Membawa Lima Anak Presdir

"kenapa mommy memasukkan baju kita ke dalam koper memang kita mau pergi mana mom" claudia penasaran kenapa semua baju mereka di masukkan ke koper

"kita akan pergi ke new york ke rumah daddy dan juga kakek kalian apa kalian tidak keberatan hem" tanya emeli pada kedua putrinya

"benarkah kita akan ke rumah daddy mom" tanya el dengan mata berbinar

"tentu sayang ayo sekarang bantu mommy membereskan barang kalian" ucap emeli sambil tersenyum karena melihat binar senang di mata kedua putrinya

"baik mom" el dan clau dengan semangat langsung membantu mommy untuk membereskan barang miliknya dan ketiga saudara lakinya

setelah selesai berkemas emeli dan kedua putrinya berjalan keluar rumah dengan langkah pelan karena kaki el baru saja sembuh

"kalian semua sudah siap" tanya vania ketika melihat anak dan ibu itu keluar rumah membawa koper

"hum bagaimana denganmu" tanya balik emeli

"aku juga sudah siap barangku tidak banyak jadi cepat berkemasnya" seloroh vania

Jimmy yang bertugas menjaga emeli dan kedua putrinya matanya langsung terbelalak ketika melihat nyonya nya hendak pergi melihat beberapa koper di dekatnya

"bos lihat nyonya mau kemana bisa tamat riwayat kita kalau sampai nyonya kenapa kenapa bos" ucap seorang anak buah jimmy yang ikutan panik

"lebih baik kita tanya saja aku tidak mau ambil resiko sampai terjadi sesuatu pada nyonya dan nona muda" sahut jimmy

"baik bos ayo kita tanya sekarang dari pada kita mati penasaran di sini" ajak anak buah yang lain

Akhirnya jimmy dan kelima anak buahnya mendekat ke arah emeli

"hallo paman paman tampan kenapa kalian kesini" tanya el dengan nada genitnya

"el jangan genit" ketus clau karena dia selalu sebal adiknya ini jika melihat pria tampan langsung kecentilan

Jimmy dan anak buahnya gemas sendiri melihat nona mudanya yang bertubuh bulat itu

"nyonya anda mau kemana kenapa membawa banyak koper" tanya jimmy dengan sopan

"oh iya jimmy bisa antarkan kami ke bandara kami semua mau pergi ke new york" sahut emeli

Jimmy langsung bengong apakah tidak salah apa yang dia dengar dari mulut nyonya nya barusan

"baik nyonya apa anda sudah memesan tiket pesawat juga" jimmy bertanya lagi

Emeli pun menggelengkan kepalanya karena memang dia belum membeli tiketnya

"bisa nyonya tunggu sebentar di sini saya akan menelpon tian josh untuk mengatur penerbangan menggunakan jet pribadi milik tuan edric supaya nyonya dan nona muda lebih aman" ucap jimmy lagi

"terserah kamu saja jimmy" sahut emeli karena dia pun tidak ingin pusing karena dia tahu percuma saja jika jimmy memberitahu edric maka pasti dia akan tetap naik pesawat pribadinya

"mari nyonya kita ke bandara sekarang tuan josh sudah mengaturnya" ucap jimmy sambil mempersilahkan emeli dan anaknya masuk ke dalam mobil yang sudah di siapkan

Anak buah jimmy bergegas menaikkan barang bawaan nyonya nya ke dalam mobil untuk menuju bandara

Sementara di new york josh langsung lari terbirit birit setelah mendapat telpon dari jimmy dan saking hebohnya dia sampai lupa mengetuk pintu dan membuka pintu ruangan edric dengan keras membuat edric dan ketiga anaknya terlonjak kaget

"josh kau mau mati ya" ketus edric setelah bisa menguasai diri

"hehehe maaf bos buru buru" sahut josh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"ada apa" tanya edric langsung

