Gairah Liar Sang CEO Gembel

Hari berlalu dengan cepat dan tanpa terasa sudah lebih dari sembilan bulan Raka mencari Zoya.

"Alex apa belum ada informasi apa pun tentang Zoya."

"belum boss, bahkan kami sudah mengumpulkan nama Zoya, tapi belum ketemu juga."

"cari terus, jangan berhenti sebelum dia ketemu."

"iya boss, beres. Ohya boss kita akan melakukan perjalanan bisnis ke Paris untuk penandatangan kontrak."

"iya aku tau, siapkan saja semua dokumennya, besok kita tinggal berangkat."kata Raka sambil terus mengerjakan tugasnya.

"baiklah, kalau begitu aku keluar dulu bos."

"Hem."jawab Raka tanpa menoleh.

Alex segera keluar dari ruang kerja raga, dan mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk di mejanya.

"kenapa masuk lagi kamu Lex, apa tugas kamu sudah selesai."

"aku bukan Alex James."

"oh ternyata kamu, ada apa kamu datang kemari lagi."

"apa begitu sikap kamu pada mantan istri kamu James."

"lalu aku harus bersikap bagaimana pada wanita seperti kamu itu Juliana."

"James, kenapa kita tidak rujuk lagi saja, toh kamu juga belum menikah lagi sejak kita bercerai."kata wanita bernama Juliana manta istri Raka.

"rujuk lagi sama kamu, jangan pernah bermimpi aku akan rujuk sama kamu. Bagiku kamu itu hanya masa lalu yang buruk untukku."

"jangan bilang seperti itu, karena aku yakin kamu masih belum bisa melupakan servis ranjangku kan."kata Juliana sambil mencoba merayu Raka.

"jauhkan tangan kamu itu, karena aku mual melihat kelakuan kotor kamu itu."kata Raka memberi peringatan pada Juliana.

"jangan seperti itu James, aku juga rindu gaya kita saat main di ranjang."kata Juliana sambil terus menggoda Raka yang sudah mulai jijik dengan perbuatan Juliana.

"aku bilang berhenti sebelum aku membuat kamu menyesal."kata Raka yang memundurkan kursinya.

"oh kamu ingin aku melayani kamu dengan gaya seorang sekertaris ya, baiklah akan aku lakukan."kata Juliana yang mulai bergaya lebih liar lagi.

"aku sudah memperingatkan kamu, pergi sebelum aku menghancurkan kamu."

"James tolong lepaskan aku, baiklah aku akan pergi dari sini. Ini sakit James."kata Juliana saat Raka mencengkram tangannya dan menghempaskan tubuhnya sampai terjatuh.

"Alex masuk kamu, jangan menguping saja di situ."

"ah iya boss, ada apa."

"bawa keluar wanita yang tidak tau diri ini dari sini, dan jangan biarkan dia masuk lagi ke perusahaan ini, mengerti kamu."

"baik boss, Juliana ayo keluar dari sini."kata Alex yang berusaha menolong Juliana yang terjatuh kelantai karena di dorong Raka.

"aku tidak sudi di sentuh pri gembel seperti kamu. Aku bisa berdiri sendiri."kata Juliana sambil berusaha berdiri.

"James aku akan membuat kamu menyesal."kata Juliana dengan tatapan tajam pada Raka.

"Lakukan kalau kamu bisa, tapi jangan salahkan aku kalau karier kamu yang akan hancur."

"coba saja, kita lihat siapa yang akan menang."kata Juliana yang segera keluar dari ruangan Raka.

"siapa yang mengizinkan dia masuk kemari."

"aku tidak tau, tadi kamu sedang ke pantry untuk mengambil buah untuk kamu."kata Alex sambil menunjukkan sepiring buah.

"oh begitu, besok lagi jangan biarkan dia menginjak perusahaan ini, mengerti kamu."

"beres boss."kata Alex sambil meletakkan piring buah di atas meja Raka.

"ayo kita keluar sebentar, mood kerjaku hilang karena kedatangan wanita tadi."

"baik boss."

Raka segera melangkah keluar dari ruangannya bersama Alex menuju ke mobilnya.

"sekarang kita mau kemana boss."kata Alex sambil mengemudikan mobilnya.

"kita berputar-putar di sekitar sini saja, setelah mood kerjaku kembali kita ke kantor lagi."

"baiklah."kata Alex yang menuruti kemauan Raka.

"ahh, aduh."kata Raka tiba-tiba sambil memegangi perutnya.

"ada apa boss."

"gak tau, perutku tiba-tiba saja sakit Lex ah kenapa semakin sakit saja."kata Raka sambil meremas perutnya.

"boss, kita ke rumah sakit saja sekarang ya."kata Alex yang tiba-tiba panik karena Raka yang teriak kesakitan.

