Juna Suami Pengganti

Juna dan Angela duduk di hadapan pak Hari yaitu papa Angela. sejak tadi wajah pak Hari sudah terlihat sinis dan tidak suka dengan Juna.

"Anak muda, apa yang bisa kau berikan untuk putriku? pekerjaan kau tidak ada kau bahkan masih kuliah" kata pak Hari was-was.

Sebagai orang tua apa lagi seorang ayah wajar jika Pak Hari cemas dengan masa depan putrinya.

"Lihat Angela, dia cantik, mapan, mandiri dan punya jabatan di perusahaan sementara kau hanya mantan sopir"

Juna menelan semua perkataan ayah mertuanya. Angela juga hanya bisa diam tanpa bisa membela Juna. yang di katakan papanya memasang benar.

"Beri saya satu kesempatan pak, saya akan memberikan yang terbaik untuk Angela. saya sangat mencintai Angela"

"Cinta tidak bisa diandalkan dalam kehidupan berumah tangga! kau juga butuh materi untuk mencukupi semua"

"Pokoknya papa tidak setuju Angela! cepat akhiri pernikahan kontrak itu! papa sudah punya calon suami yang layak untuk mu!"

Juna berdiri dari duduknya mendekat ke arah pak Hari. ia memohon agar jangan menjodohkan Angela dengan pria lain. tapi mertuanya itu bergeming, papa Angela tetap kekeh pada pendiriannya jika ia tidak merestui pernikahan kontrak itu di teruskan.

***

Malamnya di kediaman keluarga Angela ada pesta ulang tahun pak Hari. semua kolega perusahaan ia undang. Angela malam itu datang bersama Juna.

"Angela kemarilah" kata papa.

Terlihat pak Hari tidak menganggap keberadaan Juna diantara para tamu dan keluarga yang hadir. pak Hari sibuk mendekatkan Angela dengan seorang pria. pria itu adalah Bram sahabat masa kecil Angela.

berbeda dengan Juna yang masih muda, Bram terlihat sudah dewasa dan mapan. ia pemimpin perusahaan dan menurut pak Hari ia layak menjadi menantunya.

Malam itu Juna sungguh di permalukan di hadapan umum karena perbuatan mertuanya.

Juna tidak tahan lagi melihat Angela mengobrol dengan Bram. ia berjalan mendekati Angela lalu menarik perlahan lengan Angela menyingkir sejenak dari Bram.

"Aku tidak suka melihat mu bicara dengannya!" kata Juna kesal. ia terbakar cemburu melihat Angela berbicara dengan Bram.

"Juna! tenanglah aku tidak tertarik dengan Bram. Aku hanya mengobrol dengannya agar papa tidak terus menghina mu di depan teman-temannya"

Angela menatap wajah tampan Juna yang memerah karena menahan amarah. belum selesai bicara pak Hari kembali memanggil Angela untuk bergabung makan malam private bersama keluarga Bram di ruang tengah rumah itu, tentunya tanpa Juna.

Juna yang kesal akhirnya menyambar sebotol Vodka yang di bawa seorang pelayan. ia dengan tidak sabar meminum minuman itu hingga habis setengah. Juna sedikit terhuyung berjalan pergi meninggalkan rumah mertuanya yang masih terlihat ramai dengan tamu undangan.

Juna melepas dasi yang di kenakan nya dan melemparnya ke jalanan. ia berjalan serampangan karena sedikit mabuk. Juna akhirnya duduk di taman kota sendirian, ia masih menyimpan amarahnya pada keluarga Angela.

"Mas Juna Danubrata"

Segerombolan pria berpakaian jas serba hitam berdiri di hadapan Juna. mereka prihatin menatap Juna. seolah para gerombolan pria itu sudah lama mengenal Juna. salah satu dari pria itu bahkan menyebut Juna dengan embel-embel mas.

Juna mengerjakan matanya menatap pria yang memanggilnya tadi. seringai terlihat di bibir Juna.

"Mau apa?!" tanya Juna kesal.

"Kakek meminta mas pulang"

"Pulang? pulang kemana?! aku tidak punya rumah! pergi sana!!"

Pria berjas hitam itu hanya menggeleng kepala.

"Mas Juna harus pulang, kakek ingin bicara sesuatu yang penting"

"Aku tidak peduli! bilang pada orang tua itu jika aku bukan cucunya!"

Juna berdiri dari duduknya ia kembali terhuyung berjalan menuju rumah Angela. sementara segerombolan pria tadi mengawasi Juna dari kejauhan.