bima

‘Kalo di perhatiin Bima ganteng juga ya’ batin Indri.

Tanpa sadar keduanya tengah menatap satu sama lain dengan waktu yang cukup lama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!