"cepat Lex, ini sangat sakit ahhh sakit sekali Lex."kata Raka yang mulai berguling di kursi belakang.

"iya boss, ini sudah mau sampai di rumah sakit boss."

"jangan cerewet, suara kamu membuat perutku semakin sakit."kata Raka sambil terus memegangi perutnya.

"boss kita sudah sampai, apa perlu aku panggilkan perawat untuk mendorong boss masuk."

"tidak perlu, aku masih bisa jalan."kata Raka yang berjalan keluar dari mobilnya.

"baiklah."kata Alex sambil menuntun Raka menuju ke dokter umum.

"kenapa lama sekali Lex, mana dokternya."

"boss ini rumah sakit kecil, jadi kita harus antri untuk mendapatkan perawatan."

"telpon kepala rumah sakit ini sekarang Lex, aku mau di tangani dengan cepat."

"baiklah tunggu sebentar...."

"Alex, James ada apa kalian ke sini."

"oh Daniel, itu si James tiba-tiba perutnya sakit,+

"Daniel, cepat lakukan pemeriksaan padaku sekarang, perutku rasanya mau meledak."

"tapi ini bukan rumah sakit ku, aku kesini hanya mengunjungi seorang teman saja."

"aku tidak perduli lakukan pemeriksaan sekarang Daniel, cepat lakukan. Ini sakit sekali."

"baiklah, ayo ke ruangan milik temanku itu, kita pinjam ruangannya."

"terserah, pokoknya kamu periksa aku, kenapa perutku tiba-tiba sakit seperti ini."

"baiklah, ayo kita kesana."kata Daniel yang membantu Alex membopong raka. Yang kesakitan.

"Daniel ada apa lagi kamu kemari."kata seorang dokter wanita.

"nanti saja cerita An, sekarang aku pinjam ruangan Kamu dulu untuk memeriksa dia."

"baiklah cepat bawa masuk sekarang."kata dokter Anna teman Daniel.

Daniel segera melakukan pemeriksaan pada Raka dengan USG 4D.

"aneh sekali, di perut kamu tidak ada apa-apa James, semuanya normal."kata Daniel sambil melakukan pemeriksaan.

"kalau tidak ada penyakitnya, kenapa sangat sakit seperti ini Daniel."

"aku juga bingung James, kenapa perut kamu sakit."

"ah sakit sekali, dan sakitnya semakin bertambah Daniel, ini semakin sakit."

"aneh sekali, sebenarnya apa yang terjadi, Anna apa kamu tau jawabannya."kata Daniel sambil melihat Anna.

"kalau tebakanku benar dia sedang mengalami couvade sindrom."jawab Anna sambil mengamati Raka yang terus berguling-guling kesakitan.

"tapi itu untuk pria yang memiliki istri Anna, tapi dua itu belum menikah setelah bercerai setahun yang lalu."

"apa sindrom ini tidak ada obatnya."

"tidak ada."kara Daniel dan Anna bersamaan.

"lalu apa yang harus aku lakukan."

"biasanya sakit itu akan hilang, jika istri atau wanita yang sedang hamil itu sudah selesai melahirkan."kata Anna.

"jadi sakitnya seorang wanita melahirkan itu seperti ini."kata Raka yang mulai bisa berpikir.

"itu benar, seorang wanita saat melahirkan itu sakitnya sama dengan lima puluh tulang di hancurkan bersamaan."

"apa, tapi kenapa wanita bisa menahan semua itu."

"karena itu adalah kelebihan seorang wanita yang tidak di miliki oleh seorang pria, dan rasa sakit yang kamu alami belum seberapa, coba saja kamu bayangkan sebuah lubang kecil dan di paksa dengan keras sebuah kepala bayi keluar, bukan hanya sobek tapi sakitnya luar biasa."kata Anna menjelaskan dan membuat ketiga pria di depannya terdiam.

"aaaah sakittttt."kata Raka yang tiba-tiba teriak dengan keras.

"James, kamu tidak apa-apa."kata Alex yang kuatir dengan kondisi Raka.

"apa benar sesakit ini, ini sungguh sangat sakit."kata Raka sambil menangis setelah rasa sakitnya hilang.

"James, kenapa kamu menangis."

"tidak apa-apa, terima atas bantuan dan juga penjelasan kalian."kata Raka sambil duduk.

"James, apa sakitnya sudah hilang."

"iya sakitnya sudah hilang Lex, sekarang ayo kita pulang saja."kata Raka sambil berdiri dari tempat tidur pemeriksaan.

"baiklah ayo kita pulang."

"ahhh kenapa sakit lagi."Kata Raka tiba-tiba.

"James apa yang terjadi."

"aaaa sakit"