Gisella Arumi tidak pernah menyangka akan menjadi istri kedua Leonard Alfaro kakak iparnya sendiri setelah ia menyebabkan Maya saudaranya koma karena kecelakaan mobil. Gisella yang mengendarai mobil di hari naas itu terlibat kecelakaan beruntun di jalan tol.
"Kau harus bertanggung jawab atas kelalaian mu, Ella. Kamu menyebabkan kakak mu koma seperti sekarang. Kau harus menikah dengan Leonard. Mama tidak mau Leo sampai menikahi perempuan lain untuk merawat Noah", tegas Meyda mamanya berapi-api sambil menunjuk wajah Gisella.
Bak tersambar petir di siang bolong, Gisella menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau. Aku akan bertanggung jawab mengurus keponakan ku tanpa harus menikah dengan Leonard. Bahkan aku tidak mengenalnya–"
Plakk!
Tamparan keras Rudi sang ayah mbuat Ella terkejut. Gadis itu mengusap wajahnya yang terasa perih. Matanya pun memerah.
"Kenapa papa menampar ku?"
"Karena kau anak tidak tahu di untung. Kau pembangkang tidak seperti Maya. Kau sudah menyebabkan kakak mu koma!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIDAK AKAN MELEPASKAN GISELLA
"Aku membutuhkan mu sekarang, Ella", ucap Leonard pelan sambil mendorong tubuh Ella ke atas tempat tidurnya.
Leonard membuka satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan dengan gerakan lambat, sementara perbuatan Leo itu sangat menyiksa Ella.
Tubuh maskulin laki-laki itu terpampang nyata di hadapan Ella kini tanpa sehelai benang pun melekat ditubuh seksi itu.
Tindakan Leo mampu membuat kepala Ella berdenyut. Gadis itu mencoba mengalihkan perhatiannya namun kedua netra nya tidak bisa di ajak bekerjasama. Ella terus menatap Leonard dengan tatapan berkabut gairah.
Terlebih Leo kini sudah polos dan melanjutkan pekerjaan lainnya, melepaskan satu persatu pakaian Ella dan melemparkannya ke sembarang arah.
Begitu juga underwear yang menutupi bagian atas dan bawah Ella, di buka Leonard. Dan melemparkan nya sembarangan, kemudian mengecupi seluruh tubuh gadis itu.
Tindakan Leo membuat tubuh Ella meremang. Sekelompok kupu-kupu berterbangan di perutnya.
"K-ak, aku Gisella bukan k–"
"Ahh...
Ella tidak bisa melanjutkan ucapannya karena Leonard meremas dan memilin puncak dada Ella yang berwarna merah muda itu. Seperti mendapatkan mainan baru Leonard membenamkan wajahnya di antara gunung kembar Ella.
Leonard tak dapat mengalihkan perhatiannya dari tubuh indah Gisella. Begitu sempurna. Tidak ada satupun tanda cacat di tubuh mulus Gisella. Leonard harus mengakui Ella sangat cantik.
Sementara kini Ella pasrah di bawah tindihan tubuh laki-laki itu.
Leonard membingkai wajah polos Ella.
"Aku tahu kamu Gisella. Aku sadar kau adik istri ku Maya. Aku tidak lupa kau juga istri ku, Ella. Tidak ada yang salah", ucap Leonard dengan suara serak menatap penuh perasaan manik Ella.
Ella merasakan tatapan lembut Leo padanya untuk yang pertama kali. Seperti seorang pria yang sangat mendambakan pasangannya. Tapi mungkin itu hanya perasaan Ella saja. Rasanya tidak mungkin Leo mendambakan nya seperti ia mendambakan kakaknya Maya yang selalu tampil menawan dan pandai berdandan.
Ella membalas tatapan Leo, sambil mengusap dada bidang Leonard.
"T-api kakak bilang tidak akan pernah menyukai ku. Kakak bilang a-ku hanya bertanggungjawab pada Noah".
"Aku tarik ucapan itu. Semua bisa berubah Ella", ucap Leonard sambil mengusap lembut bibir Ella yang terbuka. Kembali menikmati nya. Melumattnya hingga dalam. Lidah Leonard membelit lidah Ella.
Kemudian kembali menyusuri tubuh seksi Gisella hingga ke bawah. Mendapatkan sentuhan seperti itu membuat tubuh Ella menggeliat dan menggelinjang. "Ah kak... A-ku mohon j-angan...Ough".