"baru saja jimmy menelpon bos dia bilang nona emeli dan juga kedua putri anda akan terbang kesini tadi jimmy juga memintaku untuk mengurus penerbangannya dengan jet pribadi anda" jelas josh

"uncle apa benar mommy mau kesini" tanya devan dengan mata berbinar

"iya boy nanti jam 3 sore mereka tiba di bandara" sahut josh

horeeeeee teriak ketiga anak edric sambil melompat lompat di atas sofa edric pun tersenyum senang karena jika emeli ada di sini akan semakin banyak waktu untuk mendekatinya

"bos sebaiknya anda membantu nona emeli untuk berhubungan baik dengan ayahnya kembali itu salah satu cara juga anda mengambil hati nona dengan pelan pelan" bisik josh pada edric

"kamu benar josh lagi pula jika emeli tinggal dengan ayahnya lagi itu lebih baik dari pada dia tinggal di luaran sendiri" edric pun setuju dengan ide josh

"sekarang aku akan mencari tahu di mana ayah emeli tinggal karena dia sudah menjual rumahnya yang lama setelah itu kita bisa mempertemukan nona dengan tuan robert" josh pun bersemangat untuk membantu tuannya mendapatkan ibu dari anak anaknya karena bagi josh dari pada menikah dengan orang orang yang tidak jelas yang selama ini mengincarnya

"daddy nanti kita jemput mommy ya" tanya devan dengan antusias

"tentu boy sekarang kalian lanjut lagi belajarnya dan daddy akan lanjut kerja supaya jemput mommy dan adik adik" sahut edric

Ketiga anaknya menganggukkan kepalanya patuh tanpa bantahan sedikitpun

"wah mommy lihat pesawatnya bagus sekali" celoteh el dengan riang

"pasti harganya mahal ya mom" timpal claudia

Emeli dan vania hanya tersenyum karena mereka sudah hapal dengan watak kedua princes yang selalu banyak bicara itu

"duduk dengan tenang di sini ya pesawatnya mau terbang sekarang" ucap emeli lembut

"kenapa sudah mau terbang mommy kan el belum makan camilan" sahut el bingung

"tunggu sebentar ya sayang setelah pesawatnya terbang di atas nanti el boleh makan dan minum mengerti hem" jelas emeli lagi

"baik mom" kedua princes nya mengangguk patuh

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya pesawat sudah terbang dengan dalam kondisi stabil membuat emeli langsung melepas sabuk pengaman pada kedua putrinya

"mommy lihat bibi vania takut naik pesawat" celoteh el karena melihat vania sedikit pucat

emeli menoleh ke arah kirinya dan dia melihat vania memang agak pucat

"kamu tidak apa apa van" tanya emeli khawatir

"tidak apa apa emeli aki hanya tegang saja karena ini pengalaman pertamaku kamu kan tahu sendiri bagaimana kehidupanku dulu" sahut vania sambil tersenyum tipis

"bibi kami juga baru pertama kali naik pesawat tapi kita tidak takut" ucap claudia sambil mengepalkan tangannya ke atas

"yah bibi kalah sama kedua anak imut ini" keluh vania pura pura sedih membuat el dan clau terkikik geli

"maaf nyonya mengganggu apa ada yang anda inginkan kami akan melayani anda" ucap seorang pramugari dengan senyum ramahnya

"tolong berikan camilan dan susu untuk kedua putriku dan teh hangat untuk kami berdua" sahut emeli ramah

"baik nyonya akan kami siapkan" jawab pramugari tersebut

"terima kasih sudah melayani kami dan maaf sudah merepotkan mu" ujar emeli lagi

"sudah menjadi tugas kami nyonya" sahut pramugari lagi sambil menunduk hormat

Pramugari itu segera berlalu dari hadapan emeli untuk membuatkan pesanan apa yang mereka inginkan pramugari itu akan berusaha sebaik mungkin untuk melayani mereka karena dia tidak ingin karir nya hancur jika sampai dia salah dalam bekerja