Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania memiliki seorang ayah dan 2 kakak laki-laki,mereka sangat membenci rania.
Rania pun harus rela terusir dari rumahnya, hanya karena sang ayah yang tidak bisa menerima dirinya atas kematian bu Indah istrinya. Tapi, dibalik terusir nya Rania, takdir membawa dirinya menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rika sukmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Om, emang beneran penculiknya itu Ilham?" tanya Susi setelah sampai di rumah Rania.
"Iya Sus, om benar-benar gak nyangka dia sejahat itu. Padahal waktu pertama bertemu, keliatan baik dan sopan." ucap pak Rizky.
"Awalnya saya juga gitu om, tapi ternyata dibalik baik dan sopannya itu tersembunyi sifat yang jahat." ucap Susi.
"Alhamdulillah nya, Rania belum sempat menikah dengan dia. Kalau kamu tidak kasih tahu om, mungkin sekarang Rania sudah bersama dengan penjahat itu!" ucap pak Rizky.
Setelah berbincang-bincang cukup lama, Susi berpamitan pulang.
Sedangkan Rania, dia sedang beristirahat ditemani sang bunda. Bu Delina merasa lega, Rania kembali dengan selamat.
"Terima kasih Ya Rabb, Engkau kembalikan Rania kepada kami dengan selamat. Berikanlah dia kebahagiaan, dan jauhkanlah dia dari segala marabahaya. Aamiin." batin bu Delina sambil mengusap kepala Rania yang tertidur.
Seminggu berlalu, keadaan Rania sudah pulih. Dia kembali beraktivitas seperti sebelumnya.
Hari ini, dia kembali memeriksa tokonya setelah lama dia tinggal.
"Ayah, Bunda. Rania siang nanti mau ke toko, sudah lama aku tidak kesana." ucap Rania saat sarapan pagi.
"Boleh, tapi kamu harus janji, Kamu jaga diri baik-baik. dan jangan lupa, pulang sebelum malam." ucap bu Delina.
"Iya bunda, rania janji." ucap Rania dengan senyuman.
"Oh iya, Ran. Ayah mau kenalin kamu sama seseorang."
"Siapa yah?" tanya Rania penasaran.
"Nanti saja setelah selesai sarapan, ayah kenalin kamu sama dia. Dia sudah menunggu di luar." ucap pak Rizky.
Rania yang penasaran hanya bisa mengangguk, segera dia menyelesaikan sarapannya. Setelah siap-siap dia berpamitan pergi ke toko.
Pak Rizky mengikuto Rania sampai depan rumah, disana sudah ada seorang lelaki dengan penampilan gagah dan tinggi.
"Ran, kenalin ini namanya Rudy. Mulai sekarang, ayah ingin kamu ditemani rudy kemanapun kamu pergi." ucap pak Rizky.
"Tapi.... yah, Rania bisa sendiri. Kenapa harus pakai bodyguard segala!" tolak Rania yang merasa ayahnya berlebihan.
"Ayah tidak mau kamu celaka lagi, makanya ayah mencarikan bodyguard sekaligus sopir buat kamu." tegas pak Rizky.
"Sudah lah sayang, ayah kamu benar. Ini semua demi keselamatan kamu, Kami tidak ingin kejadian seperti kemarin lagi." bujuk bu Delina.
Dengan terpaksa, Rania menyetujuinya. Dia tidak ingin membuat keluarga nya khawatir apalagi sampai kecewa.
"Maaf non, ini kita pergi kemana?" tanya rudy yang memang tidak tahu arahnya.
"Kita pergi ke toko, nanti saya arahin jalannya." ucap Rania.
Rudy memang sudah pernah bekerja menjadi bodyguard, meskipun usianya terbilang masih muda. Rudy memiliki wajah yang tampan dengan kulit sawo matang, perawakan nya tinggi dan yang pasti berotot kekar.
"Hemm.... kalau dilihat-lihat, Rudy ini tampan juga jika sedang serius." batin Rania yang sedari tadi memperhatikan Rudy.
"Ehh, apaan sih. Kenapa juga aku mikirin dia!" sargah Rania sembari tertawa lirih.
Sekitar tigapuluh menit, Rania tiba di tokonya, dia disambut karyawan dan sahabatnya.
"Selamat siang, Bu Rania." ucapnya Kompak.
"Siang juga, Bagaimana kabar kalian?" tanya Rania.
"Alhamdulillah, kami baik Bu." jawabnya.
"Yasudah, kalian lanjut lagi bekerja, Susi kamu ikut saya ke ruangan kerja." ucap Rania sembari melangkah pergi.
"Kamu apa kabar Ran, maaf ya aku belum sempat jenguk kamu lagi. Tahu sendiri kan, aku repot banget disini semenjak kamu sakit." ucap Susi.
"Alhamdulillah baik Sus, iya gak papa kok. Makasih juga udah jagain toko ini sampai enggak terbengkalai. Sekarang gimana kondisi toko, aman gak?" tanya Rania.
"Semua aman kok Ran, malahan beberapa hari kemarin ramai banget, terus ada lagi yang pesan banyak buat acara pesta." Susi dengan antusias menceritakan toko yang semakin ramai. Rania merasa bersyukur karena usaha nya maju.