Ella benar-benar di buat melenguh panjang, ketika Leonard membenamkan wajahnya di antara dua paha Gisella. Leonard tidak mau lewatkan satu inci pun bagian tubuh Ella yang begitu sempurna itu.
Nafas Ella semakin berpacu cepat ketika merasakan benda asing hendak menerobos masuk ke pusat tubuhnya.
"Ah... S-akit".
Kedua tangan Ella mencengkram ujung bantal dan seprai.
Leonard kembali menghentakkan miliknya pada inti Gisella. Lagi-lagi gagal. "Mengapa begitu sulit", ucapnya dengan suara berat.
Leonard melototkan kedua matanya, saat melihat wajah Ella benar-benar menahan rasa kesakitan.
"Are you a virgin, Ella?"
Ella mengigit bibir bawahnya. Menatap Leonard. Ella menganggukkan kepalanya pelan.
"Oh my god Gisella, kenapa kamu tidak bilang. Di usia mu 22 tahun? Dan menetap di luar negeri, kamu bisa menjaganya?".
Leonard kembali menyatukan bibirnya pada bibir Ella, kembali menyentuh area sensitif gadis itu. Leonard tidak bisa menghentikan nya. Ia benar-benar menginginkan Gisella. Bahkan semakin menginginkannya lagi.
Kali ini hentakan kuat Leonard mampu mengoyak dinding penghalang di inti Gisella.
Ella menjerit keras. Leonard dapat lihat kristal bening di sudut mata gadis itu. Hasrat menggelora dalam diri Leonard sudah sangat menguasainya.
Perlahan menggerakkan pinggulnya, semakin lama semakin kuat. Menghentak hingga dalam.
Rasa sakit yang Ella rasa perlahan menghilang berganti kenikmatan tiada tara yang di rasakannya untuk pertama kali dalam hidupnya.
Jari-jari Ella memeluk punggung Leonard, bahkan meninggalkan jejak luka goresan di punggung laki-laki itu.
Keduanya terlena dengan kehangatan intim yang mereka letupkan.
Semakin lama Leo menggerakkan pinggulnya semakin cepat, hingga keduanya sama-sama menjerit.
Leonard mengeram panjang sambil menengadahkan kepalanya dan memejamkan kedua matanya.
Sementara Ella melenguh sambil mengigit bibir bawahnya, ketika merasakan lahar panas memenuhi intinya.
Tubuh Ella langsung terkulai, nafasnya tersengal-sengal.
Begitu juga Leonard. Laki-laki itu mengusap wajahnya. "Gisella benar-benar mempengaruhi pikiran ku", ucap Leonard menarik tubuh Ella ke dalam pelukannya.
Leo mengangkat wajah Ella agar menatapnya. Leo kembali melumatt bibir Ella yang sudah sangat candu baginya. "Terima kasih, kau memberikan nya untuk ku Ella", ucapnya terdengar begitu lembut di telinga Ella yang masih kelelahan sehabis bercinta untuk yang pertama kalinya.
Ella menyandarkan wajahnya pada dada bidang Leonard.
Mahkota yang ia jaga selama ini benar-benar ia berikan pada suaminya. Seperti keinginan nya selama ini. Ella mewujudkan keinginannya selama ini. Walaupun belum ada kata cinta yang terucap dari mulut Leonard untuknya malam ini. Namun Ella tidak menyesali kehilangan mahkotanya.
"Tidur lah kalau kau lelah", ucap Leonard mengusap punggung mulus Ella. Kemudian mengecup pucuk kepala istrinya itu.
Ella menganggukkan kepalanya.
"Aku tidak akan melepaskan mu sampai kapan pun, Ella. Tidak akan", batin Leonard.
"Bahkan Maya tidak bisa menjaga mahkotanya. Saat malam pertama kami ia baru mengakuinya pada ku. Tepatnya setelah pernikahan kami. Aku sangat kecewa saat itu. Namun saudara mu membuatku bahagia ketika dirinya di nyatakan hamil di usia pernikahan kami satu bulan lebih".
"Kau sangat berharga Gisella. Bahkan kamu memegang teguh prinsip hidup mu ketika menetap di luar negeri yang menganut kebebasan. Aku janji tidak akan menyakiti mu Gisella Arumi. Tidak akan", batin Leonard mengecup kembali pucuk kepala Ella dan kian mengeratkan pelukannya.
...***...
To be continue